backup og meta

Limfadenitis, Bengkaknya Kelenjar Getah Bening Akibat Infeksi

Limfadenitis, Bengkaknya Kelenjar Getah Bening Akibat Infeksi

Kelenjar getah bening adalah salah satu bagian tubuh yang berperan penting dalam sistem imun. Namun masalah kesehatan tertentu bisa menyebabkan peradangan pada kelenjar getah bening dan memicu limfadenitis. Apa itu limfadenitis? Untuk mengetahui jawaban lengkapnya, simak penjelasan berikut. 

Apa itu limfadenitis?

Limfadenitis adalah pembengkakan kelenjar getah bening akibat adanya peradangan yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

Infeksi ini biasanya terjadi di salah satu anggota tubuh lalu merambat hingga ke kelenjar getah bening. Selain itu, pembengkakan kelenjar getah bening juga bisa terjadi akibat tumor.

Secara garis besar, limfadenitis terbagi menjadi dua jenis.

  • Limfadenitis lokal. Kondisi ini termasuk yang paling umum terjadi. Limfadenitis lokal biasanya terjadi pada satu atau beberapa kelenjar getah bening yang berdekatan. Ambil contoh, kelenjar membesar akibat infeksi pada tonsil sehingga pembengkakan akan terasa di leher.
  • Limfadenitis umum. Kondisi ini terjadi akibat infeksi yang menyebar melalui aliran darah atau adanya penyakit lain yang memengaruhi seluruh tubuh.

Apa saja gejala limfadenitis?

kelenjar submandibula

Gejala limfadenitis biasanya bervariasi, tergantung pada tingkat keparahan dan jenisnya. Terkadang, kondisi ini tidak menunjukkan gejala apa pun.

Pembengkakan di kelenjar getah bening akibat infeksi virus atau bakteri biasanya memiliki ciri khas sebagai berikut.

  • Ukuran kelenjar getah bening membesar.
  • Terasa sakit saat Anda menyentuhnya.
  • Benjolan di leher terasa lembut.
  • Kulit pada benjolan berwarna kemerahan.
  • Muncul cairan nanah dari benjolan.

Kapan harus pergi ke dokter?

Kasus limfadenitis yang ringan biasanya akan mereda dengan sendirinya.  Namun, jika Anda mulai merasakan tanda-tanda berikut, sebaiknya segera temui dokter.

  • Benjolan mendadak muncul tanpa sebab.
  • Pembengkakan kelenjar semakin membesar.
  • Tidak kunjung menghilang selama 2—4 minggu.
  • Benjolan terasa keras dan tidak mudah bergeser ketika Anda tekan.
  • Demam tinggi, berkeringat pada malam hari, dan berat badan menurun tanpa sebab.

Apa penyebab dan faktor risiko limfadenitis?

Berikut ini adalah sejumlah penyebab umum limfadenitis.

  • Infeksi kulit: kondisi ini akibat infeksi bakteri Streptococcus or Staphylococcus dan menyebabkan impetigo, selulitis, dan kulit bernanah.
  • Radang tenggorokan: infeksi ini terjadi akibat bakteri Streptococcus pyogenes.
  • Penyakit campak: campak muncul akibat virus Paramyxovirus.
  • Infeksi pada gigi dan gusi: gigi dan gusi yang mengalami kerusakan dan infeksi biasanya telah terserang bakteri anaerobik dan bisa memicu periodontitis.
  • Mononukleosis: penyakit mononukleosis muncul akibat virus Epstein-Barr. Virus ini dapat mengakibatkan limfadenitis pada leher.
  • AIDS: virus HIV akan mengalir hingga mencapai kelenjar getah bening, dan pembengkakan pun akan muncul.
  • Tuberkulosis (TBC): penyakit TBC muncul akibat infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
  • Sifilis: sifilis adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum
  • Toksoplasma: penyakit ini muncul akibat infeksi parasit Toksoplasma gondii melalui kotoran kucing atau daging yang kurang matang saat dimasak.

Anak-anak di bawah usia 12 tahun dan melakukan kontak fisik dengan binatang berisiko mengalami limfadenitis.

Beberapa jenis hewan seperti kucing, tikus, dan sapi dapat menjadi inang parasit Toxoplasma gondii.

Apa saja komplikasi yang diakibatkan oleh limfadenitis?

limfoma Hodgkin

Limfadenitis yang tidak mendapatkan penanganan medis mungkin dapat menyebabkan beberapa komplikasi seperti berikut ini.

  • Penumpukan abses atau luka dengan nanah.
  • Selulitis (infeksi pada kulit).
  • Fistula.
  • Sepsis (infeksi aliran darah).
  • Pecahnya arteri karotis.
  • Iritasi selaput jantung atau perikarditis.

Bagaimana cara dokter mendiagnosis limfadenitis?

Dokter biasanya akan menilai ukuran, kelembutan, tekstur, dan suhu benjolan pada limfadenitis.

Hal ini penting karena letak pembengkakan dan ciri khas yang ada pada benjolan dapat membantu dokter menentukan apa penyebab utamanya.

Di bawah ini adalah prosedur pemeriksaan untuk mendiagnosis limfadenitis. 

1. Tes laboratorium

Tes laboratorium berguna untuk mendeteksi infeksi bakteri, virus, dan jamur. Berikut beberapa jenis prosedur tes untuk memeriksa infeksi. 

  • Pewarnaan gram atau metode gram.
  • Pengulturan jaringan.
  • Pemeriksaan serologis (tes darah).
  • Tes kulit atau purified protein derivative (PPD).
  • Pemeriksaan darah lengkap (tes CBC).

2. Tes pencitraan

Untuk mendiagnosis limfadenitis, dokter juga mungkin akan melakukan tes pencitraan, seperti USG, agar dapat memperkirakan ukuran dan jenis pembengkakan dengan akurat.

Selain tes USG, dokter akan menjalankan tes radiografi dada untuk menentukan adanya masalah pada paru-paru yang bisa menjadi pemicu pembengkakan.

3. Prosedur bedah

Dokter juga melakukan prosedur biopsi kelenjar getah bening, yakni tindakan pengangkatan sebagian kelenjar getah bening yang terinfeksi. Tindakan ini membuat hasil pemeriksaan lebih akurat.

Cara pelaksanaan prosedur ini adalah dengan mengambil sampel dari kelenjar getah bening dan memeriksanya dengan mikroskop.

Bagaimana cara mengobati limfadenitis?

kendaron obat tab adalah

Berikut adalah beberapa macam pengobatan dan penanganan yang biasa dilakukan oleh tenaga medis untuk mengatasi limfadenitis.

1. Obat-obatan

Untuk membantu meredakan gejala-gejala lymphadenitis dan mengatasi bakteri penyebab infeks, dokter umumnya akan meresepkan obat-obatan.

Obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen dapat membantu meredakan pembengkakan, rasa nyeri, atau demam.

Dokter juga akan memberikan beberapa jenis antibiotik yang dapat membantu tubuh melawan infeksi.

Menurut riset yang terbit pada jurnal Current Infectious Disease Reports, jenis antibiotik yang direkomendasikan adalah clindamycin, trimethoprim, dan sulfamethoxazole

2. Drainase nanah

Salah satu solusi untuk meredakan pembengkakan getah bening adalah dengan cara menyedot keluar (drainase) nanah di dalamnya.

Untuk melakukan prosedur ini, dokter akan memberikan bius lokal di area kelenjar getah bening yang terinfeksi.

Kemudian, dokter akan membuat potongan atau sayatan kecil. Nanti, nanah akan keluar dari kelenjar getah bening yang bengkak. 

3. Pengangkatan, kemoterapi, atau radiasi

Jika pembengkakan kelenjar getah bening ternyata berkaitan dengan tumor, Anda akan mendapatkan perawatan yang berfokus pada tumor tersebut.

Beberapa jenis penanganan yang dokter rekomendasikan adalah prosedur operasi untuk mengangkat tumor, kemoterapi untuk membunuh sel-sel kanker, dan juga terapi radiasi.

Bagaimana perawatan kondisi limfadenitis di rumah?

Anda juga dapat mencoba beberapa hal berikut di rumah.

  • Kompres dengan air hangat: tempelkan kain yang dibasahi dengan air hangat untuk membantu melancarkan sirkulasi darah serta meredakan pembengkakan.
  • Istirahat yang cukup: istirahat dan waktu tidur yang cukup membantu pemulihan.
  • Konsumsi kunyit: kunyit berpotensi membantu melawan bakteri E. coli, S. aureus, dan Salmonella.
  • Konsumsi rempah-rempah antiinflamasi: beberapa rempah mengandung senyawa antiinflamasi dan zat antimikroba, di antaranya castor oil, peppermint oil, madu, dan teh spirulina.

Limfadenitis adalah kondisi yang menyebabkan pembengkakan kelenjar getah bening. Kondisi ini biasanya muncul akibat infeksi mikroorganisme.

Bila Anda mengalami gejalanya, konsultasikan kepada dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Kesimpulan

  • Limfadenitis adalah pembengkakan kelenjar getah bening akibat adanya peradangan yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus. Infeksi ini biasanya terjadi di salah satu anggota tubuh lalu merambat hingga ke kelenjar getah bening.
  • Terdapat dua jenis limfadenitis, yaitu lokal (terjadi pada satu atau beberapa kelenjar getah bening yang berdekatan) dan umum (terjadi akibat infeksi yang menyebar melalui aliran darah).
  • Limfadenitis dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti infeksi kulit, radang tenggorokan, penyakit campak, hingga AIDS.
  • Untuk mengobati limfadenitis ada beberapa cara, yaitu menggunakan obat-obatan, drainase nanah, operasi, radiasi, hingga kemoterapi, tergantung pada penyebabnya.

[embed-health-tool-bmi]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Lymphadenitis. (2021). Retrieved 1 April 2024, from https://www.hopkinsmedicine.org/health/conditions-and-diseases/lymphadenitis

Streptococcal skin infections | DermNet NZ. (2021). Retrieved 1 April 2024, from https://dermnetnz.org/topics/streptococcal-skin-infections

Staph infections – Symptoms and causes. (2021). Retrieved 1 April 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/staph-infections/symptoms-causes/syc-20356221

Leung, A., & Davies, H. (2009). Cervical lymphadenitis: Etiology, diagnosis, and management. Current Infectious Disease Reports, 11(3), 183-189. Retrieved 1 April 2024, from https://experts.nebraska.edu/en/publications/cervical-lymphadenitis-etiology-diagnosis-and-management 

Swollen lymph nodes – Symptoms and causes. (2021). Retrieved 1 April 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/swollen-lymph-nodes/symptoms-causes/syc-20353902

Gul, P., & Bakht, J. (2015). Antimicrobial activity of turmeric extract and its potential use in food industry. Journal of food science and technology, 52(4), 2272–2279. Retrieved 1 April 2024, from https://doi.org/10.1007/s13197-013-1195-4 

Swollen lymph nodes – Symptoms and causes. (2021). Retrieved 1 April 2024, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/swollen-lymph-nodes/symptoms-causes/syc-20353902

Gosche, J., & Vick, L. (2006). Acute, subacute, and chronic cervical lymphadenitis in children. Seminars In Pediatric Surgery, 15(2), 99-106. Retrieved 1 April 2024,from https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S1055858606000199?via%3Dihub

Yufen Yuan, H. (2015). Clinical and pathologic diagnosis and different diagnosis of syphilis cervical lymphadenitis. International Journal Of Clinical And Experimental Pathology, 8(10), 13635. Retrieved 1 April 2024, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4680533/

Versi Terbaru

03/04/2024

Ditulis oleh Shylma Na'imah

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Diperbarui oleh: Ihda Fadila


Artikel Terkait

Membedakan Kelenjar Getah Bening dan Tiroid Bengkak

7 Penyebab Benjolan di Leher dan Cara Mengatasinya


Ditinjau secara medis oleh

dr. Andreas Wilson Setiawan, M.Kes.

Magister Kesehatan · None


Ditulis oleh Shylma Na'imah · Tanggal diperbarui 03/04/2024

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan