backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Infeksi Streptococcus

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 08/12/2020

    Infeksi Streptococcus

    Infeksi bakteri Streptococcus merupakan gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus. Streptococcus (disingkat strep) merupakan jenis bakteri gram positif yang terdapat di berbagai permukaan lingkungan, sehingga sangat mudah untuk menyerang siapa saja. Infeksi Streptococcus dapat dibagi menjadi grup A, B, C dan G. Masing-masing memiliki cirinya tersendiri yang berkaitan dengan kemampuan menyebabkan infeksi. Simak penjelasannya berikut ini. 

    Penyebab dan penularan infeksi bakteri Streptococcus

    Berdasarkan pengelompokannya, berikut penyebab dan penularan infeksi bakteri ini: 

    Infeksi bakteri Streptococcus grup A

    gejala sakit tenggorokan

    Streptococcus grup A banyak ditemukan pada bagian permukaan kulit, di dalam tenggorokan, dan pada berbagai rongga tubuh (termasuk rongga telinga dan kelamin). Infeksi ini dapat terjadi pada siapa saja, terutama pada orang dewasa dan anak-anak.

    Streptococcus A dapat menyebar melalui partikel air ketika orang yang terinfeksi batuk atau bersin. Bakteri ini juga dapat bertahan hidup pada permukaan benda tertentu sehingga dapat menular melalui sentuhan.

    Infeksi strep A dapat bersifat ringan ataupun invasif. Infeksi ringan dari strep A di antaranya:

    • Radang amandel atau radang tenggorokan
    • Infeksi kulit impetigo
    • Selulitis
    • Sinusitis
    • Infeksi telinga
    • Scarlet fever, yaitu infeksi bakteri yang menimbulkan ruam dan rasa kasar pada permukaan kulit.

    Pada dasarnya, infeksi Streptococcus A dapat dengan mudah terjadi ketika seseorang mengalami penurunan daya tahan tubuh. Infeksi minor dari bakteri ini dapat dengan mudah disembuhkan tanpa adanya komplikasi dan efek jangka panjang.

    Namun, jika seseorang memiliki daya tahan tubuh yang sangat lemah seperti pada bayi, lansia, orang dengan diabetes, atau pasien kanker dan HIV, lebih mungkin terjadi infeksi Streptococcus A invasif yang jauh lebih serius. Penyakitnya meliputi:

    • Pneumonia, yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae
    • Sepsis
    • Meningitis
    • Toxic shock syndrome (TSS), yaitu munculnya gejala syok akibat kuman Streptococcus A mengeluarkan racun pada aliran darah.
    • Necrotising fasciitis adalah infeksi pada kulit bagian dalam dan area yang berdekatan dengan otot (fascia).

    Infeksi strap invasif merupakan penyakit yang serius sehingga perlu penanganan yang tepat. Pada keadaan serius, satu dari empat orang yang mengalami Streptococcus A invasif dapat mengalami kematian.

    Infeksi bakteri Streptococcus grup B

    sakit perut saat hamil

    Infeksi bakteri Streptococcus grup B pada umumnya tidak terlalu berbahaya. Namun, bisa menimbulkan masalah kesehatan pada kelompok dengan daya tahan tubuh yang rentan.

    Bakteri ini banyak ditemukan pada saluran cerna dan di dalam vagina. Infeksi ini termasuk langka dan biasanya berbahaya terhadap kondisi kehamilan dan pada bayi baru lahir.

    Infeksi pada kehamilan

    Streptococcus B merupakan bakteri yang umum yang berada di dalam tubuh, sehingga memungkinkan terjadinya penularan pada bayi saat hamil. Meskipun demikian, risiko infeksi cenderung kecil di mana hanya 1 diantara 2.000 kasus paparan pada kandungan yang menyebabkan infeksi Streptococcus B pada bayi. Infeksi pada kehamilan dapat menyebabkan keguguran dan lahir mati, namun hal ini sangat jarang terjadi.

    Infeksi pada bayi baru lahir

    Bayi baru lahir memiliki daya tahan yang sangat lemah, maka paparan Streptococcus B dapat dengan mudah menyebabkan infeksi serius seperti meningitis dan pneumonia.

    Infeksi bakteri Streptococcus grup C dan G

    Ciri-ciri dan gejala eksim

    Streptococcus grup C dan G memiliki hubungan dekat dengan Streptococcus A. Akan tetapi, cara penularannya berbeda. Bakteri ini pada umumnya ditemukan pada hewan dan menyebar melalui sentuhan atau bahan pangan yang masih mentah. Misalnya daging dan susu mentah yang terpapar oleh bakteri tersebut.

    Kuman ini juga dapat hidup pada permukaan kulit, terutama pada kulit yang mengalami kerusakan seperti mengalami eksim dan jaringan mukosa lainnya seperti vagina dan saluran usus.

    Gejala infeksi bakteri Streptococcus

    Gejala infeksi bakteri Streptococcus bervariasi, tergantung jenis penyakit dan tingkat keparahannya. Berikut gejala-gejala umum dari penyakit-penyakit akibat infeksi ini:

    Infeksi Streptococcus A

    obat radang tenggorokan

    Berikut gejala-gejala yang muncul akibat penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini:

    • Radang amandel atau radang tenggorokan ditandai dengan rasa sakit saat menelan dan pembengkakan kelenjar.
    • Infeksi kulit impetigo ditandai dengan rasa perih dan benjolan yang berisi cairan (blister) pada bagian terluar kulit.
    • Selulitis ditandai dengan adanya pembengkakan kulit berwarna merah serta disertai rasa sakit dan sensasi panas. Infeksi selulitis dapat menyebar dan berpindah ke kulit bagian atas.
    • Sinusitis ditandai dengan hidung tersumbat dan rasa nyeri pada bagian wajah.
    • Scarlet fever ditandai dengan ruam dan rasa kasar pada permukaan kulit.

    Sementara itu, gejala pada penyakit akibat infeksi invasif yang lebih serius adalah:

    • Pneumonia ditandai dengan batuk tak kunjung sembuh, sesak napas dan nyeri pada dada.
    • Sepsis ditandai dengan gangguan kerja jantung, demam, dan napas yang memburu.
    • Meningitis ditandai dengan sakit kepala, muntah-muntah, leher kaku, dan ruam.
    • Toxic shock syndrome (TSS), yaitu munculnya gejala syok seperti pusing, mual, diare dan pingsan.
    • Necrotising fasciitis ditandai dengan rasa nyeri, bengkak, dan kemerahan. Infeksi ini bisa menyebar dengan cepat.

    Infeksi Streptococcus B

    Mayo Clinic membedakan gejala infeksi pada anak-anak dan orang dewasa. Berikut penjelasannya. 

    Gejala pada bayi

    Tanda dan gejala pada bayi mungkin termasuk:

    • Demam
    • Sulit menyusui
    • Lesu 
    • Sulit bernapas
    • Rewel
    • Penyakit kuning

    Gejala pada orang dewasa

    Banyak orang dewasa membawa kuman ini di tubuh mereka, biasanya di usus, vagina, rektum, kandung kemih, atau tenggorokan. Namun, mereka tidak menunjukkan gejala apapun. 

    Meskipun begitu, dalam beberapa kasus, kondisi ini dapat menyebabkan infeksi saluran kemih atau infeksi yang lebih serius, seperti infeksi darah (bakteremia) atau pneumonia. 

    Infeksi Streptococcus grup C dan G

    otilonium bromide spasmomen

    Kuman Streptococcus C dan G tidak dapat bertahan lama di lingkungan terbuka di luar tubuh manusia dan hewan. Infeksi ini pada umumnya menyerang sistem peredaran darah dan musculoskeletal. Sesuai dengan jenis penyakit, gejalanya dapat berupa:

    • Bakteremia ditandai dengan demam mendadak dan menggigil.
    • Infeksi tulang ditandai dengan demam selama beberapa hari, menggigil, tulang nyeri, kulit tampak memerah dan lebih sensitif.
    • Endokarditis ditandai dengan gejala mirip flu, seperti demam, kedinginan, dan menggigil, tubuh lelah dan nyeri sendi, sesak napas dan nyeri dada, kaki dan tangan bengkak. 
    • Toxic shock syndrome ditandai dengan napas pendek, pusing, lemah, dan detak jantung yang kencang. 

    Diagnosis infeksi

    Dokter akan memeriksa fisik Anda dan melihat tanda dan gejala yang Anda rasakan. Selain itu, dokter juga akan meminta Anda melakukan serangkaian tes untuk mengonfirmasi penyakit. Prosedur pemeriksaan itu antara lain:

    • Tes rapid antigen. Prosedur ini dilakukan dengan mengambil sampel usap dari tenggorokan Anda. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi bakteri Streptococcus dalam hitungan menit dengan mencari zat di tenggorokan. 
    • Kultur tenggorokan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengambil sampel di bagian belakang tenggorokan dan amandel. Sampel kemudian diteliti di laboratorium untuk mengetahui keberadaan bakteri.

    Selain itu, tergantung penyakit apa yang diduga dokter terjadi akibat infeksi bakteri ini, dokter mungkin akan meminta Anda melakukan:

    • Tes urin
    • Pungsi lumbal
    • Rontgen dada

    Pengobatan infeksi Streptococcus

    Tablet obat batuk antibiotik

    Dokter akan memberikan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri ini, sesuai dengan penyakitnya. Antibiotik tersebut dapat diberikan secara oral atau pun melalui selang infus. 

    Infeksi Streptococcus grup A dapat diobati dengan antibiotik, seperti:

    • Penisilin, yaitu obat yang biasanya dipilih untuk mengatasi penyakit ringan dan berat.
    • Eritromisin dapat digunakan untuk orang yang alergi penisilin.
    • Klindamisin dapat digunakan untuk mengobati orang alergi penisilin dengan penyakit yang lebih parah.

    Selain itu, obat-obatan untuk mengatasi gejala akibat infeksi Streptococcus grup A juga dapat digunakan. Obat-obatan itu termasuk ibuprofen atau acetaminophen. 

    Sementara itu, pada infeksi Streptococcus B, antibiotik yang biasanya direkomendasikan dokter untuk Anda adalah penisilin atau cephalexin. Obat-obatan tersebut aman dikonsumsi untuk ibu hamil. 

    Jika bayi Anda dinyatakan positif terkena infeksi Streptococcus B, dokter akan memberikan antibiotik melalui infus. Bergantung pada kondisi bayi Anda, mereka mungkin memerlukan cairan infus, oksigen, atau obat-obatan lainnya. 

    Pencegahan infeksi Streptococcus

    Cuci tangan untuk mencegah virus penyebab hepatitis A

    Berikut ini adalah cara-cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah infeksi ini:

    • Cuci tangan Anda secara rutin. Cara ini merupakan langkah terbaik untuk mencegah berbagai macam infeksi. 
    • Tutup mulut Anda ketika batuk dan bersin. Ajarkan kebiasaan baik ini pada anak-anak Anda. 
    • Jangan berbagai peralatan personal dengan orang lain. 

    Vaksin untuk mencegah infeksi Streptococcus grup B belum tersedia. Meskipun begitu, para peneliti tengah mengupayakan vaksin tersebut untuk pencegahan di kemudian hari. 

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fajarina Nurin · Tanggal diperbarui 08/12/2020

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan