Namun, jenis parasomnia yang paling sering muncul akibat mengonsumsi obat tidur adalah tidur sambil berjalan, tidur sambil berbicara, tidur sambil mengonsumsi makanan, atau tidur saat mengendarai kendaraan. Kondisi ini akan semakin rentan Anda alami sebagai efek samping obat tidur jika dosis obat tidur meningkat.
Oleh sebab itu, demi menghindari berbagai kondisi yang dapat membahayakan banyak orang ini, lebih baik pastikan kembali dosis obat yang sesuai dengan dokter Anda. Biasanya, dokter akan meresepkan dosis obat yang sesuai dengan kondisi yang Anda alami saat ini.
2. Reaksi alergi
Efek samping serius lain yang perlu Anda waspadai dari mengonsumsi obat tidur adalah munculnya reaksi alergi. Jika Anda mengalami salah satu kondisi berikut, ini tandanya Anda mengalami reaksi alergi akibat jenis obat yang dikonsumsi:
- Pandangan mata buram.
- Nyeri pada dada.
- Sulit bernapas.
- Sulit menelan makanan.
- Muncul bintik-bintik merah yang terasa gatal.
- Suara menjadi serak.
- Jantung berdebar.
- Kulit terasa gatal.
- Mual dan muntah.
- Tenggorokan seperti tercekik.
- Sesak napas.
- Pembengkakan pada mata, bibir, wajah, lidah, atau tenggorokan.
Jika sudah demikian, segera periksakan kondisi kesehatan Anda ke dokter.
3. Ketergantungan obat tidur
Mengonsumsi obat tidur secara rutin juga bisa menimbulkan efek samping ketergantungan obat tidur. Padahal, sebagian besar obat tidur hanya boleh Anda konsumsi dalam jangka waktu pendek, misalnya beberapa hari atau beberapa minggu saja. Ini artinya, mengonsumsi obat tidur hingga berbulan-bulan tentu tidak baik dan bisa berdampak buruk.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar