backup og meta

Poliuria

Poliuria

Apakah Anda sering bolak-balik ke kamar mandi untuk buang air kecil? Jika iya, Anda mungkin mengalami poliuria. Ketahui lebih lanjut seputar poliuria mulai dari gejala, penyebab, hingga cara mengatasinya berikut ini.

Apa itu poliuria?

Poliuria adalah kondisi ketika tubuh menghasilkan urine (air kencing) secara berlebihan dan membuat Anda lebih sering buang air kecil.

Pada dasarnya, produksi urine setiap orang berbeda-beda. Meski begitu, tubuh orang dewasa rata-rata dapat menghasilkan urine normal sebanyak 0,8 – 2 liter dalam sehari, dengan perkiraan asupan cairan sebanyak 2 liter. 

Volume urine bisa dikatakan berlebihan bila sudah melewati 2,5 liter dalam sehari. Pada penderita poliuria, produksi urine bahkan dapat mencapai 15 liter dalam kurun waktu 24 jam.

Penyakit kandung kemih ini dapat terjadi karena berbagai hal, mulai dari konsumsi air berlebihan hingga kondisi medis tertentu.  

Jika tidak segera diatasi, keluarnya urine dalam jumlah besar dapat mengakibatkan hiponatremia (rendahnya kadar natrium dalam darah), koma, hingga kematian.

Tanda-tanda dan gejala poliuria

merinding saat buang air kecil

Gejala poliuria yang utama tentu saja keinginan untuk terus buang air kecil. Orang dewasa yang sehat buang air kecil normal sebanyak 6 – 7 kali dalam sehari.

Buang air kecil hingga 10 kali dalam 24 jam pun masih tergolong wajar asalkan tidak ada keluhan dan urine tampak normal.

Penderita poliuria dapat buang air kecil hingga belasan kali dalam satu hari bahkan sering kali terbangun karena ingin buang air kecil di malam hari (nokturia).

Jika poliuria disebabkan oleh penyakit tertentu seperti diabetes atau gagal ginjal, Anda kemungkinan juga akan mengalami gejalanya.

Gejala poliuria pada penderita diabetes biasanya disertai dengan polidipsia (sering haus) dan polifagia (rasa lapar berlebih).

Kapan perlu ke dokter?

Ada banyak sekali faktor yang dapat memancing rasa ingin buang air kecil, mulai dari makanan, minuman, hingga kecemasan.

Apabila pemicunya bukanlah penyakit, Anda tidak perlu cemas karena kondisi ini hanya berlangsung sementara.

Akan tetapi, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan dokter apabila mengalami kondisi berikut.

  • Sering ingin buang air kecil walaupun tidak minum banyak air, alkohol, atau minuman berkafein.
  • Rasa ingin buang air kecil mengganggu tidur atau kegiatan sehari-hari.
  • Ada tanda-tanda penyakit infeksi saluran kemih seperti nyeri saat buang air kecil, susah buang air kecil, dan urine berdarah.

Sering buang air kecil juga dapat menandakan penyakit yang lebih serius, seperti infeksi ginjal (pielonefritis), gangguan sumsum tulang belakang, bahkan kanker. Segera kunjungi dokter bila mengalami gejala seperti:

  • poliuria secara mendadak pada anak-anak,
  • demam,
  • sakit punggung,
  • penurunan berat badan secara drastis.
  • berkeringat pada malam hari, dan
  • kaki atau tangan menjadi lemah.

Penyebab poliuria

Poliuria biasanya terjadi karena seseorang mengonsumsi cairan secara berlebihan. Semakin banyak cairan yang masuk ke tubuh Anda, semakin banyak pula produksi urine.

Beberapa jenis minuman juga bisa membuat Anda lebih sering kencing karena bersifat diuretik, seperti kopi, teh, serta alkohol. 

Minuman tersebut dapat meningkatkan kadar garam dan air dalam urine sehingga volume urine yang diproduksi pun ikut meningkat.

Poliuria akibat banyak minum bukanlah masalah besar karena dapat membaik dengan sendirinya. Di sisi lain, ada pula sejumlah penyakit yang jadi penyebab sering buang air kecil.

  • Diabetes tipe 1 dan 2. Kadar gula darah tinggi membuat ginjal tidak bisa menyaring kelebihan gula dalam darah. Akibatnya, glukosa dibuang melalui urine sehingga Anda sering kencing.
  • Diabetes insipidus. Penyakit diabetes insipidus membuat tubuh kesulitan mengontrol jumlah cairan. Dampaknya, Anda lebih sering haus dan selalu ingin buang air kecil.
  • Penyakit ginjal. Jika fungsi ginjal menurun, ginjal tidak dapat memproduksi urine seperti sebelumnya. Salah satu dampaknya adalah produksi urine berlebih.
  • Kehamilan. Kehamilan dapat memicu diabetes gestasional. Penyakit ini memiliki dampak yang sama seperti diabetes melitus terhadap produksi urine.
  • Penyakit hati. Hati berfungsi memecah zat buangan tubuh dan menyalurkannya ke ginjal untuk dibuang. Gangguan pada hati dapat memengaruhi fungsi ginjal.
  • Kecemasan. Kecemasan berlebih bisa mengganggu keseimbangan vasopresin, yakni zat yang mengontrol kadar air dalam ginjal. Akibatnya, Anda akan lebih sering buang air kecil.
  • Cushing’s syndrome. Sindrom Cushing adalah kondisi ketika hormon kortisol terlalu tinggi. Kortisol memengaruhi hormon yang berperan dalam pembentukan urine.
  • Hiperkalsemia. Terlalu banyak kalsium dalam darah dapat memengaruhi fungsi ginjal dan hormon yang berperan dalam produksi urine.

Obat atau minuman tertentu juga dapat memengaruhi pembentukan urine dan membuat Anda lebih sering buang air kecil. Berikut di antaranya.

  • Calcium channel blockers. Obat ini dapat melebarkan pembuluh darah sehingga ada lebih banyak darah yang mengalir menuju ginjal untuk disaring.
  • Lithium. Obat ini digunakan untuk mengatasi gangguan mood. Jika dikonsumsi secara rutin, lithium dapat memicu poliuria dan polidipsia.
  • Diuretik. Minuman diuretik berupa teh atau kopi, obat ini meningkatkan kadar garam dan air dalam urine.
  • Tetracycline. Antibiotik ini dapat memengaruhi hormon penting dalam produksi urine.
  • SSRI. Obat-obatan untuk depresi bisa menghambat kerja hormon yang diperlukan untuk mengontrol pembentukan urine.

Diagnosis poliuria

tes kesehatan sebelum menikah pria

Pada dasarnya, tidak ada metode khusus untuk mendiagnosis poliuria. Poliuria bukanlah penyakit, melainkan kondisi medis yang menjadi gejala dari penyakit tertentu.

Walau demikian, dokter tetap dapat mendiagnosis penyakit yang memicu poliuria begitu tanda-tandanya muncul.

Berikut ini berbagai pemeriksaan yang mungkin dilakukan dokter.

  • Pemeriksaan gejala. Caranya dengan mencari tahu berapa banyak urine yang Anda hasilkan dan apakah Anda sering mengalami haus.
  • Riwayat medis. Dokter perlu mengetahui apakah Anda pernah dioperasi atau mengalami cedera kepala, stroke, penyakit sistem perkemihan, dan sebagainya.
  • Pemeriksaan fisik. Dokter akan memeriksa apakah ada tanda-tanda diabetes, hiperkalsemia, kanker, maupun gangguan kesehatan lainnya.
  • Tes darah. Pemeriksaan darah bertujuan untuk melihat kondisi elektrolit, kalsium, dan natrium.
  • Tes glukosa darah. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui apakah Anda menderita diabetes.
  • Tes fungsi pituitari. Kelenjar pituitari memproduksi hormon ADH yang penting dalam produksi urine. Gangguan pada pituitari dapat memengaruhi urine.

Dokter biasanya juga melakukan tes urine yang disebut tes volume 24 jam. Anda akan diminta mengambil sampel air kencing dan membawanya kembali ke rumah sakit.

Setelah 24 jam, Anda akan diminta untuk mengulanginya sekali lagi. Anda tidak diperbolehkan mengonsumsi cairan apa pun selama 8 jam setelahnya.

Lalu, sampel urine Anda akan diperiksa sekali lagi. Pemeriksaan ginjal ini dapat mengukur kerusakan ginjal dan hormon yang berperan dalam produksi urine.

Pengobatan poliuria

Pengobatan poliuria tergantung pada penyebabnya. Apabila poliuria disebabkan oleh penyakit diabetes, pengobatan bertujuan mengontrol gula darah sehingga ginjal dapat berfungsi sebaik mungkin.

Jika poliuria disebabkan karena efek samping obat-obatan tertentu, Anda bisa mengatasinya dengan berhenti meminum obat tersebut dan mencari alternatifnya.

Hal serupa juga berlaku bila poliuria dipicu oleh kebiasaan konsumsi minuman yang bersifat diuretik.

Oleh sebab itu, ada baiknya untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter untuk menemukan penyebab yang mendasari kondisi ini. dan mencegah risiko komplikasi.

Perawatan rumah poliuria

Poliuria yang bukan disebabkan oleh penyakit bisa diatasi dengan beberapa perubahan gaya hidup di rumah.

Berikut beberapa cara mengatasi sering buang air kecil yang sekiranya dapat membantu Anda.

  • Membatasi konsumsi minuman berkafein dan alkohol.
  • Poliuria dapat memicu dehidrasi, minum setidaknya delapan gelas air setiap hari bisa membantu mencegah hal ini.
  • Mengingat seberapa sering Anda buang air kecil dan banyaknya air kencing yang keluar. 
  • Tidak minum banyak air sebelum tidur.
  • Memahami efek samping obat-obatan yang Anda minum.

Poliuria sebenarnya bukanlah penyakit, melainkan gejala dari penyakit yang memengaruhi produksi urine. Itu sebabnya penanganan terhadap poliuria perlu disesuaikan dengan penyebabnya.

Jika Anda merasa mengalami gejala ini, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Kesimpulan

  • Poliuria adalah gangguan sistem perkemihan yang ditandai dengan sering buang air kecil.
  • Poliuria dapat disebabkan terlalu sering minum, diabetes, gangguan pada ginjal, penyakit hati, atau sindrom Cushing.
  • Pengobatan poliuria dilakukan sesuai dengan penyebabnya. Jika disebabkan oleh diabetes, Anda mungkin perlu melakukan perubahan gaya hidup untuk mengontrol kadar gula darah.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Frequent urination Causes. (2023). Retrieved 03 December 2024, from https://www.mayoclinic.org/symptoms/frequent-urination/basics/causes/sym-20050712

Frequent urination. When to see a doctor. (2023). Retrieved 03 December 2024, from https://www.mayoclinic.org/symptoms/frequent-urination/basics/when-to-see-doctor/sym-20050712

Urination – excessive amount: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (2023). Retrieved 03 December 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/003146.htm

Polyuria – Frequent Urination. (2023). Retrieved 03 December 2024, from https://www.diabetes.co.uk/symptoms/polyuria.html#:~:text=Polyuria%20is%20usually%20the%20result,returning%20it%20to%20the%20bloodstream.

Urine 24-hour volume: MedlinePlus Medical Encyclopedia. (2023). Retrieved 03 December 2024, from https://medlineplus.gov/ency/article/003425.htm#:~:text=The%20normal%20range%20for%2024,about%202%20liters%20per%20day

Versi Terbaru

05/12/2024

Ditulis oleh Diah Ayu Lestari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Fidhia Kemala


Artikel Terkait

Jenis Inkontinensia Urine dan Masing-Masing Penyebabnya

Normalkah Kencing Bercabang Saat Buang Air Kecil?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Diah Ayu Lestari · Tanggal diperbarui 2 minggu lalu

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan