Anda mungkin pernah merasakan perut kembung dan sendawa terus-menerus. Hal ini bisa saja terjadi saat Anda terlalu banyak menelan udara atau dalam dunia medis disebut aerophagia. Apakah kondisi ini berbahaya?
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Anda mungkin pernah merasakan perut kembung dan sendawa terus-menerus. Hal ini bisa saja terjadi saat Anda terlalu banyak menelan udara atau dalam dunia medis disebut aerophagia. Apakah kondisi ini berbahaya?
Aerophagia atau aerofagia adalah istilah medis untuk menggambarkan kondisi tubuh yang menelan udara secara berlebihan dan terjadi terus-menerus.
Dalam kondisi normal, setiap orang umumnya akan menelan sekitar 2 liter udara dalam sehari. Hal ini biasanya terjadi saat makan dan minum, berbicara, atau tertawa.
Setengah udara tersebut akan keluar dari mulut yang dikenal sebagai bersendawa. Sisanya, akan berjalan melalui sistem pencernaan dan keluar melalui rektum yang dikenal sebagai buang angin atau kentut.
Namun, orang yang mengalami aerophagia dan terlalu banyak menelan udara mungkin akan mengalami beberapa gejala yang menimbulkan ketidaknyamanan.
Selain itu, kondisi ini juga bisa terjadi dalam jangka panjang (aerophagia kronis) dan jangka pendek (aerophagia akut).
Aerophagia umumnya sering dikaitkan dengan kondisi perut kembung pada bayi. Hal ini bisa terjadi karena bayi sering menelan udara saat menyusu.
Selain itu, kondisi ini juga sering menjadi penyerta masalah kesehatan lain, seperti gangguan pencernaan atau gangguan psikologis, seperti depresi dan kecemasan.
Efek samping dari penggunaan alat medis untuk menangani kondisi tertentu juga bisa membuat tubuh Anda menelan udara secara berlebihan.
Sebagian besar orang tidak memiliki masalah jika tubuh mereka menelan udara. Namun, orang dengan aerophagia yang menelan lebih banyak udara biasanya mengalami ketidaknyamanan.
Beberapa tanda dan gejala aerophagia yang paling umum antara lain:
Jika merasakan gejala tersebut atau muncul tanda-tanda lainnya, sebaiknya segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Gejala yang Anda alami akibat kondisi ini mungkin berbeda dengan orang lain. Oleh sebab itu, selalu diskusikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.
Mengetahui penyebab menelan udara berlebihan dapat membantu dokter menentukan langkah penanganan yang sesuai dengan kondisi Anda.
Beberapa masalah kesehatan, baik fisik maupun psikologis, serta efek samping prosedur medis yang bisa menyebabkan aerophagia seperti berikut ini.
Proses bernapas, berbicara, makan, dan minum berpengaruh pada aerophagia.
Berikut sejumlah kondisi yang bisa menyebabkan Anda menelan udara berlebihan.
Para ahli berpendapat orang dengan gangguan psikologis, seperti depresi dan kecemasan, memiliki kecenderungan menelan lebih banyak sehingga memicu aerophagia.
Sebuah penelitian dalam jurnal Alimentary Pharmacology And Therapeutics menemukan orang dewasa dengan aerophagia memiliki kecemasan 19 persen lebih besar daripada orang dengan dispepsia fungsional.
Anda lebih berisiko mengalami aerophagia jika menderita sleep apnea obstruktif dan melakukan terapi khusus bernama continuous positive airway pressure (CPAP).
Sleep apnea membuat saluran udara tersumbat saat tidur.
Sementara itu, terapi CPAP membantu memberikan udara terus-menerus melalui masker atau tabung sehingga Anda bisa bernapas dengan lancar.
Studi dalam Journal of Clinical Sleep Medicine menyebutkan bahwa pengguna terapi CPAP punya risiko sebesar 50 persen merasakan gejala aerophagia.
Selain pada penderita sleep apnea, terapi CPAP juga bisa digunakan oleh penderita penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) atau sedang mengalami kondisi gagal napas lainnya.
Beragamnya kondisi yang bisa memicu aerophagia membuat dokter perlu melakukan diagnosis untuk menentukan pengobatan yang tepat.
Aerophagia umumnya memiliki gejala dan tanda yang mirip seperti gangguan pencernaan pada umumnya, seperti penyakit GERD, alergi makanan, atau penyumbatan usus.
Pertama, dokter akan melakukan wawancara dan pemeriksaan fisik. Setelahnya, dokter juga akan melakukan tes diagnostik tertentu, seperti endoskopi atau rontgen abdomen.
Dokter akan mendiagnosis gangguan ini jika Anda memiliki dua kondisi, yakni menelan udara berlebihan dan terjadi sendawa berulang. Kondisi ini bisa terjadi selama 12 minggu atau lebih.
Tidak ada pengobatan atau prosedur medis khusus untuk mengobati aerophagia. Namun, mengobati kondisi penyebabnya bisa membantu Anda merasa lebih lega.
Jika penyebabnya berasal dari depresi atau kecemasan, dokter akan memberikan rekomendasi obat atau psikoterapi untuk mengatasi masalah psikologis tersebut.
Saat menjalani terapi ini, Anda mungkin akan mempelajari teknik pernapasan dalam dan lambat yang menjadikan tubuh lebih sadar saat menghirup udara.
Jika Anda menggunakan gigi palsu atau sedang menjalani terapi CPAP, pastikan bertanya ke dokter apabila kedua hal ini dicurigai menyebabkan aerophagia.
Dokter juga akan memberikan resep obat untuk mengatasi kondisi yang mendasarinya, seperti antasida untuk GERD atau simetikon untuk mengatasi perut kembung.
Pengobatan aerophagia yang terlambat bisa memicu distensi abdomen, yaitu kondisi perut membesar melebihi ukuran normal akibat penumpukan gas atau cairan.
Setelah melakukan pengobatan ke dokter, Anda juga disarankan untuk melakukan beberapa perubahan gaya hidup seperti berikut ini.
Jika memiliki pertanyaan atau keluhan lain, sebaiknya konsultasi ke dokter untuk mendapatkan solusi terbaik sesuai kondisi Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar