Flu burung, atau yang dikenal juga sebagai avian influenza, adalah salah satu jenis flu yang umumnya ditemukan pada unggas akibat virus flu jenis H5N1. Namun, virus ini dapat bermutasi dan menyebar ke manusia. Apabila manusia terinfeksi virus flu burung, gejala yang tampak akan bervariasi, mulai dari yang ringan hingga parah dan berpotensi membahayakan nyawa. Penularan ini biasanya terjadi akibat adanya kontak dengan burung atau unggas yang terinfeksi virus atau proses memasak yang kurang matang. Penyakit ini tidak dapat ditularkan antarmanusia, tapi para ahli mengkhawatirkan adanya kemungkinan virus dapat bermutasi lagi dan bisa menular antarmanusia. Penyakit ini memang lebih banyak ditemukan pada unggas, tetapi angka penyebarannya pada manusia pun termasuk tinggi. Meski begitu, angka kejadiannya pada unggas paling banyak terjadi di dunia. Menurut World Health Organization, infeksi pada manusia pertama kali ditemukan di Hongkong pada kejadian wabah flu burung tahun 1997. Sejak tahun 2003, virus telah menyebar dari Asia ke negara-negara di Eropa dan Afrika. Hingga tahun 2019, WHO mencatat sebanyak 1.300 kasus infeksi yang terjadi pada manusia, dengan angka kematian mencapai 455 jiwa. Di Indonesia, virus flu burung tersebar di beberapa kabupaten dan kota. Berdasarkan data yang diambil dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sejak tahun 2005-2018, terdapat 200 kasus dengan 168 kematian akibat penyakit ini. Namun, angka kejadian penyakit ini mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Tanda-tanda dan gejala flu burung pada setiap penderitanya bisa berbeda-beda, mulai dari yang menyerupai penyakit flu, seperti demam dan batuk, hingga yang berat seperti pneumonia dan syok. Pada kasus infeksi H5N1, ditemukan juga tanda-tanda bermasalahnya pencernaan, seperti diare, mual, dan muntah. Gejala awal dari penyakit ini biasanya akan terlihat setelah 2-8 hari penularan. Beberapa gejala flu burung yang muncul, seperti influenza pada umumnya, yaitu: Selain itu, pada beberapa pasien, ditemukan juga gejala-gejala tambahan yang meliputi: Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak disebutkan di atas. Tanda gejala di atas memang tidak khas sebagai tanda flu burung, tapi jika Anda baru saja melakukan kontak dengan unggas yang mati akibat virus ini, Anda perlu waspada. Konsultasikanlah ke dokter untuk memastikannya. Apabila Anda memiliki tanda-tanda atau gejala yang disebutkan di atas, dan Anda berada di area peternakan unggas, periksakanlah diri Anda ke dokter. Jika muncul gejala dan komplikasi lainnya, seperti masalah pernapasan atau syok, jangan tunda ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Tubuh masing-masing orang berbeda dan akan menunjukkan gejala-gejala yang bervariasi pula. Selalu konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan Anda. Penyebab penyakit ini adalah virus influenza tipe A, subtipe H5N1. Influenza tipe A banyak ditemukan pada manusia dan beberapa jenis hewan. Jenis virus influenza tipe A lain yang juga familier adalah H1N1, atau Anda lebih mengenalnya dengan flu babi atau swine flu. Virus influenza yang terdapat di unggas dapat dibagi lagi menjadi A(H5N1), A(H9N2), dan A(H7N9). Pembagian ini berdasarkan bentuk protein masing-masing virus yang beragam. Virus yang paling banyak ditemukan di infeksi flu burung pada manusia adalah tipe H5N1. Virus ini tumbuh secara alami pada unggas air seperti bebek dan angsa, tetapi dapat menyebar dengan mudah ke unggas lainnya seperti hewan ternak. Cara penularan flu burung ke manusia dapat terjadi melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan kotoran, cairan, atau air liur burung yang terinfeksi. Selain itu, penularan flu burung ke manusia bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti: Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda tertular virus flu burung, seperti: Memiliki faktor risiko bukan berarti Anda pasti akan kena penyakit ini. Hanya saja, Anda akan lebih berpeluang dibandingkan mereka yang tidak memiliki faktor-faktor di atas. Apabila tidak segera ditangani, flu burung dapat berakibat fatal, bahkan membahayakan nyawa. Kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi akibat flu burung, antara lain: Dari total jumlah orang yang terinfeksi penyakit ini, setengahnya berakhir dengan kematian akibat tidak ditangani dengan cepat. Persentase kematian yang mungkin terjadi pada penderita adalah 60%. Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda. Penyakit ini dapat didiagnosis dengan beberapa metode metode pemeriksaan. Salah satunya adalah dengan mengambil sampel cairan dari hidung dan tenggorokan (swab test) Anda untuk diperiksa di laboratorium. Tes laboratorium bertujuan untuk mengetahui apakah ada infeksi virus dan komplikasi lainnya yang diakibatkan oleh virus flu burung. Beberapa pemeriksaan lain yang juga mungkin Anda lakukan untuk mendiagnosis penyakit ini, antara lain: Tujuan pengobatan flu burung adalah untuk mengurangi gejala-gejala, mencegah perkembangan virus dalam tubuh, serta meningkatkan kesempatan bertahan hidup penderitanya. Pengobatan flu burung yang direkomendasikan oleh para dokter adalah obat antiviral seperti oseltamivir atau zanamivir. Obat-obatan tersebut harus segera diminum 48 jam setelah gejala pertama kali muncul. Hindari penggunaan obat-obatan antiviral lainnya, seperti rimantadine dan amantadine. Banyak kasus penyakit ini yang telah kebal terhadap obat-obatan tersebut. Salah satu langkah utama yang perlu dilakukan untuk mencegah penularan penyakit ini adalah melakukan vaksinasi virus H5N1. Namun, vaksin ini belum tersedia di layanan kesehatan secara umum dan hanya akan disediakan saat wabah sedang berlangsung. Oleh karena itu, Anda dapat melakukan cara-cara mencegah tertular flu burung, seperti: Langkah pertama adalah menghindari daerah yang sering dipenuhi unggas, seperti peternakan, sawah, atau kandang burung. Hal ini penting dilakukan, terutama jika Anda bepergian ke negara dengan kasus infeksi pada burung yang cukup tinggi. Sebelum makan dan selesai beraktivitas, pastikan Anda mencuci tangan Anda. Ke mana pun Anda pergi, siapkan hand sanitizer berbahan dasar alkohol di dalam tas Anda. Jika Anda akan menyantap produk olahan unggas seperti daging ayam, bebek, atau telur, pastikan makanan tersebut telah dimasak hingga matang sempurna. Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.Pengertian
Apa itu flu burung?
Seberapa umumkah penyakit ini?
Tanda-tanda & gejala
Apa saja tanda-tanda dan gejala flu burung?
Kapan saya harus periksa ke dokter?
Penyebab
Apa penyebab flu burung?
Faktor risiko
Apa yang meningkatkan risiko saya kena penyakit ini?
Komplikasi
Apa saja komplikasi yang mungkin terjadi akibat flu burung?
Obat & Pengobatan
Bagaimana kondisi ini didiagnosis?
Bagaimana cara mengobati flu burung?
Pengobatan di rumah
Apa saja perubahan gaya hidup atau pengobatan rumahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi flu burung?
1. Hindari area yang dipenuhi unggas
2. Rutin mencuci tangan
3. Masak produk unggas sematang mungkin
Hello Health Group dan Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, maupun pengobatan. Silakan cek laman kebijakan editorial kami untuk informasi lebih detail.