Namun, penggunaan kontrasepsi cadangan sebenarnya hanya diperlukan saat Anda menggunakaan kontrasepsi tertentu di saat-saat tertentu saja.
Sebagai contoh, jika Anda baru saja menyelesaikan masa menstruasi, lalu Anda berhubungan seksual dengan pasangan Anda lima hari setelahnya, Anda masih bisa mengandalkan penggunaan pil KB sebagai satu-satunya alat kontrasepsi.
Akan tetapi, apabila sedang dalam masa subur, agar penggunaan kontrasepsi tidak lagi gagal melindungi Anda dari kehamilan, Anda mungkin memerlukan kontrasepsi cadangan.
Cadangan tersebut bisa menggunakan kondom saat ingin berhubungan seksual dengan pasangan. Hal ini tetap berlaku meski Anda sudah mengonsumsi pil KB sebelumnya.
Tujuannya untuk mencegah kontrasepsi gagal sekaligus meminimalkan peluang kehamilan.
Ditambah lagi, menurut Centers of Disease Control and Prevention, penggunaan kontrasepsi cadangan seperti kondom sebenarnya perlu dipertimbangkan saat menggunakan kontrasepsi hormonal dan IUD.
Pasalnya, kedua metode kontrasepsi ini tidak akan melindungi Anda dari penularan penyakit kelamin.
3. Gagal memastikan kontrasepsi dalam kondisi yang baik
Kondom adalah salah satu alat kontrasepsi yang bisa digunakan setiap kali berhubungan seksual dengan suami.
Namun, penggunaan kondom sebagai kontrasepsi memiliki potensi yang cukup tinggi untuk gagal melindungi Anda dari kehamilan, khususnya jika Anda tidak memasang kondom dengan cara yang benar.
Maka itu, Anda dan pasangan harus memeriksa dahulu kondisi serta tanggal kedaluwarsa dari kondom yang akan digunakan agar kontrasepsi tersebut tidak gagal. Perlu diingat bahwa kondom tidak tahan terhadap suhu panas.
Jika kondom sudah tidak memiliki kualitas yang baik, Anda perlu meragukan kemampuan dan efektivitasnya dalam mencegah kehamilan.
Hal ini penting agar potensi Anda tidak mengalami kebobolan hamil meski pakai kondom.
4. Gagal menyimpan kontrasepsi di tempat yang tepat
Alat kontrasepsi yang Anda gunakan juga bisa gagal melindungi Anda dari kehamilan jika Anda tidak menyimpannya di tempat yang tepat.
Mengapa penyimpanan kontrasepsi bisa memengaruhi efektivitasnya?
Ya, pada jenis kontrasepsi tertentu, penyimpanan kontrasepsi memang harus Anda perhatikan karena dapat memengaruhi penggunaan dari alat tersebut.
Jika kontrasepsi yang Anda gunakan tidak disimpan di tempat yang tepat, alat tersebut berpotensi gagal dalam mencegah Anda mengalami kehamilan.
Sebagai contoh, apabila Anda menggunakan pil KB sebagai alat kontrasepsi, Anda tidak perlu khawatir dan cemas karena pil KB bisa disimpan di mana pun.
Meski begitu, Anda harus menyimpannya di tempat terbuka dan mudah terjangkau oleh Anda.
Mengapa? Jika Anda menyimpannya di tempat yang terlalu tersembunyi, Anda akan mudah lupa untuk mengonsumsinya.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, lupa minum pil KB dapat menjadi penyebab Anda kebobolan hamil.
Sementara itu, cincin vagina yang bekerja dengan mengeluarkan hormon harus Anda simpan pada suhu tertentu agar tidak cepat rusak.
Alat kontrasepsi ini bisa gagal mencegah kehamilan jika Anda tidak menyimpannya di tempat dengan suhu yang tepat. Cincin vagina harus disimpan pada suhu ruangan selama 3-4 bulan saja.
Namun, jika Anda ingin cincin vagina bertahan lebih lama, Anda bisa menyimpannya di lemari pendingin seperti kulkas.
Hal ini dapat membuatnya bertahan hingga tanggal kedaluwarsanya berakhir.
5. Gagal memahami KB yang efektif untuk Anda
Beberapa jenis kontrasepsi mungkin tidak efektif untuk kondisi Anda. Sebenarnya, hal ini bisa menjadi pertimbangan Anda dalam memilih kontrasepsi yang tepat bagi Anda.
Bahkan, pada kondisi tertentu, alat kontrasepsi yang biasanya cocok untuk Anda gunakan, bisa saja tidak efektif mencegah kehamilan.
Sebagai contoh penggunaan pil KB saat Anda menggunakan obat-obatan lain untuk mengatasi masalah kesehatan lain.
Pasalnya, pil KB bisa saja berinteraksi dengan obat yang sedang Anda gunakan tersebut. Beberapa jenis obat-obatan ternyata bisa menjadi penyebab pil kontrasepsi yang Anda gunakan gagal membantu Anda menunda kehamilan.
Jenis obat yang bisa berinteraksi dengan pil KB adalah antibiotik rifampin. Obat ini digunakan untuk mengatasi infeksi vagina.
Selain itu, obat-obatan yang dikonsumsi oleh para penderita HIV juga dapat berinteraksi dengan pil KB.
6. Melakukan hubungan seksual dengan ejakulasi di luar vagina
Walaupun pasangan Anda melakukan senggama terputus atau ejakulasi di luar vagina, tetap saja Anda memiliki peluang besar untuk mengalami kehamilan.
Pasalnya, untuk membuahi sel telur, sebenarnya hanya dibutuhkan satu sel sperma yang berhasil berenang ke dalam rahim dan ‘bertemu’ dengan sel telur tersebut.
Oleh sebab itu, metode KB alami seperti senggama terputus ini bisa saja menjadi metode kontrasepsi yang juga gagal mencegah terjadinya pembuahan.
Bahkan, sebanyak 4 dari 100 wanita masih tetap mengalami kehamilan meski sudah melakukan hubungan seksual dengan metode alami ini.
Untuk meminimalkan kemungkinan kontrasepsi yang Anda gunakan gagal mencegah kehamilan, Anda perlu memerhatikan beberapa faktor di atas.
Di samping itu, selalu diskusikan dengan dokter mengenai pemilihan dan penggunaan alat kontrasepsi agar tidak gagal atau tidak efektif mencegah kehamilan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar