backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Mengenal RSV (Respiratory Syncytial Virus), Infeksi yang Menyerang Pernapasan

Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 29/07/2021

    Mengenal RSV (Respiratory Syncytial Virus), Infeksi yang Menyerang Pernapasan

    Pernahkah Anda mendengar respiratory syncytial virus atau yang biasa disingkat RSV? Penyakit ini termasuk infeksi yang menular melalui udara. Seperti apa gejala dan seberapa parah komplikasi yang mungkin timbul? Semua pertanyaan Anda akan dijawab melalui ulasan berikut. Simak, yuk!

    Apa itu RSV?

    RSV (respiratory syncytial virus) adalah virus yang bisa menyebabkan infeksi di saluran napas dan paru-paru.

    Virus ini umumnya menginfeksi anak-anak yang berusia dua tahun ke atas, tetapi juga bisa menyerang orang dewasa.

    Gejala infeksi RSV mirip dengan gejala pilek atau flu dan biasanya cenderung ringan. Perawatan di rumah cukup untuk meringankan gejala dan memulihkan tubuh yang sakit.

    Akan tetapi, infeksi virus RSV bisa menimbulkan gejala yang lebih serius pada bayi berusia 1 tahun atau lebih muda, lansia, pasien penyakit jantung, atau orang dengan sistem imun yang lemah.

    Apa saja gejala infeksi RSV?

    Anak sakit

    Gejala infeksi RSV biasanya muncul setelah 4-6 hari terpapar virus.

    Pada anak-anak berusia 2 tahun atau lebih dan orang dewasa, gejalanya menyerupai pilek atau flu yang meliputi:

    • hidung berair,
    • batuk,
    • bersin,
    • demam,
    • napas mengi (napas berbunyi ngik ngik),
    • sesak napas,
    • tubuh lemas,
    • nafsu makan berkurang, dan
    • kulit terlihat membiru karena kekurangan oksigen.

    Gangguan di atas biasanya tidak dialami secara bersamaan, tetapi muncul secara bertahap.

    Infeksi virus akan hilang sepenuhnya setelah 2 minggu gejala awal muncul. Namun, napas mengi atau berbunyi bisa dialami sewaktu-waktu setelah pulih.

    Kapan munculnya gejala menandakan perlu ke dokter?

    Namun, gejala RSV yang parah bisa mengharuskan orang yang terinfeksi untuk dirawat secara intensif di rumah sakit.

    Gejala infeksi respiratory syncytial virus yang lebih serius yaitu:

    • napas pendek dan cepat,
    • kesulitan untuk bernapas dengan lancar,
    • batuk,
    • tubuh lemas,
    • demam tinggi, dan
    • tubuh menggigil.

    Jika mengalami gejala yang serius atau gejala tidak kunjung membaik setelah beberapa hari melakukan perawatan di rumah, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.

    Gejala RSV identik dengan gejala penyakit infeksi pernapasan lain, termasuk gejala COVID-19 yang menyerang anak-anak.

    Meski gejalanya cenderung ringan infeksi, RSV bisa meningkatkan risiko untuk terinfeksi COVID-19.

    Jika Anda mengalami gangguan pernapasan, dokter mungkin akan menyarankankan untuk melakukan pemeriksaan COVID-19.

    Apa penyebab RSV?

    Infeksi virus RSV

    Respiratory syncytial virus (RSV) bisa masuk ke dalam tubuh melalui mata, hidung, atau mulut.

    Virus ini menular dengan mudah melalui udara dari percikan air liur (droplet) yang terinfeksi RSV.

    Seseorang bisa tertular ketika melakukan kontak dekat atau langsung dengan orang yang terinfeksi, begitu pun saat menghirup droplet yang dikeluarkan saat orang yang terinfeksi batuk dan bersin.

    RSV bisa bertahan di atas permukan benda, seperti meja, gagang pintu, dan mainan dalam waktu lama.

    Penularan RSV bisa terjadi ketika Anda atau anak menyentuh mulut, hidung, atau mata setelah menyentuh permukaan yang terkontaminasi.

    Berdasarkan penjelasan CDC, virus bisa lebih menular di awal masa infeksi. Artinya, seseorang yang terinfeksi bisa lebih cepat menularkan pada orang lain seminggu setelah infeksi terjadi.

    Namun, bagi pasien yang mengalami gejala parah bisa tetap menularkan virus bahkan setelah gejala mereda, setidaknya sampai 4 minggu.

    Apa faktor risiko respiratory syncytial virus?

    Virus bisa lebih mudah menyebar terutama di masa penularan infeksi sedang tinggi, yaitu di musim hujan saat temperatur menurun.

    Selain faktor cuaca atau musim, beberapa faktor lain bisa meningkatkan risiko seseorang terinfeksi respiratory syncytial virus dan mengalami gejala yang serius.

    • Anak-anak yang memiliki penyakit jantung kronis atau kelainan jantung sejak lahir.
    • Bayi berumur 6 bulan atau lebih muda.
    • Anak-anak atau orang dewasa dengan kondisi sistem imun yang lemah akibat penyakit atau pengobatan tertentu.
    • Orang dewasa dengan gangguan atau penyakit jantung.
    • Anak-anak yang mengalami gangguan saraf dan otot seperti muscular dystrophy.
    • Orang yang berusia di atas 65 tahun atau lebih.

    Adakah komplikasi dari infeksi RSV?

    Pada kasus yang parah, RSV bisa menyebabkan pasien mengalami infeksi pernapasan yang lebih serius.

    Berikut adalah beberapa penyakit pernapasan yang menjadi komplikasi RSV.

    1. Bronkiolitis

    Menurut NHS, RSV merupakan infeksi virus penyebab utama bronkiolitis. Infeksi RSV menyerang ke saluran pernapasan bawah, tepatnya di percabangan bronkus yaitu bronkiolus.

    Infeksi selanjutnya menyebabkan peradangan di bronkiolus sehingga meningkatkan produksi lendir di paru-paru.

    Penumpukan lendir bisa menghalangi pernapasan sehingga menyebabkan sesak napas.

    Pada anak-anak atau bayi, gejala bisa lebih serius karena memiliki saluran pernapasan yang berukuran lebih kecil.

    2. Asma

    Kasus infeksi RSV yang parah pada anak-anak bisa menyebabkan timbulnya asma di kemudian hari. Biasanya, asma terjadi setelah anak sembuh dari infeksi RSV.

    3. Infeksi telinga tengah

    Jika virus RSV masuk ke dalam telinga, tepatnya di belakang gendang telinga, virus ini bisa menginfeksi bagian telinga tengah. Komplikasi ini lebih sering dialami oleh bayi dan anak-anak

    Di samping itu, anak-anak yang berusia 2 tahun atau lebih bisa terinfeksi virus RSV lebih dari sekali. Namun, gejalanya memang cenderung lebih ringan dibandingkan dengan infeksi awal.

    Meski begitu, tak menutup kemungkinan gejala yang parah bisa kembali dialami kelompok anak yang berisiko.

    Bagaimana cara mengobati infeksi virus RSV?

    Sakit rsv demam pilek

    Untuk kasus yang ringan, perawatan di rumah dapat membantu mempercepat pemulihan penyakit. Pada umumnya, infeksi virus RSV akan hilang dengan sendirinya setelah 1-2 minggu.

    Selama beristirahat di rumah, Anda bisa mengonsumsi obat pereda nyeri seperti paracetamol atau ibuprofen untuk meredakan nyeri dan demam. Perbanyak juga konsumsi cairan untuk mencegah dehidrasi.

    Jika gejala batuk muncul, hindari memberikan obat batuk sirup pada anak. Obat batuk alami, seperti berkumur dengan air garam atau minum teh jahe dan kunyit, bisa menjadi pilihan.

    Sementara itu, RSV yang menyebabkan gejala parah bisa diatasi dengan obat antiviral atau perawatan intensif di rumah sakit.

    Dokter mungkin akan mempertimbangkan pemberian suntikan vaksin palivizumab untuk mencegah terjadinya komplikasi RSV pada anak-anak berusia 2 tahun atau lebih muda.

    Suntikan ini bahkan berfungsi sebagai proteksi untuk mencegah infeksi RSV di awal atau berulangnya infeksi.

    RSV adalah salah satu penyakit infeksi yang menular melalui udara dan bisa menyebabkan gangguan pernapasan.

    Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak dan menimbulkan gejala ringan. Namun, kelompok yang berisiko bisa mengalami komplikasi dan membutuhkan penanganan medis.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.

    General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)


    Ditulis oleh Fidhia Kemala · Tanggal diperbarui 29/07/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan