Flu babi, atau influenza virus H1N1, mungkin bukan istilah asing bagi Anda, terutama setelah pandemi yang mengguncang dunia pada tahun 2009. Penyakit ini bukan hanya menyerang babi, tetapi juga dapat menular ke manusia dan menyebabkan gejala yang mirip dengan flu biasa. Sebenarnya, apa itu flu babi?
Apa itu flu babi?
Flu babi, atau yang juga dikenal dengan influenza virus H1N1, adalah penyakit infeksi pernapasan pada manusia yang biasanya ditularkan oleh babi.
Penyebaran penyakit ini dapat terjadi di peternakan atau dokter hewan. Namun, dalam beberapa kasus, virus flu H1N1 dapat menyebar dari satu orang yang terinfeksi ke orang lain.
Umumnya, proses memasak daging babi yang benar hingga matang tidak dapat menularkan virus ini ke manusia.
Seperti jenis flu lainnya, virus H1N1 sangat mudah menular, terutama antarmanusia.
Penderita yang bersin dapat menyebarkan kuman dan virus melalui udara. Selain itu, virus juga dapat bertahan hidup di meja, gagang pintu, maupun permukaan lainnya.
Virus ini pertama kali muncul pada tahun 2009, dan para ahli mengidentifikasinya sebagai kombinasi virus dari babi, burung, dan manusia.
Flu babi menunjukkan gejala-gejala seperti penyakit flu pada umumnya, yaitu bersin, demam, batuk, hidung tersumbat, dan mata kemerahan.
Seberapa umumkah kondisi ini?
Ketika pertama kali muncul di Amerika Utara pada musim semi 2009, penyakit ini dengan cepat menyebar dari satu negara ke negara lainnya.
Penyebarannya yang tergolong cepat membuat WHO mengumumkan flu babi merupakan penyakit pandemik dunia pada Juni 2009.
Saat pengumuman tersebut dikeluarkan, penyakit ini telah menyebar hingga ke 74 negara. Pada Agustus 2010, WHO akhirnya menyatakan bahwa pandemi flu babi telah berakhir.
Kini, flu babi tergolong penyakit yang cukup langka. Persentase kematian yang disebabkan oleh penyakit ini pun cukup rendah, yaitu sekitar 1-4%.
Selain itu, penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak berusia 5 tahun ke bawah dan orang-orang berusia 65 tahun ke atas.
Penyakit ini dapat diatasi dengan cara mengenali faktor-faktor risiko yang ada.
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai penyakit ini, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter Anda.
Tanda-tanda dan gejala flu babi
Tanda-tanda dan gejala flu babi pada manusia kurang lebih menyerupai gejala-gejala yang ditunjukkan pada flu biasa, seperti demam, batuk, dan pilek.
Namun, karena gejalanya yang mirip dengan gejala flu biasa, penyakit ini terkadang sulit untuk dideteksi.
Berikut adalah beberapa gejala flu babi yang paling sering muncul:
- demam mendadak, biasanya di atas 38 derajat Celcius
- batuk (biasanya kering),
- radang tenggorokan,
- hidung beringus atau tersumbat,
- mata berair dan merah,
- nyeri pada tubuh,
- sakit kepala,
- kelelahan,
- diare, dan
- mual dan muntah.
Seperti flu pada umumnya, flu babi dapat menyebabkan gejala-gejala neurologis, terutama pada anak-anak. Kondisi ini tergolong langka, tapi dapat berakibat fatal.
Gejala-gejala tersebut meliputi kejang, kebingungan, serta munculnya perubahan kebiasaan kognitif.
Pada beberapa situasi, gejala dapat memburuk dan menimbulkan beberapa komplikasi flu, seperti:
- sesak napas,
- pneumonia,
- perubahan status mental (dari perubahan perilaku hingga linglung, kejang), dan
- kematian.
Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Bila Anda memiliki kekhawatiran akan sebuah gejala tertentu, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Biasanya, Anda tidak perlu mengunjungi dokter jika Anda dalam kondisi sehat dan hanya memiliki gejala flu.
Namun, jika Anda masuk ke dalam golongan berisiko tinggi, Anda harus mengunjungi dokter sejak kemunculan tanda-tanda dan gejala awal.
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala-gejala di atas atau pertanyaan lainnya selama wabah terjadi, konsultasikanlah dengan dokter Anda.
Selain itu, apabila Anda atau anak Anda memiliki demam yang memburuk, kesulitan bernapas, muntah terus menerus, linglung atau kejang, Anda harus segera mengunjungi UGD.
Tubuh masing-masing penderita menunjukkan tanda-tanda dan gejala yang bervariasi.
Untuk mengetahui penanganan yang paling tepat dan sesuai dengan kondisi kesehatan Anda, selalu periksakan diri ke dokter atau pusat layanan kesehatan terdekat.
Penyebab flu babi
Virus jenis H1N1 adalah gabungan dari gen virus flu yang umumnya menyebabkan influenza, baik pada babi, burung, maupun manusia.
Virus influenze subtipe H1N1 inilah yang menjadi penyebab flu babi (swine flu).
Penyakit ini sangat mudah menular dan dapat menyebar dengan cepat.
Namun, tidak seperti tipes, cara penularan flu lebih sering terjadi dari satu manusia ke manusia lain, bukan dari binatang ke manusia.
Meskipun demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa penularan dapat terjadi apabila manusia melakukan kontak dengan babi yang terinfeksi, terlebih lagi jika wabah sedang terjadi.
Terkadang, orang juga dapat terinfeksi dengan menyentuh benda yang terdapat virus flu babi, kemudian tangannya menyentuh mulut atau hidung.
Virus flu babi biasanya tidak dapat ditularkan dengan mengonsumsi produk olahan babi yang dimasak hingga matang.
Flu babi menular lewat batuk, bersin, dan atau berbicara dengan orang yang terinfeksi. Hal ini disebabkan virus mudah menyebar melalui udara, air liur, dan partikel lendir (droplet) pada tubuh.
Apa yang meningkatkan risiko saya kena penyakit ini?
Flu babi adalah penyakit yang dapat menyerang setiap orang dari berbagai golongan usia dan kelompok ras.
Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena infeksi virus H1N1.
Memiliki satu atau semua faktor risiko bukan berarti Anda dapat dipastikan akan terkena penyakit ini.
Ada pula kemungkinan Anda tetap tertular walaupun Anda tidak memiliki satupun faktor risiko.
Berikut adalah faktor-faktor risiko yang memicu munculnya penyakit ini.
1. Usia
Bayi dan anak-anak berusia di bawah 5 tahun memiliki risiko yang cukup tinggi untuk terserang penyakit ini.
Selain itu, angka kejadian flu juga banyak ditemukan pada orang-orang berusia 65 tahun ke atas, terutama yang jarang terinfeksi influenza jenis lain.
2. Wanita hamil
Apabila Anda sedang mengandung atau hamil, peluang Anda untuk tertular penyakit ini lebih besar.
3. Orang dengan penyakit kronis
Jika Anda memiliki masalah kesehatan yang kronis, seperti asma, penyakit paru-paru, penyakit jantung, diabetes, masalah ginjal, kelainan hati, atau kondisi neurologis, risiko Anda untuk tertular penyakit ini lebih tinggi.
4. Orang dengan sistem imun yang buruk
Sistem imun tubuh yang buruk membuat tubuh lebih rentan terkena infeksi virus, termasuk virus H1N1.
Hal ini akan lebih parah apabila penderita juga memiliki penyakit yang memperlemah sistem imun, seperti HIV.
5. Bekerja di peternakan atau menjadi dokter hewan
Jika Anda bekerja di peternakan yang terdapat babi, atau menjadi dokter hewan yang sering melakukan kontak fisik dengan babi, peluang Anda untuk mengidap penyakit ini lebih besar.
Bagaimana kondisi ini didiagnosis?
Gejala penyakit ini kurang lebih menyerupai flu biasa, termasuk flu musiman. Namun, jika Anda memiliki komplikasi serius, Anda harus segera memeriksakan diri ke dokter.
Untuk mendiagnosis penyakit ini, dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Dokter juga akan menanyakan gejala-gejala yang Anda alami.
Setelah itu, apabila dokter menduga Anda terinfeksi virus H1N1, kemungkinan Anda harus menjalani tes laboratorium.
Untuk mengetahui adanya infeksi virus, petugas kesehatan akan mengambil sampel lendir dari hidung atau tenggotokan (swab test).
Sampel akan dianalisis menggunakan berbagai teknik genetis dan laboratorium untuk mengidentifikasi jenis virus. Namun, tes tidak dilakukan secara rutin, Anda hanya memerlukannya jika:
- sudah berada atau dirawat di rumah sakit,
- tergolong dalam kelompok yang berisiko tinggi, mengalami komplikasi, dan
- anda tinggal bersama orang yang berisiko tinggi mengalami komplikasi.
Dokter juga mungkin akan melakukan tes lainnya apabila Anda menunjukkan gejala-gejala masalah kesehatan lainnya, seperti berikut ini.
- Masalah jantung, seperti gagal jantung atau infeksi otot jantung.
- Gangguan pernapasan, seperti asma dan pneumonia.
- Masalah sistem saraf dan otak, seperti ensefalopati atau ensefalitis.
Pengobatan flu babi
Umumnya, penderita penyakit ini akan membaik dalam 7-10 hari tanpa perawatan khusus. Pengobatan biasanya bertujuan untuk meringankan atau menghilangkan gejala-gejala yang muncul.
Namun, jika Anda mengalami penyakit pernapasan kronis, dokter mungkin akan meresepkan obat-obatan tambahan untuk membantu pernapasan Anda.
Terdapat 4 jenis obat yang efektif menangani flu babi dan telah disetujui oleh Food and Drug Administration.
Obat ini biasanya dikonsumsi dalam 48 jam pertama sejak gejala awal muncul. Tujuannya adalah untuk mengurangi keparahan dan risiko terjadinya komplikasi. Berikut adalah obat-obatannya.
- Oseltamivir (Tamiflu).
- Zanamivir (Relenza).
- Peramivir (Rapivab).
- Baloxavir (Xofluza).
Namun, virus flu kemungkinan dapat berkembang menjadi virus yang resisten terhadap obat-obatan tersebut.
Untuk mencegah terjadinya resistensi obat-obatan, dokter akan menambahkan pengobatan antiviral kepada orang-orang yang berisiko tinggi mengalami komplikasi.
Kelompok yang berisiko tinggi termasuk.
- Orang-orang di panti jompo atau perawatan jangka panjang lainnya.
- Anak-anak di bawah 5 tahun, terutama di bawah 2 tahun
- Wanita hamil, terutama 2 minggu sebelum persalinan.
- Orang yang di bawah 18 tahun tidak boleh menggunakan aspirin karena risiko terkena sindrom Reye.
- Orang yang sangat obesitas, dengan indeks massa tubuh di atas 40.
- Lansia di atas 65 tahun.
- Orang yang menderita kondisi kesehatan kronis (seperti asma atau penyakit paru, penyakit jantung, diabetes, penyakit ginjal, masalah hati, atau kondisi neurologis).
- Orang dengan HIV atau masalah sistem imun lemah lainnya.
Pengobatan di rumah
Jika Anda tidak termasuk dalam kelompok-kelompok di atas, pengobatan mandiri di rumah bisa dilakukan, seperti berikut ini.
- Menggunakan paracetamol atau ibuprofen untuk mengurangi demam dan nyeri otot. Penawar rasa sakit non-aspirin harus diberikan pada anak di bawah 18 tahun untuk mengurangi risiko sindrom Reye.
- Minum cairan sebanyak mungkin.
- Istirahat selama Anda masih merasa lelah.
- Tidur dengan cukup.
- Minum vitamin untuk flu atau suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh.
Jangan pergi ke tempat kerja, sekolah, lokasi yang ramai dan perkumpulan sosial setidaknya 24 jam setelah demam hilang untuk mencegah penularan.
Cara terbaik untuk mencegah flu babi adalah vaksinasi. Anda dapat mendapatkannya dalam bentuk suntikan atau spray hidung dalam beberapa kondisi tertentu.
Spray hidung hanya direkomendasikan untuk orang yang sehat di antara 2-49 tahun dan tidak hamil.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyarankan vaksinasi flu untuk orang-orang di atas usia 6 bulan.
Suntikan flu juga melindungi dari 2-3 virus influenza yang umum terjadi saat musim flu.
Selain vaksinasi flu, ada beberapa tips yang harus Anda ikuti agar tetap sehat dan mengurangi risiko terkena flu, di antaranya berikut ini.
- Pastikan Anda mencuci tangan dengan baik dan benar.
- Menjalankan etika batuk dan bersin dengan menutup hidung dan mulut.
- Bersihkan permukaan yang sering disentuh banyak orang dengan rutin.
- Miliki pola hidup sehat dengan menerapkan pola makan yang seimbang untuk flu, berolahraga rutin dan istirahat yang cukup.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Kesimpulan
- Flu babi, atau influenza virus H1N1, adalah infeksi pernapasan yang dapat menular dari babi ke manusia dan antar manusia.
- Gejala flu babi mirip dengan flu biasa, termasuk demam, batuk, dan gejala saluran pernapasan lainnya.
- Meskipun flu babi tergolong penyakit langka dan memiliki tingkat kematian rendah, kelompok tertentu, seperti anak-anak di bawah 5 tahun dan orang dewasa di atas 65 tahun, lebih rentan terkena flu babi.
- Diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan, jika diperlukan, tes laboratorium.
- Umumnya, penderita penyakit ini akan membaik dalam 7-10 hari tanpa perawatan khusus. Pengobatan biasanya bertujuan untuk meringankan atau menghilangkan gejala-gejala yang muncul.