backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengenal 4 Tahapan Tidur, Mulai dari "Tidur Ayam" Hingga Bermimpi

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 18/05/2021

    Mengenal 4 Tahapan Tidur, Mulai dari "Tidur Ayam" Hingga Bermimpi

    Tahukah Anda bahwa saat tidur Anda akan melalui serangkaian tahapan? Mungkin, selama ini Anda berpikir tidur hanyalah aktivitas sehari-hari yang menjadi bagian dari rutinitas harian. Padahal, tidur adalah aktivitas kompleks yang terdiri dari beberapa tahapan berbeda dan terjadi secara berurutan. Lalu, apa saja tahapan tidur dan apa yang terjadi pada diri Anda pada setiap tahapan tersebut? Yuk, cari tahu jawabannya berikut ini.

    Mengenal empat tahapan tidur

    tidur bifasik

    Pada dasarnya, tahapan tidur terbagi ke dalam dua tipe, yaitu tahapan tidur rapid eye movement (REM) dan tahapan tidur non-REM. Akan tetapi, tahapan tidur non-REM terbagi lagi ke dalam tiga tahapan berbeda. Alhasil, setiap tidur, Anda akan melalui empat tahapan tidur ini.

    Nah, umumnya, sepanjang jam tidur Anda pada malam hari, Anda bisa saja melalui empat tahapan ini selama beberapa kali. Setiap kali memasuki siklus tahapan yang baru, durasi dari masing-masing tahapan akan berlangsung lebih lama. Biasanya, Anda akan mengalami tahapan tidur REM yang paling lama menjelang pagi hari.

    Seperti yang telah disinggung sebelumnya, dalam satu siklus, tahap tidur akan terjadi secara berurutan. Dari tahap 1 non-REM, tahap 2 non-REM, tahap 3 non-REM, hingga tahapan yang terakhir adalah tahapan tidur REM. Untuk penjelasan lebih lengkapnya, baca ulasan berikut:

    Tahap 1 NREM: “Tidur-tidur ayam’

    Selama tahapan tidur pertama, yaitu tahap 1 NREM, tubuh, mental, dan pikiran Anda masih berada pada ambang realitas dan alam bawah sadar. Ini artinya, Anda masih setengah sadar tetapi sekaligus setengah tertidur. Pada tahap ini, detak jantung, pernapasan, hingga pergerakan mata melambat.

    Peristiwa yang sangat umum terjadi selama periode ini adalah sentakan mioklonik. Jika Anda pernah terkejut mendadak tanpa alasan apapun, artinya Anda mengalami fenomena ini. Mungkin tampak mengkhawatirkan, tetapi sentakan mioklonik sebenarnya cukup umum.

    Nah, meski mata sudah tertutup, Anda masih bisa dibangunkan atau tidak sengaja terbangun dengan mudah pada tahap tidur ini. Sebagai tahapan awal, tahap 1 NREM normalnya berlangsung selama satu hingga lima menit. Jika pada tahap ini tidur tidak terganggu, Anda bisa dengan cepat memasuki tahap berikutnya, yaitu tahap 2 NREM.

    Tahap 2 NREM: Menyambut tidur pulas

    Pada tahapan tidur selanjutnya, yaitu tahap 2 NREM, Anda mulai memasuki tidur nyenyak. Ini artinya, Anda sudah mulai benar-benar tidur. Saat itu, detak jantung dan pernapasan Anda lebih lamban dan otot juga lebih rileks. Lalu, suhu tubuh semakin rendah dan pergerakan mata terhenti.

    Ketika memasuki tahap tidur kedua ini, gerak mata berhenti dan gelombang aktivitas otak melambat. Namun, kondisi ini juga disertai dengan semburan gelombang elektrik cepat pada otak yang terjadi sesekali. Selain itu, K-complex, puncak tegangan tinggi negatif pendek, juga menjadi penanda dari tahapan 2 tidur NREM ini.

    Kedua fenomena tersebut bekerja sama melindungi tidur dan menekan respons terhadap rangsangan luar. Selain itu, keduanya juga bermanfaat untuk membantu penggabungan memori berbasis tidur dan pengolahan informasi.

    Memasuki tahap tidur yang ke-2 ini, Anda juga akan menjadi semakin kurang sadar akan lingkungan sekitar. Jika ada orang yang melakukan percakapan dan terdengar pada tahap ini, Anda tidak dapat memahami apa isi dari percakapan tersebut.

    Anda biasanya berada pada tahapan ini selama 10-25 menit pada siklus tidur yang pertama. Namun, saat mengulang siklus, Anda mungkin akan menghabiskan waktu yang lebih lama pada tahapan ini. Bahkan, waktu yang Anda habiskan untuk berada pada tahapan ini lebih lama daripada pada tahapan lainnya.

    Tahap 3 NREM: Tidur nyenyak

    Selanjutnya, Anda memasuki tahap tidur ketiga, yaitu tahap 3 NREM. Jika tahapan sebelumnya, Anda baru mulai memasuki tidur nyenyak, pada tahapan ini Anda sudah berada dalam tidur yang pulas atau terlelap. Pada tahap ini, otak melepaskan gelombang delta.

    Awalnya, aktivitas otak diselingi oleh gelombang yang lebih kecil dan cepat, tetapi kemudian secara eksklusif didominasi oleh gelombang delta. Oleh sebab itu, para ahli juga menyebut tahap tidur ini sebagai tahap tidur delta atau delta sleep.

    Selama tahap ini, Anda menjadi kurang responsif dan suara serta aktivitas di lingkungan mungkin gagal untuk menghasilkan respons. Tidak ada gerakan mata atau aktivitas otot. Tahapan ketiga juga bertindak sebagai masa transisi antara tidur ringan dan tidur yang sangat dalam (deep sleep).

    Akan sangat sulit untuk membangunkan seseorang yang sedang ada pada tahapan ini. Biasanya, jika terbangun, ia tidak bisa sesegera mungkin menyesuaikan diri dengan perubahan. Bahkan, sering kali merasa kikuk atau grogi serta kebingungan selama beberapa menit setelah bangun tidur.

    Ada beberapa gangguan tidur yang mulai terjadi saat memasuki tahap tidur ketiga ini. Sebagai contoh parasomnia, mengompol, teror malam, atau sleepwalking. Jika mengidap salah satu jenis gangguan tidur, Anda mungkin mengalaminya pada tahap yang satu ini.

    Selama tahapan tidur nyenyak, tubuh memulai perbaikan dan pertumbuhan jaringan kembali. Tak hanya itu, tubuh juga membangun kekuatan tulang dan otot, meningkatkan pasokan darah ke otot, hingga meningkatkan dan memperkuat sistem imun.

    Tidur REM: Tidur bermimpi

    Ketika Anda beralih ke tahap tidur terakhir ini, yaitu tidur REM (Rapid Eye Movement), pernapasan menjadi lebih cepat, tidak teratur, dan dangkal. Selain itu, mata bergerak ke segala arah dengan sangat cepat, seperti gelisah. Lalu, aktivitas otak dan detak jantung meningkat, tekanan darah naik, dan pada pria, mengembangkan ereksi.

    Menurut Sleep Foundation, tahap tidur ini sangat penting untuk fungsi kognitif otak, seperti ingatan, proses belajar, dan kreativitas. Tak hanya itu, meski bisa juga terjadi pada tahapan tidur lainnya, mimpi paling sering terjadi saat Anda memasuki tahapan yang satu ini.

    Biasanya, sebagian besar orang menghabiskan sekitar 20% dari total tidurnya pada tahap ini. Tidur REM juga sering dikenal sebagai tidur paradoks, karena saat otak dan sistem tubuh lainnya aktif bekerja, otot-otot menjadi lebih rileks. Pada tahapan ini, mimpi terjadi karena peningkatan aktivitas otak, tetapi otot mengalami kelumpuhan sementara yang terjadi secara sengaja.

    Periode tidur REM pertama biasanya terjadi sekitar 70-90 menit setelah Anda tertidur. Nah, sebuah siklus tidur lengkap membutuhkan waktu 90-110 menit. Artinya, setelah melalui tahapan ini, otak mengulang kembali siklus tidur melalui tahap tidur non-REM. Rata-rata, siklus ini terulang hingga empat kali dalam tidur malam.

    Siklus tidur pertama setiap malam mengandung periode REM yang relatif singkat dan jangka waktu tidur nyenyak. Saat malam berlangsung, periode tidur REM meningkat durasinya, sementara tidur Anda sudah tidak nyenyak seperti siklus awal.

    Anda biasanya akan kehilangan beberapa kemampuan untuk mengatur suhu tubuh selama berada di bawah pengaruh tidur REM. Alhasil, suhu yang terlalu panas atau dingin pada lingkungan tidur dapat mengganggu kualitas tidur Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Annisa Hapsari · Tanggal diperbarui 18/05/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan