Kesehatan paru-paru harus selalu Anda jaga. Paru-paru yang bermasalah akan berpengaruh pada kualitas pernapasan Anda. Salah satu gangguan yang dapat menimpa organ tubuh ini adalah penyakit paru restriktif.
Apa itu penyakit paru restriktif?
Penyakit paru restriktif adalah sekelompok kondisi kronis di mana paru-paru penderitanya tidak dapat berkembang dengan baik saat menarik napas. Beberapa contoh penyakit paru restriktif adalah asbestosis, sarkoidosis, dan fibrosis paru.
Paru-paru manusia bisa sewaktu-waktu terkena penyakit kronis atau jangka panjang. Penyakit tersebut dapat terbagi menjadi 2 kategori, yaitu bersifat restriktif dan obstruktif. Namun, dalam beberapa kasus, ada pula penyakit paru campuran, di mana pasien mengalami gejala dari kedua jenis penyakit paru.
Penyakit paru obstruktif terjadi ketika paru-paru tidak dapat membuang udara dengan baik saat pasien mengembuskan napas.
Berbeda dengan tipe obstruktif, penyakit paru restriktif terjadi saat paru-paru pasien tidak dapat membesar secara maksimal ketika sedang menarik napas. Akibatnya, oksigen yang masuk ke dalam paru-paru menjadi terbatas.
Penyakit ini menyebabkan penurunan kapasitas atau volume paru sehingga ritme pernapasan penderitanya semakin cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen dalam tubuhnya.
Kebanyakan kasus penyakit paru restriktif bersifat progresif, yang artinya penyakit akan terus memburuk seiring berjalannya waktu.
Meski demikian, telah tersedia berbagai pilihan pengobatan yang akan membantu pasien agar bisa bernapas dengan lega serta memperlambat perkembangan penyakit.
Seberapa umumkah penyakit ini?
Penyakit paru restriktif tergolong lebih jarang terjadi dibandingkan dengan tipe obstruktif.
Menurut StatPearls, dari seluruh kasus gangguan paru-paru, jenis restriktif hanya ditemukan pada 1/5 di antaranya. Sementara itu, jenis obstruktif terjadi pada 80% di antaranya.
Lebih lanjut lagi, penyakit ini lebih banyak ditemukan pada pasien berusia lanjut serta berjenis kelamin perempuan. Orang-orang yang aktif merokok, baik yang sudah lama berhenti atau masih berlangsung, juga berisiko lebih tinggi untuk terkena penyakit ini.
Apa saja gejala penyakit paru restriktif?
Tanda-tanda dan gejala mungkin akan bergantung pada penyebab serta tingkat keparahan penyakit. Namun, berikut adalah gejala yang paling umum dilaporkan oleh hampir seluruh pasien penyakit paru restriktif.
- Sesak napas
- Butuh upaya lebih untuk menarik napas
- Merasa tidak mendapatkan napas yang cukup
- Batuk kering atau berdahak yang tak kunjung berhenti
- Berat badan turun drastis
- Nyeri dada
- Mengi (napas berbunyi)
- Kelelahan luar biasa tanpa penyebab yang jelas
- Depresi
- Kecemasan
Penyakit ini sering kali menyebabkan penderitanya merasa tidak dapat menghirup udara yang cukup banyak. Kesulitan bernapas ini juga terkadang membuat penderita mengalami serangan panik. Selain itu, pasien juga akan sering mengganti posisi tubuh sebagai bentuk upaya bernapas lebih lega.
Apabila Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala di atas, segeralah periksakan diri ke dokter terdekat.
Apa penyebab penyakit paru restriktif?
Penyebab penyakit dapat dibagi menjadi 2 tipe, yaitu intrinsik dan ekstrinsik.
1. Penyebab intrinsik
Pada tipe intrinsik, gangguan pada paru-paru disebabkan oleh kelainan internal, seperti peradangan, luka, atau pengerasan pada jaringan paru-paru. Beberapa penyakit dan kondisi medis yang bisa menyebabkan kelainan internal pada paru-paru meliputi:
- pneumonia,
- tuberkulosis (TB),
- sarkoidosis,
- fibrosis paru idiopatik,
- penyakit paru interstisial,
- kanker paru,
- rheumatoid arthritis,
- fibrosis akibat radiasi,
- sindrom gagal pernapasan akut (ARDS), dan
- lupus.
2. Penyebab ekstrinsik
Penyakit paru restriktif juga bisa dilatarbelakangi oleh kondisi ekstrinsik, di mana terjadi komplikasi pada jaringan atau struktur di luar paru-paru, termasuk saraf.
Faktor eksternal yang sering kali memicu penyakit biasanya berhubungan dengan melemahnya otot, kerusakan saraf, atau pengerasan dinding jaringan dada. Beberapa penyakit dan kondisi kesehatan yang dikaitkan dengan penyebab ekstrinsik ini adalah seperti di bawah ini.
- Efusi pleura
- Skoliosis
- Obesitas
- Penyakit saraf dan otot, seperti multiple sclerosis dan distrofi otot
- Myasthenia gravis
- Adanya tumor ganas
- Cedera atau patah tulang rusuk
- Pembengkakan perut akibat luka atau kanker hati
- Kelumpuhan diafragma
- Hernia diafragmatika
- Gagal jantung
Diagnosis dan pengobatan
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Untuk mendiagnosis penyakit paru restriktif, biasanya dokter akan melakukan tes fungsi paru untuk mengukur kapasitas total paru atau total lung capacity (TLC).
TLC menggambarkan seberapa banyak udara yang bisa masuk ke dalam paru-paru ketika seseorang sedang menarik napas. Biasanya, pasien penyakit paru restriktif memiliki nilai TLC yang rendah.
Tes lain mungkin perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil diagnosis yang akurat agar penyakit bisa dikategorikan sebagai tipe intrinsik atau ekstrinsik. Selain itu, hasil diagnosis tersebut juga diperlukan dokter untuk menentukan jenis pengobatan yang sesuai.
Berikut adalah beberapa tes kesehatan yang sering kali dijalankan untuk mendiagnosis penyakit ini:
- Tes forced vital capacity (FVC), di mana Anda akan diminta menarik napas sedalam mungkin dan mengembuskannya sebanyak mungkin.
- Tes forced expiratory volume in 1 second (FEV1), untuk mengukur jumlah udara yang dihembuskan pada detik pertama dari tes FVC sebelumnya.
- Rontgen dada atau CT scan, untuk mengambil gambar secara mendetail dari bagian dada dan paru-paru Anda.
- Bronkoskopi, di mana dokter akan memasukkan selang yang dilengkapi kamera melalui mulut atau hidung untuk mengecek kondisi saluran pernapasan Anda.
Bagaimana cara mengobati penyakit paru restriktif?
Pengobatan akan bergantung pada hasil diagnosis, seperti apakah penyakit Anda disebabkan oleh faktor ekstrinsik atau intrinsik.
Obat-obatan yang biasanya diresepkan oleh dokter untuk penyakit paru restriktif meliputi:
- Kortikosteroid (flunisolide atau budesonide)
- Imunosupresan (cyclosporine atau azathioprine)
Dalam beberapa kasus, pasien akan membutuhkan terapi oksigen supaya dapat bernapas lebih lega.
Pada kasus yang lebih parah, pilihan penanganan yang memungkinkan adalah prosedur operasi, seperti bedah korektif, terapi sel punca, atau transplantasi paru.
Apa saja perubahan gaya hidup di rumah untuk mengatasi penyakit paru restriktif?
Selain dengan konsumsi obat-obatan dan penanganan medis, Anda juga bisa menerapkan pola hidup sehat setiap hari untuk meningkatkan kapasitas paru-paru.
Berikut adalah beberapa tips yang bisa Anda coba untuk tetap menjaga kesehatan paru-paru:
- Rutin berolahraga, terutama olahraga yang baik untuk kesehatan paru-paru.
- Melakukan latihan teknik pernapasan yang tepat, seperti pursed lip breathing atau pernapasan diafragma.
- Mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang.
- Berhenti merokok.
- Menghindari alergen, iritan, atau zat beracun yang bisa memicu kekambuhan penyakit.