Ada banyak alat kontrasepsi yang tersedia dan terkenal manjur mencegah kehamilan, termasuk Pil KB, IUD, KB suntik, dan kondom. Jika Anda sudah menggunakan salah satu alat kontrasepsi tersebut lalu merasa tidak cocok, maka dapat mempertimbangkan untuk ganti alat kontrasepsi. Lalu, apa saja yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan sebelum memutuskan hal tersebut? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Hal-hal yang harus diperhatikan saat ingin ganti KB
Pada dasarnya, gonta-ganti KB bukan hal yang dilarang. Namun, jika Anda memang ingin menggantinya, tidak boleh asal melakukannya. Lebih baik Anda mendiskusikan terlebih dahulu dengan dokter kandungan Anda seputar keputusan ganti alat kontrasepsi ini.
Tanyakan kepada dokter Anda mengenai jenis alat kontrasepsi apa yang terbaik untuk Anda. Umumnya, dokter akan bertanya terlebih dahulu kepada Anda, apa alasan yang mendorong Anda untuk ganti alat kontrasepsi. Sebagai contoh, adakah keluhan atau gejala tertentu, atau Anda merasa kesulitan dengan tata cara penggunaannya.
Tentu saja ganti alat kontrasepsi tidak boleh dilakukan sembarangan, khususnya jika jarak jeda penggantian dari KB yang lama ke kontrasepsi penggantinya terlalu lama. Pasalnya, jeda penggantian alat kontrasepsi ini bisa menyebabkan risiko kehamilan kembali meningkat.
Itu sebabnya, jika Anda beralih dari pil KB ke metode kontrasepsi lainnya, dokter akan menyarankan Anda langsung beralih tanpa memberikan jeda sama sekali. Hal ini juga berlaku pada jenis kontrasepsi lainnya.
Jika Anda tadinya pakai KB spiral dan berniat ganti alat kontrasepsi dengan pil hormonal, penggantiannya juga tidak boleh berjeda. Segera setelah KB IUD dilepas, Anda harus minum pil KB sebagai kontrasepsi pengganti.
Meski begitu, dokter akan tetap menyarankan Anda untuk menggunakan rencana cadangan. Sebagai contoh, tetap memasang kondom saat berhubungan seks dengan pasangan atau menggunakan pelumas yang mengandung spermisida saat berhubungan seks dalam kurun waktu tujuh hari hingga satu bulan setelah penggantian.
Hal ini bertujuan untuk mencegah risiko kebobolan hamil. Pasalnya, KB yang baru mungkin membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri dengan kondisi tubuh Anda sampai bisa menunjukkan efektivitasnya.
Alasan untuk ganti alat kontrasepsi
Layaknya memilih pasangan hidup, tidak semua wanita akan langsung merasa cocok dengan alat kontrasepsi yang digunakannya. Ada wanita yang harus berjuang melawan efek samping dari alat kontrasepsi yang digunakannya terlebih dahulu. Baru setelahnya, ketidakcocokan ini mendorongnya untuk ganti alat kontrasepsi.
Alat kontrasepsi yang tidak cocok adalah satu dari sekian banyak alasan mengapa Anda harus ganti alat kontrasepsi. Berikut ini adalah ciri-ciri Anda harus ganti alat kontrasepsi sesegera mungkin.
1. Sering lupa waktu minum pil KB
Apakah Anda seorang pengguna metode kontrasepsi oral alias pil KB? Jika iya, pastikan Anda minum pil KB sesuai dengan aturan minum pil KB, yaitu secara rutin setiap hari. Dengan kata lain, upayakan Anda tidak lupa minum pil KB, walaupun hanya satu hari saja.
Sebenarnya, terlambat atau kelupaan minum pil KB sekali saja tidak memiliki dampak yang besar bagi tubuh Anda. Namun, jika hal ini terjadi berulang kali atau hingga berlangsung selama berhari-hari, pil KB mungkin tidak akan lagi bekerja secara efektif mencegah terjadinya kehamilan.
Jika selama ini Anda sering kelupaan minum pil KB, segera konsultasikan dengan dokter Anda untuk ganti alat kontrasepsi lain. Dokter mungkin akan merekomendasikan Anda untuk memasang IUD, koyo KB, atau cincin vagina, Pasalnya, ketiga alat kontrasepsi itu cenderung lebih sederhana dibanding harus minum pil KB setiap hari.
2. Sering mengalami perdarahan
Beberapa wanita mengalami perdarahan ringan ketika pertama kali pakai KB. Sebenarnya hal ini tergolong wajar terjadi dan biasanya akan hilang setelah beberapa hari. Hormon estrogen di dalam pil KB bekerja seperti lem. Jika lapisan dinding rahim sudah terbentuk, tapi tidak ada cukup lem untuk membuatnya menempel, dinding rahim akan meluruh dan menyebabkan perdarahan.
Bila perdarahannya terus berlanjut, dokter akan memberikan pil KB dengan dosis yang lebih tinggi. Anda juga mungkin dianjurkan untuk ganti alat kontrasepsi lain yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi kesehatan Anda.
3. Suasana hati mudah berubah (mood swing)
Wanita yang menggunakan metode kontrasepsi hormonal sering mengalami perubahan suasana hati secara drastis alias mood swing. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya jumlah progestin dalam alat KB.
Pada dasarnya, setiap jenis KB punya kadar progestin yang berbeda-beda. Jika awalnya Anda merasa senang, tapi tiba-tiba berubah jadi sedih atau marah tanpa sebab bahkan sampai mengganggu orang-orang di sekitar, maka sudah saatnya bagi Anda untuk ganti alat kontrasepsi.
4. Perut kembung
Perut kembung adalah salah satu efek samping pil KB yang paling umum. Hal ini terjadi karena kandungan estrogen di dalamnya dapat menimbun banyak air dalam tubuh, sehingga membuat perut Anda terasa penuh.
Segeralah beristirahat jika perut Anda terasa tidak nyaman akibat kembung. Namun jika kondisi ini sampai mengganggu aktivitas Anda, maka konsultasikan ke dokter untuk ganti alat kontrasepsi lain.
5. Gairah seks menurun
Cara kerja pil KB yang paling utama adalah menghambat proses ovulasi untuk mencegah kehamilan. Namun, secara bersamaan pil KB ini juga merangsang ovarium untuk berhenti memproduksi hormon seks testosteron.
Hal ini menyebabkan gairah seks wanita jadi menurun dan akhirnya menolak berhubungan seks. Jika tidak segera diatasi, keintiman hubungan Anda dan pasangan bisa terancam.
Maka itu, coba bicarakan dengan dokter Anda untuk ganti alat kontrasepsi yang mengandung progestin. Cara kerja progestin berkebalikan dengan estrogen, yaitu justru memicu produksi hormon testosteron. Anda juga bisa menggunakan KB non-hormonal seperti IUD tembaga yang lebih aman tanpa mengganggu gairah seks Anda.
6. Muncul banyak jerawat
Terlepas dari berbagai efek samping yang ditimbulkan, hampir semua alat kontrasepsi ternyata bermanfaat untuk mengatasi jerawat, termasuk pil KB. Anda bahkan diperbolehkan menggunakan pil KB sebagai obat jerawat. Pasalnya, kandungan hormonnya dapat menghambat ovulasi dan kadar testosteron tubuh sehingga membuat kulit jadi lebih sehat dan bebas jerawat.
Meski begitu, masih ada kemungkinan wajah Anda akan kembali dipenuhi oleh jerawat yang mengganggu. Sebagai solusinya, gunakan alat kontrasepsi lainnya yang mengandung progestin untuk membantu mengatasi jerawat.
7. Migrain yang disertai dengan gangguan penglihatan
Apakah Anda akhir-akhir ini mengalami migrain yang disertai dengan pandangan buram? Jika iya, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter.
Dilansir dari Mayo Clinic, kandungan hormon dalam alat KB dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon estrogen dalam tubuh. Hal ini dapat memunculkan berbagai gejala dalam tubuh, salah satunya membuat kepala terasa nyut-nyutan hingga migrain.
Bila Anda mengalaminya, segera bicarakan ke dokter untuk ganti alat kontrasepsi. Pilihlah kontrasepsi non-hormonal seperti IUD tembaga atau kondom yang lebih aman.
Pertimbangan sebelum ganti alat kontrasepsi
Meski Anda memang diperbolehkan untuk gonta ganti alat kontrasepsi, bukan berarti Anda bisa sembarangan menggantinya tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Sebaiknya, ceritakan pengalaman Anda mengenai alat kontrasepsi yang sedang Anda pakai saat ini. Lalu, sampaikan kepada dokter alasan mengapa Anda ingin ganti alat kontrasepsi tersebut.
Dari informasi yang telah Anda sampaikan, dokter akan membantu memilihkan metode kontrasepsi yang efektif untuk Anda. Berikut ini adalah beberapa hal yang penting dan perlu dijadikan pertimbangan saat hendak ganti alat kontrasepsi, yaitu:
1. Kebiasaan merokok
Jika Anda memiliki kebiasaan merokok dan berusia di atas 35 tahun, Anda perlu berhati-hati sebelum ganti alat kontrasepsi. Pasalnya, beberapa alat kontrasepsi tidak dianjurkan untuk perokok. Salah satu contohnya, perokok tidak disarankan mengonsumsi pil KB sebagai metode kontrasepsi pilihannya. Hal ini disebabkan jenis kontrasepsi tersebut tidak bisa bekerja dengan efektif bersama zat yang terkandung di dalam rokok.
2. Berat badan
Hal lain yang perlu dipertimbangkan lainnya sebelum ganti alat kontrasepsi yaitu berat badan Anda saat ini. Pilihlah alat kontrasepsi yang memiliki peluang terkecil untuk menaikkan berat badan jika Anda sudah masuk kategori obesitas. Dilansir dari laman NHS, KB suntik biasanya memiliki peluang kenaikan berat badan yang lebih kecil.
3. Obat yang sedang diminum
Obat-obatan tertentu bisa memengaruhi kemanjuran alat kontrasepsi, khususnya penggunaan pil KB. Untuk itu, bagi Anda yang memiliki masalah kesehatan tertentu dan sedang minum obat secara rutin, sebaiknya konsultasikan dulu ke dokter sebelum ganti alat kontrasepsi.
Sementara IUD, KB suntik, dan kondom termasuk pilihan alat kontrasepsi yang tidak akan berpengaruh terhadap obat yang sedang diminum.
4. Masalah kesehatan yang dimiliki
Beberapa alat kontrasepsi bekerja dengan menggunakan hormon yang mirip dengan yang diproduksi tubuh. Seperti misalnya, pada pil KB kombinasi, terdapat hormon estrogen dan progesteron sintetis. Namun, tidak semua wanita cocok menggunakan kontrasepsi hormonal.
Wanita yang memiliki penyakit kanker payudara tidak cocok menggunakan kontrasepsi yang mengandung hormon sintetis. Oleh sebab itu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memilih metode kontrasepsi yang hendak Anda gunakan. Jika Anda merasa tidak cocok dengan pilihan kontrasepsi Anda, beri tahu dokter tentang rencana ganti alat kontrasepsi.
5. Keinginan untuk segera hamil kembali
Sebenarnya, semua alat kontrasepsi bisa langsung dihentikan saat Anda berencana untuk memiliki bayi lagi. Namun, pil KB kombinasi, cincin vagina, dan suntik biasanya membutuhkan waktu hingga beberapa bulan untuk mengembalikan kesuburan Anda.
Oleh karena itu, jika Anda berencana ganti alat kontrasepsi dengan yang bisa membuat Anda kembali subur dengan segera pilihlah alat kontrasepsi seperti IUD, pil progestin, dan kondom.
Cara mengganti alat kontrasepsi
Saat dokter sudah menganjurkan suatu alat kontrasepsi yang cocok untuk kondisi Anda, ini saat yang tepat bagi Anda untuk ganti alat kontrasepsi. Dalam beberapa kasus, dokter akan meminta Anda menggunakan KB secara tumpang tindih. Artinya, Anda akan menggunakan alat KB yang baru sebelum menghentikan KB yang lama.
Tujuannya, agar kehamilan tetap bisa dicegah meski sedang masa pergantian metode kontrasepsi. Biasanya, cara ini tergantung pada jenis KB yang digunakan saat ini dan yang Anda pilih nantinya.
Sebagai contoh, jika Anda sedang minum pil KB dan ingin menggantinya dengan IUD atau spiral, dokter akan memasukkan IUD progestin tujuh hari sebelum Anda berhenti minum pil. Untuk prosedur tepatnya, konsultasikan pada dokter kepercayaan Anda.
Risiko gonta-ganti alat kontrasepsi
Selain bisa meningkatkan risiko kehamilan apabila dilakukan sembarangan tanpa sepengetahuan dokter, gonta-ganti KB bisa mengacaukan siklus menstruasi normal Anda. Apalagi jika dosis hormonnya jadi lebih tinggi atau lebih rendah. Jika dosis hormonnya tetap sama, gonta-ganti KB hormon jenis apapun tidak menimbulkan masalah.
Selain itu, risiko efek samping gonta ganti alat kontrasepsi adalah kelelahan, mual, nyeri payudara, bercak menstruasi, dan mungkin juga penambahan berat badan. Hal ini terjadi karena mengganti metode KB hormonal sama saja cara kerjanya seperti baru memulai KB.
Sekali lagi, Anda perlu ingat bahwa gonta ganti alat kontrasepsi harus diiringi dengan pengawasan dokter. Jangan tergoda untuk gonta ganti KB hanya karena testimoni teman dekat yang menyatakan bahwa alat yang digunakan lebih efektif daripada yang Anda gunakan.
Masalahnya, efektivitas alat kontrasepsi bisa berbeda-beda pada masing-masing individu, bergantung pada kondisi kesehatan Anda. Pastikan Anda membicarakan keinginan gonta ganti KB dengan dokter sebelum membuat keputusan mengenai alat kontrasepsi yang Anda hendak gunakan.
[embed-health-tool-ovulation]