Sementara itu, jika saraf otonom yang mengalami kerusakan, Anda mungkin juga akan merasakan gejala lain, di antaranya sebagai berikut.
- Tidak bisa tahan terhadap suhu atau udara yang panas.
- Tidak bisa berkeringat atau keringat berlebih.
- Susah buang air atau mencerna makanan.
- Perubahan pada tekanan darah yang menyebabkan pusing atau kepala terasa ringan seperti melayang.
Kapan harus ke dokter?
Sebaiknya lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda merasa gejala memburuk atau tidak membaik setelah menjalani pengobatan, atau bila gejala baru muncul.
Penyebab neuropati perifer
Sistem saraf tepi berfungsi mengirimkan informasi dari otak dan sumsum tulang belakang (sistem saraf pusat) ke seluruh area lain pada tubuh.
Begitupun sebaliknya, saraf tepi juga mengirimkan informasi sensorik menuju ke sistem saraf pusat.
Neuropati perifer merupakan kerusakan saraf tepi yang bisa disebabkan oleh berbagai gangguan kesehatan, di antaranya sebagai berikut.
1. Diabetes
Penyebab paling umum dari gangguan saraf tepi yang satu ini adalah diabetes, baik diabetes tipe 1 maupun diabetes tipe 2. Kondisi ini disebut polineuropati diabetik.
Jeni neuropati perifer ini mungkin terjadi karena kadar glukosa yang terlalu tinggi di dalam darah merusak pembuluh darah yang menyuplai darah pada sistem saraf.
Diabetesi lebih berisiko terhadap polineuropati apabila kadar gula darahnya tidak terkontrol atau memiliki faktor pendukung lain, seperti kebiasaan merokok atau mengonsumsi alkohol dan berusia lebih dari 40 tahun.
2. Cedera fisik (trauma)
Cedera fisik dapat menyebabkan cedera pada saraf. Sebagai contoh, cedera karena kecelakaan, jatuh, olahraga, dan berbagai prosedur medis yang dapat meregangkan, menghancurkan, atau menekan saraf.
Bahkan, trauma yang tidak terlalu parah pun bisa menyebabkan kerusakan saraf yang cukup serius. Patah tulang atau terkilir juga dapat menyebabkan kerusakan pada saraf di sekitarnya.
3. Masalah autoimun
Gangguan dan infeksi autoimun juga dapat menyebabkan neuropati perifer, contohnya sindrom Guillain-Barre, lupus, rematik, dan sindrom Sjogren.
Sementara itu, infeksi seperti cacar air, HIV, herpes, sifilis, penyakit Lyme, leprosi, virus Epstein-Barr, dan hepatitis C juga dapat menyebabkan neuropati.
4. Gangguan pembuluh darah
Gangguan pembuluh darah atau kelainan darah dapat menyebabkan penurunan pasokan oksigen untuk saraf perifer dan berujung pada kerusakan jaringan saraf.
Oleh karena itu, diabetes, kebiasaan merokok, dan penyempitan pembuluh darah yang terjadi karena tekanan darah tinggi atau aterosklerosis dapat menyebabkan neuropati perifer.
Pasalnya, dinding pembuluh darah yang menebal dan luka dapat menghalangi aliran darah dan menyebabkan kerusakan saraf.
5. Tumor
Tumor, baik yang dapat menyebabkan kanker maupun tidak, dapat terbentuk pada sistem saraf atau menekan saraf di sekitarnya sehingga bisa menjadi penyebab neuropati perifer.
Sindrom paraneoplastik, atau masalah kesehatan degeneratif yang terjadi karena respons sistem imun tubuh terhadap kanker, juga dapat menyebabkan kerusakan saraf di berbagai area tubuh.
6. Ketidakseimbangan hormon
Hormon yang tidak seimbang dapat mengganggu proses metabolisme secara normal.
Kondisi tersebut bisa menyebabkan pembengkakan pada jaringan yang dapat menekan saraf tepi, sehingga menyebabkan neuropati perifer.
7. Gangguan ginjal dan hati
Gangguan ginjal dan hati dapat menyebabkan peningkatan jumlah zat beracun di dalam darah yang dapat memicu kerusakan jaringan saraf.
Sebagian besar orang yang menjalani dialisis karena gagal ginjal mengalami berbagai jenis polineuropati.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar