Ditinjau secara medis oleh dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H. · General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Pleurodesis adalah prosedur medis yang biasanya dilakukan untuk mengatasi penumpukan cairan pada rongga pleura yang terletak di antara paru-paru dan dinding dada.
Selama prosedur ini, dokter akan memasukan obat yang membuat paru-paru menempel pada dinding dada.
Hal ini menyebabkan rongga pleura tertutup sehingga mencegah penumpukan air di sekitar paru-paru.
Menurut NHS, 7 dari 10 prosedur (70%) menunjukkan pleurodesis efektif menghentikan kambuhnya gejala penumpukan cairan di sekitar paru.
Namun, pada kasus yang parah, prosedur ini mungkin tidak sepenuhnya mencegah penumpukan cairan sehingga cairan perlu dikeluarkan melalui prosedur medis lainnya.
Prosedur pleurodesis biasanya dilakukan pada pasien yang terus-menerus mengalami gangguan fungsi paru akibat penumpukan cairan.
Penumpukan cairan tersebut seperti pneumotoraks (paru-paru mengempis) atau efusi pleura (cairan menumpuk di rongga pleura).
Kondisi tersebut umumnya disebabkan oleh penyakit kanker paru atau penyakit paru-paru lain seperti pneumonia dan tuberkulosis.
Cairan yang menumpuk di rongga pleura dapat menyebabkan gangguan pernapasan serius seperti nyeri pada dada dan sesak napas kronis, bahkan bisa berakibat fatal mengakibatkan gagal napas.
Menurut penelitian berjudul Pleurodesis in The Treatment of Pneumothorax and Pleural Effusion, pleurodesis dapat mencegah penumpukan (akumulasi) cairan di sekitar paru-paru sehingga meningkatkan fungsi pernapasan.
Pada prosedur ini, dokter akan menyuntikkan obat yang dapat menyebabkan iritasi dan pembengkakan pada jaringan di sekitar rongga pleura.
Kondisi ini bisa mengakibatkan pembentukan jaringan luka yang membuat jaringan paru menempel pada dinding dada sehingga cairan tidak dapat merendam paru-paru.
Selain penyakit yang menyerang sistem pernapasan, kondisi seperti di bawah ini juga dapat menyebabkan penumpukan cairan sehingga perlu diatasi dengan pleurodesis.
Prosedur ini belum tentu tepat dan efektif untuk setiap kondisi. Dokter tidak menyarankan pasien untuk melakukan pleurodesis jika mengalami infeksi pada rongga pleura atau akumulasi cairan lebih dari 150 ml.
Selain itu, prosedur ini belum tentu bisa mencegah penumpukan cairan di rongga pleura selamanya. Dokter akan menjelaskan apakah gangguan ini bisa kambuh di kemudian hari.
Jika penumpukan cairan terus terjadi, dokter bisa melakukan prosedur thoracostomy atau torakoskopi untuk mengeluarkan cairan.
Sayangnya, gangguan efusi pleura dan pneumotoraks bisa menyebabkan penumpukan cairan yang terjadi berulang kali.
Pleurodesis dilakukan di dalam ruang operasi. Proses ini akan melalui beberapa tahapan seperti pemasangan selang, penyedotan cairan, dan penyuntikkan obat-obatan.
Lebih jelasnya, dokter akan melakukan langkah-langkah berikut ini dalam prosedur pleurodesis.
Obat-obatan yang disuntikkan pada prosedur ini biasanya berbentuk cairan atau talk (serbuk kristal halus).
Nantinya, obat ini akan menyebabkan peradangan yang membentuk jaringan luka (fibrosis) pada paru-paru.
Selain menyuntikkan obat-obatan, pleurodesis bisa dilakukan dengan menggosok membran paru menggunakan benda berpermukaan kasar untuk menyebabkan iritasi di rongga pleura.
Prosedur ini dikenal dengan pleurodesis mekanik.
Setelah menjalani prosedur, Anda mungkin perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit selama 1 hari.
Jika pasien juga menjalani thoracostomy (pengeluaran cairan dari paru-paru) setelah pleurodesis dilakukan, pasien perlu dirawat di rumah sakit selama beberapa hari.
Dokter akan memberikan obat-obatan untuk mengantisipasi efek samping pascaprosedur.
Anda perlu mengganti perban jahitan guna menjaga luka tetap kering selama masa pemulihan di rumah.
Hindari melakukan aktivitas berat yang dapat menyebabkan jahitan terlepas.
Secara umum, pleurodesis tidak memiliki efek samping berarti atau komplikasi berbahaya.
Namun, sebagaimana prosedur medis lainnya, pleurodesis mungkin menimbulkan beberapa risiko seperti berikut:
Meskipun terdapat risiko, Anda tak perlu terlalu khawatir karena efek samping yang dialami bisa segera diatasi.
Untuk nyeri dan demam, Anda bisa mengatasinya dengan konsumsi obat-obatan pereda nyeri dan demam (paracetamol) yang diberikan dokter.
Efek samping pleurodesis ini biasanya tidak berlangsung lama dan langsung pulih saat diberikan obat-obatan.
Sementara penggunaan alat bantu pernapasan seperti selang oksigen bisa membantu mengatasi gangguan sesak napas yang dialami pascaprosedur.
Dokter akan memberikan pengobatan antibiotik jika Anda mengalami infeksi.
Meski begitu, dua kondisi tersebut memang menyebabkan Anda perlu menjalani perawatan lebih lama di rumah sakit.
Jika efek samping tidak kunjung membaik atau mengalami gangguan lainnya, segera periksakan diri ke dokter untuk mencegah timbulnya komplikasi serius.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Mikhael Yosia, BMedSci, PGCert, DTM&H.
General Practitioner · Medicine Sans Frontières (MSF)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar