Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Efusi pleura adalah kondisi terjadinya penumpukan cairan di pleura, yaitu rongga yang terletak di antara paru-paru dan dinding dada. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh penyakit lain yang diderita pasien, seperti gagal jantung kongestif, pneumonia, dan emboli paru.
Pada keadaan normal, terdapat sedikit cairan pada pleura yang berfungsi sebagai pelumas, agar paru-paru dapat bergerak dengan mulus dan pernapasan menjadi lancar.
Apabila terdapat cairan berlebih pada pleura, hal tersebut dapat menyebabkan tekanan pada paru-paru dan mengakibatkan kesulitan bernapas.
Secara garis besar, efusi pleura dapat diklasifikasi menjadi dua, yaitu transudat (disebabkan oleh bocornya pembuluh darah) dan eksudat (cairan berasal dari peradangan pleura dan paru-paru). Kondisi ini pun bisa terjadi pada salah satu paru-paru (unilateral) dan kedua sisi paru-paru (bilateral).
Efusi pleura adalah kondisi kesehatan yang sangat umum terjadi, dengan perkiraan sekitar 1 juta kasus yang terdiagnosis setiap tahunnya. Penderitanya juga berasal dari golongan usia berapa pun. Kondisi ini umumnya lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Efusi pleura adalah kasus yang sangat serius dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani. Journal of Pulmonary & Respiratory Medicine menyebutkan bahwa sebanyak 15% pasien yang didiagnosis dengan efusi pleura meninggal dalam waktu 30 hari.
Gejala efusi pleura biasanya bervariasi tergantung pada apa yang menjadi penyebab utamanya. Ada kalanya penumpukan cairan pada pleura tidak selalu berhubungan dengan paru-paru yang bermasalah.
Gejala umum dari efusi pleura adalah sebagai berikut:
Gejala-gejala efusi pleura yang perlu mendapatkan penanganan sesegera mungkin adalah nyeri di bagian dada dan kesulitan bernapas.
Namun, jika Anda merasa khawatir akan gejala-gejala lain yang Anda rasakan, segera konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis profesional terdekat.
Penting untuk mengetahui bahwa tubuh masing-masing orang berbeda dan tentunya akan menunjukkan gejala-gejala yang bervariasi pula. Selalu konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, efusi pleura ke dalam dua jenis, yaitu transudat dan eksudat. Keduanya dibagi berdasarkan organ tubuh mana yang menyebabkannya.
Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut adalah penyakit-penyakit yang paling sering menyebabkan penumpukan cairan di pleura beserta gejalanya:
Penumpukan cairan yang dikategorikan sebagai transudat disebabkan oleh cairan yang keluar dari pembuluh darah ke dalam rongga di pleura.
Cairan yang ditemukan pada efusi pleura transudat mengandung kadar protein dan asam laktat yang lebih rendah dibanding tipe eksudat.
Berikut adalah penyakit yang mungkin menyebabkan efusi pleura transudat:
Penyakit gagal jantung kongestif
Congestive heart failure (CHF) atau gagal jantung kongestif adalah kondisi di mana jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan terganggunya proses pembentukan dan penyerapan cairan pada pleura.
Gejala-gejala efusi pleura akibat gagal jantung kongestif adalah batuk-batuk, napas pendek, mudah kelelahan, dan pembengkakan.
Sirosis hati
Penyakit sirosis hati juga dapat memicu terjadinya penumpukan cairan pada pleura. Kondisi ini disebut juga dengan hepatic hydrothorax.
Tanda-tanda yang akan timbul biasanya berupa batuk-batuk, hipoksia (kekurangan oksigen), nyeri dada, tidak enak badan (malaise), kelelahan, dan demam.
Sindrom nefrotik
Kondisi ini terjadi ketika ginjal mengeluarkan terlalu banyak protein dalam cairan tubuh. Hal ini dapat memengaruhi fungsi ginjal dan kadar cairan pada pleura.
Gejala yang ditunjukkan oleh penyakit ini adalah edema (pembengkakan) di mata dan kaki, urine berbusa, kehilangan nafsu makan, dan kelelahan.
Efusi pleura eksudat disebabkan oleh peradangan yang terjadi pada pleura. Jenis ini terjadi karena adanya masalah pada paru-paru, seperti:
Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi yang menyerang salah satu atau kedua bagian paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan cairan berkumpul di pleura.
Gejala-gejala pleura yang berkaitan dengan pneumonia adalah nyeri dada saat batuk atau bernapas, kelelahan, kebingungan, mual, demam, tubuh menggigil, dan sulit bernapas.
Limfoma
Limfoma adalah kanker yang menyerang sistem limfatik tubuh, seperti kelenjar getah bening, limpa, dan sumsum tulang belakang. Sel kanker dapat memengaruhi aliran dan produksi cairan pada pleura.
Penyakit ini dapat menunjukkan gejala-gejala seperti sesak napas, sakit dada, rasa tertekan di dada, dan sakit saat berbaring.
Emboli paru
Emboli paru adalah salah satu penyebab efusi pleura yang paling banyak ditemukan. Hal ini dipicu oleh meningkatnya cairan interstisial di paru-paru sebagai akibat dari iskemia atau pelepasan sitokin vasoaktif.
Gejala yang umumnya terasa adalah nyeri di bagian dada, napas pendek, rasa sesak di dada, batuk, dan demam.
Kanker paru
Menyerupai limfoma, sel kanker yang menyerang paru-paru dapat berakibat fatal pada produksi cairan di pleura.
Penumpukan cairan di pleura akibat kanker paru dapat memperlihatkan gejala-gejala seperti demam, malaise, dan rasa berat atau tertekan di dada.
Tuberkulosis (TBC)
Penyakit TBC dapat menimbulkan gejala-gejala efusi pleura, seperti berkeringat di malam hari, batuk darah, dan kehilangan berat badan.
Penyakit lainnya yang dapat menyebabkan efusi pleura adalah:
Kemungkinan ada penyebab, tanda-tanda, dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Efusi pleura adalah kondisi medis yang dapat terjadi pada siapa saja. Namun, terdapat banyak faktor yang meningkatkan risiko terkena penyakit ini, mulai dari kesehatan, gaya hidup, hingga obat-obatan yang pernah dikonsumsi.
Faktor-faktor risiko yang dapat menjadi pemicu terjadinya efusi pleura adalah:
Umumnya, efusi pleura dapat diketahui dari pemeriksaan di dokter. Dokter akan menanyakan riwayat penyakit dan gejala-gejala yang Anda alami.
Setelah itu, biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop atau mengetuk dada Anda.
Efusi pleura membuat udara yang masuk ke dalam paru-paru jadi berkurang. Jika saat pemeriksaan dokter dapat mendengar suara mendecit atau bergesek, kemungkinan besar pleura pada paru-paru telah dipenuhi cairan.
Beberapa tes lainnya juga kemungkinan dilakukan oleh dokter untuk mengetahui seberapa banyak penumpukan cairan pada paru-paru, seperti:
Tes ini biasanya dilakukan untuk melihat apakah ada cairan di pleura. Apabila ada, dokter akan mengarahkan pasien untuk berbaring miring, tergantung bagian tubuh mana yang mengandung lebih banyak cairan.
Tes USG juga dilakukan untuk melihat apakah cairan di pleura mengalir atau hanya berkumpul di satu titik.
Tidak hanya untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai letak cairan, tes CT scan juga bertujuan untuk mengetahui penyebab-penyebab lain dari efusi.
Prosedur yang disebut analisis cairan pleura atau thoracentesis adalah memasukkan jarum tipis pada selaput pleura dan mengambil sampel cairan untuk diperiksa lebih lanjut.
Prosedur ini dapat menunjukkan apakah penumpukan cairan di pleura disebabkan oleh infeksi atau kondisi lainnya. Sampel cairan juga akan diuji untuk sel kanker dan kadar protein.
Dokter akan melakukan analisis kimiawi untuk membedakan jenis efusi, apakah termasuk tipe transudat atau eksudat. Biasanya, keduanya dapat dibedakan dengan mengukur kadar protein pada cairan dan membandingkannya dengan kadar protein pada darah.
Efusi pleura eksudat mengandung protein yang lebih tinggi dibanding transudat.
Selain protein, dokter juga akan mengecek kadar lactate dehydrogenase (LDH) atau asam laktat yang terkandung di cairan.
Dokter mungkin juga akan menganalisis dengan prosedur pemeriksaan darah lengkap (complete blood cell count) untuk mengetahui adanya sel tumor atau infeksi.
Berdasarkan hasil dari diagnosis di atas, dokter dapat menentukan penanganan seperti apa yang sesuai dengan kondisi Anda. Namun, ada kalanya pemeriksaan lebih lanjut diperlukan.
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Pengobatan efusi pleura tergantung pada gejala dan penyebab yang dialami oleh pasien. Pada kasus efusi yang diakibatkan oleh penyakit seperti pneumonia dan gagal jantung, dokter akan meresepkan beberapa jenis obat-obatan.
Sering kali tidak perlu ada penanganan khusus untuk penumpukan cairan, karena cairan akan menghilang sendiri apabila penyebabnya telah diatasi. Namun, apabila efusi mengalami infeksi dan peradangan yang parah, prosedur operasi akan dilakukan untuk mengeluarkan cairan dan mencegah komplikasi.
Berikut adalah beberapa penanganan yang diberikan dokter untuk mengatasi efusi pleura:
Efusi pleura dapat disebabkan oleh berbagai macam jenis penyakit. Itu sebabnya, dokter akan berusaha untuk mengatasi penyebabnya. Beberapa pengobatan yang diberikan, antara lain:
Apabila pengobatan untuk menangani penyebab-penyebab efusi ternyata tidak menunjukkan perubahan yang signifikan dan kondisi pleura semakin memburuk, dokter akan menyarankan tindakan yang langsung ditujukan pada penumpukan cairan, seperti prosedur bedah.
Beberapa di antaranya adalah:
Berikut adalah gaya hidup dan pengobatan rumahan yang dapat membantu Anda mengatasi efusi pleura:
Apabila Anda aktif merokok, berhenti sesegera mungkin. Kandungan dan zat beracun dalam rokok hanya dapat mengakibatkan gejala-gejala efusi pleura semakin parah. Cara ini juga dapat membantu Anda menjaga kesehatan paru-paru secara umum.
Alkohol dapat memengaruhi fungsi hati. Apabila hati mengalami kerusakan, Anda dapat berisiko mengalami kondisi hepatic hydrothorax yang berpengaruh pada penumpukan cairan di pleura.
Mengurangi, bahkan berhenti mengonsumsi alkohol sama sekali, adalah tindakan dan pencegahan terbaik agar gejala efusi pleura tidak muncul lagi.
Jika Anda positif memiliki penumpukan cairan pada pleura, sebaiknya hindari kegiatan-kegiatan yang terlalu ekstrem, seperti olahraga berat dan mengangkat beban berlebih.
Dengan mengambil waktu yang cukup untuk beristirahat di sela-sela kesibukan Anda, Anda telah mengurangi kemungkinan munculnya gejala-gejala efusi pleura di lain waktu.
Mengganti menu makanan Anda sehari-hari dengan bahan-bahan bergizi seperti sayur dan buah-buahan akan memberikan perubahan yang signifikan pada kesehatan paru-paru, khususnya pleura.
Jika Anda sedang menjalani perawatan kanker seperti kemoterapi dan radioaktif, atau Anda sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu, diskusikan dengan dokter mengenai kemungkinan efek samping serta cara mengatasinya.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar