backup og meta

8 Kebiasaan Buruk Saat Menstruasi yang Sebaiknya Ditinggalkan

8 Kebiasaan Buruk Saat Menstruasi yang Sebaiknya Ditinggalkan

Banyak wanita melakukan kebiasaan buruk saat menstruasi, misalnya tidak menjaga kebersihan area kewanitaan. Padahal, menjaga kebersihan saat menstruasi sangat penting agar terhindar dari risiko infeksi. Untuk itu, yuk hindari kebiasaan-kebiasaan buruk berikut saat mens!

Kebiasaan buruk yang paling sering dilakukan saat menstruasi

Berikut ini beberapa kebiasaan buruk yang umumnya dilakukan saat sedang menstruasi.

1. Jarang ganti pembalut

Ini merupakan kesalahan yang paling sering dilakukan wanita. Asumsinya, jika belum “penuh” maka tidak akan mengganti pembalut. Hal ini membuat banyak wanita menggunakan pembalut seharian penuh saat beraktivitas. 

Sebaiknya, Anda segera meninggalkan kebiasaan buruk yang satu ini. Pasalnya, terlalu lama memakai pembalut saat menstruasi berarti membiarkan bakteri tumbuh dan berkembang lebih banyak di area organ intim.

Melansir Women’s Health, dalam kasus tertentu, bakteri dalam pembalut wanita dapat menyebabkan TSS (Toxic Shock Syndrome) yaitu infeksi yang dapat membahayakan nyawa.

Pada tahun 1980, 63 wanita di Amerika Serikat meninggal dunia akibat TSS. Meskipun kejadian ini terbilang langka, tetapi sebaiknya Anda tetap waspada.

Tidak hanya itu, jarang ganti pembalut juga akan menimbulkan bau pada daerah kewanitaan Anda. Oleh sebab itu, selama menstruasi, paling tidak Anda mengganti pembalut setiap 2 – 3 jam sekali.

2. Salah membersihkan vagina

Selain jarang ganti pembalut, kesalahan buruk saat menstruasi yang paling sering dilakukan lainnya saat menstruasi adalah kesalahan saat membersihkan vagina. 

Menjaga kebersihan vagina selama menstruasi memang penting, tetapi sebaiknya dilakukan dengan cara yang benar.

Bersihkanlah vagina dari arah depan ke belakang, yaitu dari vagina ke anus. Jika Anda membersihkan dengan arah sebaliknya, akan memungkinkan bakteri dari anus berpindah ke dalam vagina dan uretra sehingga bisa menyebabkan infeksi.

3. Memberikan wewangian pada vagina

Kebiasaan buruk saat menstruasi selanjutnya adalah menggunakan produk berpewangi pada vagina. Mungkin tujuannya untuk menghilangkan bau yang tidak sedap, padahal tindakan ini justru berisiko buruk pada area kewanitaan.

Bahan pewangi pada produk tertentu bisa jadi tidak cocok untuk kulit vagina Anda. Sehingga berisiko menimbulkan alergi dan iritasi.

Selain itu, pastikan Anda tidak memberikan parfum atau cologne ke vagina maupun celana dalam. Hal ini karena kebanyakan parfum mengandung alkohol atau etanol yang dapat membuat kulit vagina menjadi kering dan iritasi.

4. Membersihkan vagina menggunakan sembarang sabun

Kebiasaan buruk saat menstruasi lainnya yang seringkali diabaikan adalah membersihkan vagina dengan sabun yang dipakai untuk badan.

Perlu Anda ketahui bahwa kondisi kulit tubuh berbeda dengan kondisi kulit vagina. Oleh karena itu, sabun yang digunakan untuk badan tentu saja tidak tepat jika dipakaikan untuk organ intim Anda.

Menggunakan sembarang sabun dapat mematikan flora alami yang dibutuhkan oleh vagina. Untuk membersihkan area kewanitaan, gunakanlah sabun yang diformulasikan khusus dengan kadar pH (tingkat keasaman) yang tepat.  

Anda juga bisa menggunakan pembersih yang mengandung povidone iodine yaitu zat antiseptik yang aman untuk vagina.

5. Tidak mencuci tangan dengan sabun

Sebagian wanita mungkin tidak mencuci tangan dengan baik setelah mengganti pembalut atau membersihkan vagina. Padahal, tangan berisiko terkena bakteri dari bekas darah haid. 

Sebaiknya Anda tidak mengulangi kebiasaan buruk ini saat menstruasi. Tetaplah mencuci tangan menggunakan sabun antiseptik dengan benar meskipun tangan terlihat bersih.

Selain untuk menghilangkan bau darah, sabun antiseptik juga dapat menyingkirkan bakteri dan kuman yang mungkin tersisa setelah mengganti pembalut.

6. Berhubungan seks tanpa kondom saat menstruasi 

Seks saat menstruasi memang diperbolehkan. Namun, penting untuk tetap melakukan seks yang aman. Tujuannya agar Anda dan pasangan terhindar dari infeksi penyakit kelamin.

Virus penyakit mungkin ada dalam darah menstruasi. Penggunaan kondom saat menstruasi selain berfungsi untuk mencegah kehamilan, juga untuk mencegah penyakit menular seksual atau radang panggul akibat perkembangan bakteri.

Selain itu, Anda juga mungkin lebih rentan terhadap beberapa infeksi saat menstruasi, seperti infeksi serviks dan uterus bagian atas. Hal ini karena pada kondisi haid, leher rahim lebih terbuka.

Oleh karena itu, jika memungkinkan, lebih baik menunda berhubungan seks saat menstruasi agar terhindar dari berbagai risiko penyakit.

7. Menuruti emosi yang naik turun

Selama menstruasi, Anda akan mengalami penurunan hormon estrogen dan progesteron. Penurunan hormon ini yang akan menyebabkan emosi Anda tidak stabil. 

Akibatnya, Anda mengalami perubahan mood yang tiba-tiba, seperti mendadak senang lalu mendadak kesal dalam waktu yang berdekatan. 

Kondisi ini selain membuat Anda tidak nyaman, orang di sekitar Anda pun mungkin akan merasa terganggu.

Banyak orang yang membiarkan kondisi emosinya tidak stabil dan tidak melakukan upaya apa-apa untuk menghentikannya. Padahal hal tersebut justru membuat perasaan Anda makin tidak karuan. 

Cobalah lakukan upaya untuk menenangkan diri seperti melakukan relaksasi dan kegiatan-kegiatan yang menenangkan. Contohnya, meditasi, menarik napas dalam, yoga dan mendengarkan musik.

Jangan menuruti kebiasaan buruk yang satu ini hanya karena Anda sedang menstruasi.

8. Malas bergerak

Banyak wanita yang mengalami kram perut dan nyeri haid yang cukup mengganggu saat sedang menstruasi ataupun PMS. Hal inilah yang membuat wanita kurang beraktivitas dan malas bergerak.

Padahal, malas bergerak justru akan semakin memperparah kondisi nyeri haid yang Anda alami. Dr Stacy Sims mengungkapkan bahwa melakukan aktivitas fisik ringan seperti jalan kaki, senam dan yoga dapat membantu mengatasi kram perut saat haid.

Jika Anda merasa lemas, sebaiknya jangan menjadi alasan untuk tidak bergerak sama sekali. Perbanyak minum air putih untuk mengganti cairan tubuh yang terbuang dan cobalah melakukan gerakan-gerakan senam untuk mengatasi dismenore. Mulai sekarang, hindari berbagai kebiasaan buruk saat menstruasi agar tubuh serta organ kewanitaan tetap terjaga kesehatannya.

[embed-health-tool-ovulation]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Menstrual cycle tool. (2018). Retrieved 1 April 2021, from https://www.womenshealth.gov/menstrual-cycle/your-menstrual-cycle

Toxic Shock Syndrome (for Teens) – Nemours KidsHealth. (2019). Retrieved 1 April 2021, from https://kidshealth.org/en/teens/tss.html

Matsuda, Y., Kato, H., Ono, E., Kikuchi, K., Muraoka, M., & Takagi, K. et al. (2008). Diagnosis of toxic shock syndrome by two different systems; clinical criteria and monitoring of TSST-1-reactive T cells. Microbiology And Immunology, 52(11), 513-521. doi: 10.1111/j.1348-0421.2008.00071.x

Toffoletto, S., Lanzenberger, R., Gingnell, M., Sundström-Poromaa, I., & Comasco, E. (2014). Emotional and cognitive functional imaging of estrogen and progesterone effects in the female human brain: A systematic review. Psychoneuroendocrinology, 50, 28-52. doi: 10.1016/j.psyneuen.2014.07.025

Nonfoux, L., Chiaruzzi, M., Badiou, C., Baude, J., Tristan, A., & Thioulouse, J. et al. (2018). Impact of Currently Marketed Tampons and Menstrual Cups onStaphylococcus aureusGrowth and Toxic Shock Syndrome Toxin 1 ProductionIn Vitro. Applied And Environmental Microbiology, 84(12), e00351-18. doi: 10.1128/aem.00351-18

Mohebbi Dehnavi, Z., Jafarnejad, F., & Sadeghi Goghary, S. (2018). The effect of 8 weeks aerobic exercise on severity of physical symptoms of premenstrual syndrome: a clinical trial study. BMC Women’s Health, 18(1). doi: 10.1186/s12905-018-0565-5

About Dr Stacy Sims. Retrieved 1 April 2021, from https://www.drstacysims.com/about-stacy

Versi Terbaru

06/01/2022

Ditulis oleh Indah Fitrah Yani

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita

Diperbarui oleh: Ajeng Pratiwi


Artikel Terkait

Penting Dilakukan, Ini 10 Cara Menjaga Kebersihan Saat Menstruasi

Mana Lebih Baik: Pembalut, Tampon, atau Menstrual Cup?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Damar Upahita

General Practitioner · None


Ditulis oleh Indah Fitrah Yani · Tanggal diperbarui 06/01/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan