backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

6

Tanya Dokter
Simpan

Perut Bagian Atas Keras dan Membesar, Apa Artinya?

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 01/03/2022

    Perut Bagian Atas Keras dan Membesar, Apa Artinya?

    Perut bagian atas keras dan membesar tentu membuat Anda merasa tidak nyaman. Gejala ini ternyata menandakan suatu kondisi hingga penyakit tertentu.

    Lantas, apa saja kemungkinan penyebabnya?

    Penyebab perut bagian atas membesar dan keras

    Perut buncit

    Perut yang membesar umumnya menandakan penumpukan lemak perut berlebih. Kondisi ini bisa memicu obesitas abdominal atau obesitas perut. 

    International Diabetes Federation menentukan seseorang memiliki obesitas abdominal jika lingkar perutnya lebih besar 90 cm untuk laki-laki dan lebih dari 80 cm untuk perempuan.

    Meski demikian, perut bagian atas keras dan membesar bukan hanya tanda-tanda obesitas. Ada penyebab lain yang mungkin bisa muncul. Ketahui lebih lanjut di bawah ini.

    1. Lordosis

    Perut bagian atas terasa keras dan membesar bisa muncul akibat tulang belakang bagian bawah yang terlalu melengkung ke bagian dalam. Kondisi ini disebut juga dengan lordosis.

    Tulang belakang yang normal memang memiliki lekukan alami. Namun, tulang belakang terlalu membengkok ke bagian dalam bisa menyebabkan postur tubuh berubah. 

    Panggul jadi tampak terlalu naik dan dan perut lebih menonjol. Maka dari itu, perut terlihat lebih besar dan terasa lebih keras.

    2. Efek samping obat

    Obat-obatan memang membantu menangani penyakit dan meredakan gejala, tetapi juga menimbulkan efek samping.

    Beberapa obat yang menyebabkan perut bagian atas mengeras dan membesar adalah golongan obat anti-inflamasi nonsteroid, seperti:

    • aspirin,
    • naproxen,
    • ibuprofen, dan
    • diklofenak.

    Obat yang digunakan untuk meredakan nyeri dan demam ini menghambat senyawa tubuh yang menyebabkan rasa sakit, yakni prostaglandin.

    Ternyata, prostaglandin bermanfaat untuk menjaga lapisan pelindung lambung. 

    Karena menghambat prostaglandin, lapisan pelindung lambung pun terganggu sehingga menyebabkan perut kembung dan keras. 

    3. Penyakit saluran pencernaan

    Adanya penyakit pada saluran pencernaan tentu berperan besar masalah perut. Dalam hal ini, gejala umum yang kerap muncul adalah perut kembung dan mengeras.

    Inilah beberapa penyakit yang bisa membuat perut bagian atas keras dan membesar.

    • Gastritis: melemahnya lapisan pelindung lambung dan menyebabkan peradangan dan luka.
    • Gastroesophageal reflux disease (GERD): naiknya asam lambung ke kerongkongan dan mengiritasi lapisan kerongkongan.
    • Radang usus: penyakit autoimun yang menyerang dan membuat kekebalan tubuh dan menyerang usus hingga meradang.
    • Sindrom iritasi usus besar: kumpulan gejala pada usus besar yang muncul bersamaan, seperti diare, sembelit, sakit perut, dan kembung.
    • Tukak saluran pencernaan: adanya luka dan radang pada lapisan usus, lambung, dan kerongkongan.
    • Kanker lambung: pertumbuhan sel ganas yang memperbesar ukuran perut dan memicu kembung.
    • Pankreatitis dan kolangitis: radang pankreas dan radang saluran empedu yang menimbulkan penumpukan cairan serta pseudokista atau kantung yang berisi cairan dan membuat perut kembung, membesar, dan keras.

    4. Stres

    Siapa sangka, stres membuat perut Anda membesar dan terasa keras. 

    Mengutip hasil studi terbitan Journal of Physiology and Pharmacology (2011), stres membuat hormon dan senyawa pada otak tidak seimbang. Hal ini akan mengganggu kinerja otak yang berkaitan dengan perut.

    Kondisi tersebut ternyata membuat perut lebih rentan terhadap rasa sakit, tidak dapat mencerna makanan dengan optimal, dan meningkatkan risiko peradangan pada lambung.

    Oleh karena itu, perut pun rentan kembung dan membuatnya keras dan membesar.

    Tidak hanya itu, stres turut meningkatkan risiko penyakit pencernaan, seperti GERD, sindrom iritasi usus besar, dan radang usus. 

    Ketiga kondisi tersebut juga terbukti membuat perut bagian atas keras dan membesar akibat penumpukan gas berlebih.

    5. Perubahan hormonal

    Perempuan ternyata lebih rentan mengalami perut bagian atas keras dan membesar, salah satu penyebabnya adalah perubahan hormonal pada siklus menstruasi.

    Saat menstruasi dan masa subur, kadar hormon estrogen di dalam tubuh sedang tinggi. Hormon ini ternyata membuat air di dalam tubuh menumpuk dan membuat perut Anda kembung.

    Selain itu, volume rahim meningkat sebelum haid sehingga perut pun terlihat lebih besar.  

    Hormon progesteron dan estrogen juga memengaruhi gerakan lambung dan usus dalam mencerna makanan Anda. Hal ini membuat gas menumpuk di perut dan menyebabkan kembung.

    Sistem pencernaan turut menerima perintah khusus dari estrogen sehingga membuat perut lebih sensitif. Jadi, Anda seolah-olah merasa perut  kembung dan keras.

    6. Tumor di dalam perut

    tumor pankreas

    Tumor adalah jaringan abnormal yang terbentuk karena sel membelah lebih banyak dari jumlah yang seharusnya. Tumor yang tumbuh bisa bersifat jinak atau ganas.

    Perbedaan keduannya, tumor jinak bisa membesar, tetapi tidak menyebar dan menyerang ke jaringan di sekitarnya, sedangkan tumor ganas bisa berkembang menjadi kanker. 

    Bila tumor terdapat di organ tubuh di dalam perut, tumor membuat perut membesar karena adanya jaringan tambahan.

    Berikut beberapa organ yang ditumbuhi tumor dan memicu perut bagian atas keras dan membesar.

    • Lambung.
    • Diafragma.
    • Usus.
    • Pankreas.
    • Ovarium.
    • Liver.
    • Ginjal.

    7. Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK)

    PPOK adalah penyakit paru-paru akibat peradangan kronis yang mengganggu saluran udara di dalam paru-paru.

    Masalah saluran pernapasan ini ternyata membuat perut bagian atas juga keras dan membesar. Ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi ini terjadi pada pasien PPOK.

    Orang dengan PPOK biasanya memiliki kondisi sleep apnea yang menyebabkan napas berhenti beberapa kali saat tertidur. 

    Untuk mengatasi sleep apnea, salah satu perawatan yang dilakukan adalah pemberian aliran udara agar saluran pernapasan tetap terbuka sehingga napas tak terhenti.

    Akan tetapi, hal ini bisa membuat udara masuk lebih banyak di dalam perut dan membuat kembung.

    Saat mempunyai kondisi ini, Anda kesulitan bernapas sehingga menelan udara terlalu banyak saat menarik napas. Hal ini membuat perut Anda kembung.

    Tidak hanya itu, kesulitan napas ini membuat udara terjebak di dalam paru-paru sehingga menekan tulang rusuk. Efeknya, perut bagian atas Anda tertekan dan keras.

    8. Aneurisma aorta abdominalis

    Aneurisma aorta abdominalis adalah penggelembungan pembuluh darah besar pada bagian perut sehingga tampilan perut tampak membesar. 

    Penyakit ini ditandai oleh adanya rasa sakit yang berdenyut pada daerah di sekitar pusar. 

    Penyebab utamanya adalah masalah pada jantung. Beberapa kondisi kardiovaskular yang memicu aneurisma aorta abdominalis adalah sebagai berikut.

    • Aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah arteri.
    • Peradangan pembuluh darah.
    • Tekanan darah tinggi.
    • Benturan keras pada perut.

    Perut bagian atas keras dan membesar kerap terjadi akibat perut kembung. Selain karena masalah pencernaan, ternyata keluhan ini bisa dipicu oleh masalah fisik hingga mental.

    Ada beberapa penyebab yang mungkin tidak bisa dicegah.

    Hanya saja, Anda bisa mengurangi risikonya dengan memulai pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan bergizi seimbang, olahraga rutin, dan mengelola stres.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 01/03/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan