backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Bisakah Seseorang Sembuh dari Neuropati?

Ditulis oleh dr. Nona Suci Rahayu, Sp. N · Neurologi · Tirtana Medikal Klinik


Tanggal diperbarui 16/02/2023

Bisakah Seseorang Sembuh dari Neuropati?

Seseorang yang mengalami neuropati kerap mengeluhkan gejala yang cukup mengganggu. Jika terus berlanjut, kondisi ini dapat mengganggu keseharian pengidapnya. Lantas, mungkinkah seseorang sembuh total dari neuropati?

Apakah seseorang bisa sembuh dari neuropati?

Neuropati diabetik

Seseorang bisa sembuh dari neuropati dengan penanganan secara menyeluruh yang berfokus pada pemulihan gejala. 

Neuropati adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala yang kerap kali dikeluhkan oleh sebagian besar pasien yang berobat ke dokter saraf.

Neuropati didefinisikan atas dasar pilihan kata yaitu, sebagai neuron yakni sistem saraf dan pathy yaitu penyakit.

Jadi, neuropati dapat diartikan sebagai penyakit atau kelainan pada sistem saraf pusat maupun perifer. Namun, ada yang perlu Anda pahami terkait neuropati bisa sembuh atau tidak.

Bila ingin pulih, penanganan neuropati yang tepat tidak hanya meliputi pengobatan dengan obat-obatan pereda nyeri, tapi juga meliputi latihan fisik hingga terapi modifikasi perilaku kognitif.

Meskipun neuropati bisa sembuh, tapi tidak jarang neuropati dapat menjadi penyakit kronis atau bahkan berkembang menjadi gangguan yang bersifat resisten (kebal) terhadap berbagai pengobatan.

Melansir dari Johns Hopkins Medicine, untuk jenis dari neuropati, seperti neuropati perifer, biasanya tidak bisa sembuh. Akan tetapi, pengobatan bisa membantu mencegah kondisi agar tidak semakin memburuk.

Seperti yang mungkin sudah Anda tahu, neuropati terbagi menjadi beberapa jenis yakni perifer, otonom, proksimal, dan fokal.

Nah, dari berbagai jenis neuropati tersebut mungkin tidak semuanya bisa sembuh, salah satunya adalah neuropati perifer.

Gejala umum neuropati

Penderita neuropati dapat menunjukkan beragam keluhan, seperti mati rasa dan sensasi kulit seperti tebal atau memakai sarung tangan. Bahkan, orang dengan neuropati tidak jarang juga mengeluhkan rasa nyeri seperti terbakar, tersengat listrik, atau tertikam.

Apa saja pengobatan neuropati?

Penanganan atau pengobatan untuk neuropati agar bisa sembuh tergantung dari penyebabnya.

Neuropati akibat kelainan saraf sentral dapat disebabkan oleh penyakit stroke, penyakit autoimun, infeksi otak, dan epilepsi.

Sementara penyebab neuropati karena kelainan saraf perifer yakni kekurangan atau defisiensi vitamin, kerusakan saraf akibat cedera, dan akibat penyakit metabolik seperti diabetes melitus.

Secara umum, penanganan dari penyakit neuropati agar sembuh meliputi beberapa cara berikut.

1. Edukasi

Dalam hal ini, pasien atau orang dengan penyakit neuropati maupun keluarganya mendapatkan edukasi terkait kondisi ini.

Edukasi bisa meliputi penjelasan mengenai gejala dan tanda neuropati hingga penanganan bila ada penyakit penyerta.

2. Terapi tanpa obat

jenis penyakit neuropati

Terapi tanpa obat, atau juga dikenal dengan nama terapi non farmakologis, meliputi penanganan dari neuropati  agar sembuh tanpa melibatkan obat-obatan.

Perawatan nonfarmakologis yakni sebagai berikut.

  • Terapi modulasi nyeri, meliputi terapi deep brain stimulation, transcutaneous electrical stimulation, dan repetitive transcranial magnetic stimulation.
  • Terapi modifikasi perilaku kognitif.
  • Terapi biofeedback.
  • Relaksasi.
  • Terapi fisik aerobik.
  • Yoga.
  • Training resistance.
  • Mirror box therapy.

3. Terapi dengan obat

Kebalikan dari terapi tanpa obat, terapi yang melibatkan obat atau terapi farmakologis tentu mengharuskan pengidapnya untuk mengonsumsi obat-obatan tertentu sesuai kondisinya.

Pemberian obat-obatan yang bertujuan agar sembuh dari neuropati atau setidaknya mengurangi keparahan gejala ini terbagi menjadi dua bagian, yakni terapi tunggal pada lini pertama dan pengobatan pada lini kedua.

  • Pengobatan di lini atau tahap pertama meliputi pemberian obat amitriptilin, duloxetine, gabapentin, atau pregabalin.
  • Sementara pengobatan lainnya untuk lini atau tahap kedua dapat berupa pemberian krim capsaicin, lidokain topikal, atau tramadol pada nyeri yang bersifat akut.

Mungkinkah neuropati kambuh setelah pengobatan?

neuropati perifer bisa sembuh

Pengobatan neuropati dikatakan berhasil jika intensitas nyeri berkurang 50—70% dari keluhan nyeri sebelumnya.

Namun demikian, neuropatik dapat kambuh dan bersifat kronis pada beberapa penderita.

Kekambuhan dapat terjadi jika pengendalian terhadap faktor resiko penyebab neuropati tidak dilakukan dengan baik.

Pengendalian faktor risiko yang tidak konsisten sehingga bisa membuat neuropati kambuh seperti berikut.

  • Tidak mengontrol kadar gula darah pada pasien diabetes.
  • Kurangnya mekanisme coping atau mengatasi stres yang baik.
  • Kualitas hidup yang buruk.

Jika ingin sembuh dari neuropati, penting untuk mengendalikan faktor risikonya. Sebab, bila tidak, faktor-faktor tersebut justru dapat menjadi bumerang sehingga menghambat keberhasilan terapi dan menimbulkan dampak.

Ya, neuropati yang tidak dikelola dengan baik berisiko mengakibatkan dampak atau efek jangka panjang, seperti berikut:

Kurang memadainya penanganan neuropati sering membuat penderita merasa kurang puas dengan pengobatan yang ada.

Oleh karena itu, penting untuk mengenali penanganan yang tepat dari neuropati agar kekambuhan pun dapat dihindari serta memperbesar peluang untuk sembuh. 

Penanganan yang memadai melalui konsultasi dengan dokter spesialis saraf sekaligus melakukan evaluasi keberhasilan terapi dapat memperbaiki kondisi dan meringankan keluhan pasien.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

Ditulis oleh

dr. Nona Suci Rahayu, Sp. N

Neurologi · Tirtana Medikal Klinik


Tanggal diperbarui 16/02/2023

advertisement iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

advertisement iconIklan
advertisement iconIklan