Setiap pasangan biasanya akan merencanakan kehamilan sebaik mungkin agar si buah hati hadir di saat yang tepat. Namun, bagaimana jika Anda ‘kebobolan’ hamil lagi? Tidak sedikit pasangan yang mengalami kehamilan yang tidak direncanakan sehingga menimbulkan kepanikan tersendiri. Apa yang sebaiknya Anda dan suami lakukan? Simak penjelasan berikut.
Mengapa bisa kebobolan hamil padahal sudah pakai kontrasepsi?
Bukannya tidak suka punya anak, tetapi setiap pasangan memiliki pertimbangan tersendiri untuk menunda kehamilan.
Ambil contohnya, ingin menjaga jarak usia dari anak sebelumnya, ingin merintis bisnis atau membina karir lebih dulu, dan sebagainya.
Namun, terkadang beberapa hal terjadi di luar rencana. Mungkin pertanyaan pertama yang muncul di benak Anda saat kebobolan hamil lagi adalah “Bagaimana saya bisa hamil lagi padahal sudah memakai alat kontrasepsi?”
Nah, perlu Anda pahami metode-metode kontrasepsi tidak 100% ampuh dalam mencegah kehamilan.
Kemungkinan Anda akan tetap hamil masih ada meski sangat kecil. Selain itu, setiap metode kontrasepsi memiliki efektivitas yang berbeda-beda.
Melansir situs U.S. Food and Drug Administration, efektivitas masing-masing alat kontrasepsi adalah sebagai berikut.
- Sekitar 18 dari 100 wanita berisiko hamil bila pasangannya menggunakan kondom saat berhubungan seks.
- Sekitar 9 dari 100 wanita berisiko hamil dengan mengonsumsi pil KB. Begitupun dengan koyo KB (patch) dan cincin vagina.
- Sekitar 6 dari 100 wanita berisiko hamil saat menggunakan KB suntik 1 bulan atau 3 bulan.
- Adapun kontrasepsi yang efektivitasnya mencapai 99% adalah KB implan dan KB spiral (IUD dan IUS)
Namun, meskipun kemungkinan hamil sangat kecil, tetap tidak bisa dikatakan bahwa peluangnya tidak ada.
Bahkan, bila wanita sudah melakukan tutup kandungan (tubektomi), masih tetap ada kemungkinan hamil lagi pada 1 dari 200 wanita.
Adapun vasektomi, yaitu metode kontrasepsi permanen pada pria, menawarkan kemungkinan hamil yang paling rendah.
Hanya sekitar 1 dari 2000 pria yang sudah melakukan vasektomi bisa subur kembali. Pilihan ini bisa ditempuh bila benar-benar sudah tidak ingin punya anak lagi.
Apa yang sebaiknya dilakukan kalau kebobolan hamil lagi?
Setelah memastikan bahwa Anda benar-benar hamil melalui alat tes kehamilan, bisa jadi Anda merasakan kepanikan atau gejolak emosi lainnya.
Nah, berikut beberapa hal yang bisa Anda dan suami lakukan.
1. Mengelola emosi
Wajar Anda merasa gelisah bila positif hamil tapi belum siap. Berbagai emosi mungkin berkecamuk di dalam diri Anda seperti terkejut, panik, sedih, takut, kesal, atau bingung.
Ingatlah bahwa perasaan-perasaan tersebut adalah reaksi yang sepenuhnya wajar, bukan sesuatu yang memalukan atau salah.
Jangan menyalahkan diri sendiri karena Anda memendam emosi negatif terkait kondisi ini.
Merasakan hal-hal tersebut justru menunjukkan bahwa Anda memahami sepenuhnya kehadiran anggota keluarga baru.
Ini merupakan anugerah sekaligus tanggung jawab yang besar bagi Anda dan suami.
Jadi, sebaiknya ibu dan ayah menerima hasil positif hamil dengan senang, ya!
2. Hindari memutuskan saat sedang emosi
Pada saat Anda baru menerima kabar bahwa hamil lagi, kendalikanlah emosi sebisa mungkin. Berusahalah untuk menenangkan diri.
Bila perlu, lakukanlah kegiatan lain untuk melupakan sejenak apa yang sedang terjadi.
Hindari mengambil keputusan bila Anda masih terbawa emosi sebab bisa saja Anda akan menyesali keputusan tersebut di kemudian hari.
Ketika emosi sudah mulai stabil, barulah memutuskan apa yang harus dilakukan selanjutnya.
3. Sikapilah dengan positif
Meskipun sedang dilanda dilema, pada akhirnya Anda perlu menerima kenyataan bahwa tengah hamil lagi. Oleh karena itu, berusahalah menyikapinya dengan pikiran-pikiran positif.
Penting untuk meyakini bahwa setiap kejadian pastinya memiliki sisi positif dan negatif. Bila berfokus pada hal-hal negatif maka hanya akan semakin memperburuk keadaan.
Sebaiknya, Anda mengambil sisi positifnya agar bisa menyambut kehamilan dengan hati yang lapang.
4. Bicara dengan pasangan
Setelah membereskan perasaan diri sendiri, cobalah mencari waktu dan cara yang tepat untuk menyampaikan kabar tersebut kepada suami.
Fakta bahwa Anda kebobolan hamil lagi mungkin saja akan membuat suami terpukul bila ia merasa belum siap.
Maklumilah reaksi yang mungkin ia lakukan seperti marah, kecewa, atau bahkan menyalahkan Anda.
Sebisa mungkin berusahalah untuk diam saat ia marah, hindari membantah atau balas menyalahkan. Tindakan tersebut hanya akan memperkeruh suasana.
Jangan halangi bila ia ingin pergi sejenak untuk menenangkan pikiran. Hal ini mungkin membutuhkan proses.
Oleh karena itu, jangan desak suami untuk segera menjawab. Bila tiba saatnya ia siap, cobalah memulai lagi percakapan tentang hal itu.
5. Buatlah keputusan bersama
Saat emosi Anda dan suami terkendali, buatlah keputusan bersama apakah kehamilan ini akan dilanjutkan atau tidak.
Namun, pertimbangkanlah segala risiko dan konsekuensi yang mungkin terjadi dari setiap keputusan tersebut.
Melansir Ikatan Dokter Indonesia, pilihan aborsi hanya bisa diterapkan pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu dan berat badan bayi kurang dari 500 gram.
Lebih dari itu, aborsi berisiko menyebabkan komplikasi bahkan kematian pada ibu hamil.
Selain itu, pertimbangkan pula faktor hukum yang mungkin akan Anda hadapi bila memutuskan untuk menggugurkan kandungan atas keinginan sendiri.
Tanpa adanya indikasi medis, hal tersebut dinyatakan sebagai aborsi ilegal.
Berdasarkan UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi, aborsi ilegal dapat diancam dengan hukuman pidana.
6. Mengecek kondisi kesehatan Anda
Ada kemungkinan saat Anda kebobolan hamil lagi tubuh tidak berada dalam kondisi ideal.
Oleh karena itu, penting untuk segera memeriksakan kesehatan diri secara umum dan mengecek kondisi kehamilan ke dokter kandungan.
Mengutip Central for Disease Control and Prevention (CDC), wanita yang tidak merencanakan kehamilan memiliki risiko lebih besar mengalami komplikasi kehamilan.
Ini karena bisa jadi ia tidak menerapkan pola hidup yang sehat. Meski begitu, belum terlambat untuk memperbaiki kesehatan segera.
Mintalah saran dokter mengenai persiapan kesehatan yang perlu Anda lakukan. Selain itu, carilah informasi-informasi seputar persiapan kehamilan, melahirkan, dan merawat bayi.
7. Mengatur berbagai penyesuaian yang diperlukan
Hal ini mungkin lebih rumit dari kelihatannya, tetapi penting bagi Anda dan suami untuk segera melakukan penyesuaian untuk menyiapkan kelahiran bayi.
Sebagai contoh, jika saat ini Anda dan suami sudah punya anak usia balita, mungkin Anda bisa mempertimbangkan untuk menggunakan jasa pengasuh anak.
Selain itu, bila suami sedang ditempatkan di luar kota, cobalah mengajukan permohonan agar suami bisa tetap mendampingi Anda selama kehamilan, persalinan, dan pascamelahirkan.
Bila suami tidak bisa, cobalah alternatif anggota keluarga lain seperti ibu atau saudara.
8. Merencanakan keuangan
Masalah keuangan bisa menjadi salah satu faktor yang membuat kehamilan Anda terasa lebih berat.
Mau tak mau, Anda dan suami harus kembali mengatur prioritas dan memangkas pengeluaran yang tidak mendesak.
Buatlah sejumlah perencanaan untuk menghemat pengeluaran Anda sehari-hari, misalnya membawa bekal ke kantor masing-masing daripada harus membeli makan siang di luar.
Selain itu, Anda dan suami dapat mengusahakan penghasilan tambahan. Namun, bila memutuskan bekerja, pastikan kesehatan Anda tetap terjaga dan kondisi kehamilan tidak terganggu.
Bila benar-benar diperlukan, tak ada salahnya untuk mengajukan pinjaman ke bank atau orang terdekat sesuai kebutuhan.
9. Persiapkan asuransi kesehatan
Menyiapkan asuransi kesehatan sebaiknya tidak Anda abaikan bila kebobolan hamil lagi.
Carilah informasi mengenai jenis asuransi yang paling cocok untuk Anda, baik asuransi dari pemerintah maupun dari swasta.
Bila Anda memiliki asuransi yang ditanggung oleh perusahaan tempat Anda bekerja, cobalah tanyakan apakah menanggung kehamilan dan persalinan.
Tanyakan pula plafon asuransi yang diberikan dan rumah sakit yang direkomendasikan.
Di sisi lain, Anda mungkin perlu mendaftarkan anak sejak masih dalam kandungan.
Asuransi pemerintah seperti BPJS Kesehatan mempersyaratkan hal ini agar bayi bisa mendapatkan klaim bila harus dirawat sejak baru lahir.
10. Hubungi keluarga dan sahabat
Ingat, Anda dan suami tidak sendirian dalam menghadapi kehamilan tak terduga ini. Cobalah sampaikan kepada keluarga dan sahabat tentang kabar tersebut.
Kebobolan hamil lagi seharusnya bukanlah hal yang membuat Anda sungkan untuk berbicara dengan mereka.
Justru pada saat-saat seperti ini, Anda mungkin perlu mendapatkan dukungan dari mereka.
Anda juga bisa mengandalkan mereka untuk mendampingi Anda selama menjalani kehamilan, saat bersalin, hingga dalam mengasuh si kecil.
Jangan sungkan untuk berkeluh kesah atau meminta bantuan jika Anda kewalahan.
11. Beri tahu atasan atau rekan usaha
Bersikap jujur dan terbuka pada atasan atau rekan usaha tentang situasi Anda sangatlah penting. Apalagi bila khawatir kehamilan Anda berisiko memengaruhi kinerja atau jam kerja Anda.
Meskipun Anda positif hamil tapi belum siap, bukan berarti Anda harus merahasiakannya dari rekan bisnis atau atasan.
Mereka perlu tahu bahwa Anda kebobolan hamil lagi sehingga urusan pekerjaan dan bisnis bisa dikondisikan.
Cobalah yakinkan mereka bahwa Anda tetap memiliki semangat kerja yang sama seperti dulu. Namun, bila Anda memiliki kondisi kesehatan yang mengharuskan untuk beristirahat dulu, cobalah bicarakan solusi yang terbaik.
[embed-health-tool-due-date]