Infeksi pun menyebabkan peradangan yang akhirnya meningkatkan produksi cairan di paru-paru.
Oleh karena itu, torakosintesis bisa dilakukan untuk mengurangi cairan paru yang berlebih.
2. Efusi pleura
Kondisi yang mirip dengan paru-paru basah ini menunjukkan rongga pleura yang dipenuhi oleh cairan.
Hanya saja, paru-paru basah dan efusi pleura adalah dua kondisi berbeda yang terjadi pada paru-paru.
Nah, torakosintesis dapat dilakukan untuk mengurangi penumpukan cairan serta mengetahui penyebab utama dari efusi pleura tersebut.
3. Kanker
Sel kanker bisa merusak sel-sel sehat di paru-paru sehingga menyebabkan penumpukan cairan di rongga pleura.
Dokter dapat melakukan prosedur sedot cairan ini untuk memeriksa apakah terdapat sel-sel kanker di paru-paru.
Dalam tahap pengobatan, dokter akan melakukan torakosintesis untuk mengangkat cairan yang lebih di paru-paru.
4. Kesulitan bernapas
Dokter bisa melakukan prosedur ini pada pasien yang mengalami sesak napas atau merasa tidak nyaman selama bernapas.
Gangguan napas ini berkaitan dengan penumpukan cairan di paru-paru, terlepas dari apapun penyebab utamanya.
Apa yang perlu diperhatikan sebelum menjalani prosedur ini?
Prosedur torakosntesis belum tentu aman untuk semua pasien. Beberapa pasien yang baru menjalani operasi paru-paru mungkin memiliki jaringan luka sehingga membuat proses menjadi sulit dilakukan.
Dokter tidak menyarankan untuk melakukan penyedotan cairan di paru-paru jika pasien memiliki kondisi:
- gangguan pembekuan darah,
- harus mengonsumsi obat pengencer darah, dan
- gagal jantung atau pembesaran katup jantung sehingga menghalangi paru-paru.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar