backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Rasa Jijik Itu Lumrah! Ini yang Terjadi di Dalam Tubuh

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 19/01/2022

    Rasa Jijik Itu Lumrah! Ini yang Terjadi di Dalam Tubuh

    Anda pasti pernah merasa jijik, entah itu terhadap makanan, muntahan, feses, atau sesuatu menjijikkan lainnya. Anda juga bisa merasakan perasaan tersebut terhadap suatu hal yang mungkin orang anggap biasa. Namun, pernahkah Anda berpikir mengapa hal ini bisa terjadi? 

    Apa itu rasa jijik?

    Jijik adalah respons terhadap sesuatu yang Anda tidak suka, tidak nyaman, dan yang merasa perlu Anda hindari.

    Biasanya, ini ditunjukkan dengan ekspresi wajah mengerutkan hidung atau mengangkat bibir. 

    Terkadang, kata-kata tertentu pun bisa keluar dari mulut Anda saat merasakan perasaan ini, seperti “ugh” atau “iuh”.

    Adapun ekspresi dan kata-kata ini membuat orang lain dapat mengetahui jika Anda sedang merasakan perasaan tersebut.

    Terkadang, perasaan ini juga menimbulkan gejala lain, seperti nafsu makan berkurang, mual, atau bahkan muntah karena jijik.

    Sebenarnya, melansir laman PBS, perasaan ini dapat membantu Anda menghindari hal-hal yang berbahaya, seperti kuman atau racun.

    Pasalnya, karena merasa jijik, Anda berusaha untuk melepaskan diri dari zat atau bahan berbahaya tersebut atau mencegah diri Anda bersentuhan dengannya.

    Hal ini kemudian menimbulkan dampak positif pada kebersihan dan kesehatan tubuh Anda.

    Apalagi, pemicu rasa jijik kerap kali berkaitan dengan hal-hal yang kotor atau yang tidak baik untuk kebersihan dan kesehatan tubuh.

    Alhasil, Anda pun terbiasa menerapkan cara untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

    Cara-cara ini dapat membantu Anda terhindar dari berbagai penyakit infeksi, seperti diare, cacingan, atau HIV sekalipun.

    Berbagai pemicu rasa jijik yang paling umum

    Kantong sampah khusus

    Pemicu munculnya perasaan ini bisa berbeda pada setiap orang.

    Namun, seperti penjelasan sebelumnya, pemicu jijik umumnya berkaitan dengan hal-hal yang kotor atau yang tidak baik untuk kebersihan dan kesehatan Anda. 

    Berdasarkan penelitian Dr. Valerie Curtis dari  London School of Hygiene and Tropical Medicine, berikut adalah hal-hal umum yang dapat menyebabkan perasaan jijik. 

    • Hal-hal yang dikeluarkan oleh tubuh, seperti feses, muntah, keringat, ludah, darah, nanah, air mani, lendir, atau ingus. 
    • Luka terbuka atau ruam di tubuh.
    • Air kotor atau tercemar.
    • Makanan busuk, terutama daging dan ikan busuk.
    • Sampah.
    • Beberapa makhluk hidup, seperti lalat, belatung, kutu, cacing, atau tikus.
    • Orang yang sakit atau terkontaminasi. 

    Mengapa kita bisa merasa jijik terhadap sesuatu?

    Jijik merupakan perasaan yang muncul secara alami, dan setiap orang pun pasti mempunyai naluri untuk merasakannya.

    Artinya, respons ini muncul begitu saja, tanpa perlu Anda pelajari.

    Bahkan, anak kecil pun sudah bisa memiliki perasaan ini bila melihat atau tak sengaja menyentuh sesuatu yang menjijikkan baginya. 

    Perasaan jijik bergantung pada pengalaman, sosialisasi, kepribadian, dan konteks.

    Ini merupakan emosi yang sangat kompleks dan rumit, dan ada peran otak yang memunculkan perasaan tersebut. 

    Adapun bagian otak yang berperan memproses perasaan ini, yaitu insula anterior.

    Bagian otak ini juga memproses empati serta bagaimana tubuh melindungi diri dari hal-hal yang membuat Anda tidak nyaman. 

    Nah, karena diproses pada bagian otak yang sama, rasa jijik sebenernya bisa Anda kendalikan, terutama untuk tujuan yang baik dan yang tak menimbulkan ancaman.

    Caranya adalah dengan berempati pada sesuatu yang memicu perasaan tersebut. 

    Apa maksudnya? Sebagai contoh, bila Anda merasa jijik terhadap luka di kaki Anda, cobalah untuk berempati terhadap diri Anda sendiri. 

    Dengan merasa empati, Anda menjadi termotivasi untuk membuat diri Anda menjadi lebih baik, dan Anda pun menjadi berani untuk membersihkan dan mengobati luka tersebut agar cepat sembuh.

    Lama-kelamaan, perasaan jijik Anda terhadap luka mungkin akan hilang. Ini juga berlaku bila Anda merasakan perasaan tersebut pada orang lain.

    Misalnya, bila Anda merasa jijik pada seseorang yang baru mendapat amputasi kaki, cobalah untuk berempati dan membantu orang tersebut.

    Lama kelamaan, perasaan tersebut akan menghilang dan hubungan Anda dengan orang tersebut tak menjadi renggang.

    Hati-hati, jijik bisa berdampak buruk pada aspek sosial

    bersosialisasi dengan orang tua untuk tingkatkan nafsu makan

    Contoh di atas merupakan salah satu bukti bahwa rasa jijik bisa memberi dampak buruk pada aspek sosial.

    Pasalnya, bila perasaan tersebut tak Anda kendalikan, ada kecenderungan untuk mengabaikan atau bahkan menyakiti orang tersebut.

    Mengapa ini terjadi? Dr. Curtis menjelaskan, ada kategori rasa jijik yang berbeda daripada pemicu yang umum di atas, yaitu penampilan orang lain yang tidak biasa atau berbeda.

    Mereka menganggap ada sesuatu yang berbahaya dari orang-orang yang berbeda tersebut, sehingga perlu dijauhi karena khawatir menularkan dampak yang buruk pada dirinya.

    Padahal, dampak buruk ini belum tentu benar. Justru, merasa jijik terhadap orang tersebut mencegah Anda untuk memperluas pengetahuan dan kehidupan sosial Anda. 

    Sebaliknya, bersikap empati kepada orang yang berbeda tersebut mungkin bisa memberi manfaat, seperti membentuk persahabatan.

    Oleh karena itu, sebaiknya Anda mengendalikan dan menghilangkan rasa jijik selama memiliki alasan dan tujuan yang baik dan tidak berisiko pada hal yang berbahaya, seperti penyakit.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Ihda Fadila · Tanggal diperbarui 19/01/2022

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan