Hepatitis B termasuk jenis hepatitis yang umum diderita oleh banyak orang di berbagai belahan dunia. Gejala penyakit ini bisa bervariasi tergantung dengan tingkat keparahan infeksi virus.
Cari tahu mengenai penyebab, gejala, serta pengobatan hepatitis B berikut ini.
Apa itu hepatitis B?
Hepatitis B adalah penyakit liver menular yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B (HBV).
Penyakit ini dapat menyebabkan infeksi akut dan infeksi kronis yang berkembang menjadi sirosis dan kanker hati.
Penularan hepatitis B dapat berlangsung lewat kontak dengan cairan tubuh, seperti transfusi darah dan penggunaan jarum suntik. Pada beberapa kasus, virus ini juga bisa ditularkan melalui hubungan seksual.
Meski begitu, cara penularan penyakit ini paling sering terjadi secara vertikal dari ibu ke bayinya, yaitu saat masa perinatal atau proses persalinan.
Penyakit hepatitis ini bisa disembuhkan dengan menjalani perawatan khusus. Selain itu, Anda bisa mencegah kondisi ini dengan mendapatkan vaksin hepatitis B.
Seberapa umum kondisi ini?
Hepatitis B termasuk penyakit menular yang umum diderita oleh banyak orang. Pada 2015, World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat 257 juta orang menderita hepatitis B kronis.
Angka tersebut dibarengi dengan jumlah kematian sebesar 887.000 jiwa yang umumnya disebabkan oleh komplikasi penyakit hati, seperti sirosis dan kanker hati.
Mengutip situs Kementrian Kesehatan RI, diperkirakan ada sekitar 20 juta orang menderita hepatitis di Indonesia dengan kasus hepatitis B pada tingkat tertinggi.
Jenis infeksi hepatitis B
Infeksi virus hepatitis B dibagi menjadi dua jenis berdasarkan lama waktu penyakit ini berlangsung.
1. Infeksi HBV akut
Infeksi HBV akut adalah penyakit sementara yang terjadi selama 6 bulan pertama setelah seseorang terpapar virus.
Sistem kekebalan tubuh kemungkinan besar akan membersihkan virus dari tubuh dan pulih sepenuhnya dalam beberapa bulan.
Infeksi hepatitis akut dapat berkembang menjadi kronis bila terjadi lebih dari 6 bulan, tetapi kondisi ini tidak selalu terjadi.
2. Infeksi HBV kronis
Bila infeksi virus hepatitis B berlangsung lebih dari 6 bulan, Anda mungkin mengalami infeksi hepatitis kronis. Hal ini dikarenakan sistem imun tidak dapat melawan infeksi.
Infeksi kronis dapat berlangsung seumur hidup dan berisiko berkembang menjadi komplikasi yang serius, seperti sirosis dan kanker hati.
Semakin dini usia Anda saat terkena hepatitis B, semakin tinggi risiko infeksi berkembang menjadi kronis.
Infeksi kronis mungkin tidak terdiagnosis selama beberapa tahun sampai pasien merasakan gejala akibat penyakit liver.
Tanda dan gejala hepatitis B
Hepatitis B juga disebut sebagai penyakit ‘silent killer’. Pasalnya, banyak orang yang tidak bergejala, sehingga penyakit ini sering berkembang tanpa disadari selama bertahun-tahun.
Walaupun demikian, beberapa orang yang terinfeksi HBV akan mengalami sejumlah gejala.
Kondisi ini mungkin terjadi akibat sistem imun tidak kuat melawan infeksi yang disebabkan oleh virus.
Gejala hepatitis B yang dialami bisa menandakan seberapa parah infeksi virus yang terjadi. Gejala akan berbeda sesuai dengan kondisinya.
1. Gejala hepatitis B akut
Periode gejala infeksi akut dapat berlangsung selama 1 – 4 bulan. Gejala dari kondisi ini menandakan fase awal dari infeksi HBV, berupa:
- kelelahan,
- kehilangan nafsu makan,
- mual dan muntah,
- sakit pada bagian atas perut, dan
- kulit dan mata menguning (penyakit kuning).
Infeksi HBV akut umumnya tidak menyebabkan kerusakan hati yang parah, sehingga tidak menunjukkan gejala perdarahan.
2. Gejala hepatitis B kronis
Pasien dengan hepatitis B kronis biasanya menunjukkan gejala yang berhubungan dengan gangguan fungsi hati akibat peradangan.
Hal ini dikarenakan infeksi virus HBV kronis melemahkan fungsi hati dalam menjaga sistem kekebalan tubuh, memproduksi enzim, dan menyaring zat beracun.
Lama-kelamaan, infeksi virus dapat mengarah pada tahap akhir dari penyakit liver, yaitu sirosis hati. Oleh sebab itu, gejala infeksi HBV kronis mungkin tampak mirip dengan sirosis hati, antara lain:
- kelelahan,
- nyeri otot,
- kehilangan nafsu makan,
- warna feses berubah pucat,
- perubahan warna urine menjadi gelap atau seperti teh,
- gatal dan ruam pada kulit telapak tangan,
- mual dan muntah,
- demam ringan,
- cairan pada perut (asites),
- sakit perut pada bagian atas,
- penyakit kuning, serta
- pembuluh darah terlihat seperti laba-laba pada kulit (spider angioma).
Kapan harus periksa ke dokter?
Bila Anda mengalami gejala atau tanda-tanda, baik yang disebutkan maupun tidak, konsultasikan dengan dokter. Tubuh setiap orang berbeda sehingga gejala yang muncul pun mungkin akan berbeda pula.
Bila Anda tahu telah terpapar hepatitis B, hubungi dokter sesegera mungkin untuk mendapatkan perawatan demi mengurangi risiko infeksi menyebar.
Penyebab hepatitis B
Hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus HBV. Virus ini dapat ditularkan dari orang ke orang melalui darah, air mani, atau cairan tubuh lainnya.
Penyakit ini tidak menyebar lewat bersin atau batuk.
Virus hepatitis B dapat bertahan di luar tubuh manusia selama kurang lebih 7 hari. Selama periode tersebut, virus bisa memperbanyak diri.
Kemudian, virus masuk ke dalam tubuh manusia yang belum memiliki antibodi terhadap penyakit ini.
Setelah masuk ke dalam tubuh, virus tidak langsung menyebabkan infeksi. Masa inkubasi HBV dalam tubuh rata-rata adalah 75 hari, tetapi dapat terjadi selama 30 – 180 hari.
Ada beberapa cara penularan virus hepatitis ke tubuh manusia yaitu sebagai berikut.
1. Aktivitas seksual
Anda mungkin dapat tertular virus HBV bila berhubungan seks tanpa kondom dengan orang yang terinfeksi.
Virus dapat menyerang tubuh Anda bila darah, air liur, air mani, atau cairan vagina orang tersebut masuk ke dalam tubuh.
2. Berbagi jarum
Selain aktivitas seksual, penyebaran virus HBV dapat mudah terjadi melalui jarum suntik yang terkontaminasi darah yang terinfeksi.
Berbagi perlengkapan obat intravena (IV) juga membuat Anda berpotensi tinggi terkena hepatitis B.
3. Penularan dari ibu pada anak
Ibu hamil yang terinfeksi hepatitis B juga dapat menularkan virus tersebut pada bayinya ketika melahirkan. Namun, bayi yang baru lahir bisa mendapatkan vaksin untuk mencegah infeksi dan hal ini biasanya cukup efektif.
Selalu bicarakan dengan dokter tentang hasil tes HBV bila Anda ingin atau sedang hamil.
Apakah penyakit hepatitis B itu berbahaya?
Penyakit hepatitis B bisa berbahaya jika tidak segera ditangani. Penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi berupa sirosis hingga kanker hati. Pengobatan segera dapat mengurangi tingkat keparahan serta mencegah komplikasi.
Faktor risiko hepatitis B
Penyakit hati menular ini dapat menyebar lewat kontak dengan darah, sperma, atau cairan tubuh lain dari penderita.
Selain itu, di bawah ini beberapa kondisi yang membuat Anda lebih berisiko tertular penyakit ini.
- Berhubungan seks tanpa kondom dan sering gonta-ganti pasangan.
- Penggunaan 1 jarum yang sama saat injeksi obat.
- Berhubungan seks dengan sesama pria.
- Tinggal dengan penderita hepatitis B kronis.
- Bayi yang dilahirkan oleh ibu penderita.
- Bekerja pada area yang terpapar dengan darah manusia.
- Bepergian ke daerah dengan risiko infeksi HBV yang tinggi, seperti Asia Tenggara dan Afrika.
Diagnosis hepatitis B
Diagnosis hepatitis B tidak dapat dilakukan hanya dengan mengenali gejala yang muncul.
Dokter biasanya akan meminta Anda menjalani tes hepatitis b lebih lanjut untuk memastikan ada virus di dalam tubuh dan berapa lama infeksi berlangsung.
Berikut ini beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi virus HBV.
1. Tes darah
Tes darah bertujuan mendiagnosis ciri-ciri virus hepatitis pada dokter dan memberitahu apakah virus tersebut akut atau kronis.
Selain itu, pemeriksaan sampel darah dilakukan untuk mengetahui reaksi imunitas tubuh terhadap infeksi HBV, atau disebut tes HBcAg.
2. Biopsi hati
Selain sampel darah, dokter mungkin akan mengambil sampel jaringan hati untuk melihat apakah terdapat kerusakan. Prosedur ini disebut dengan biopsi hati.
3. Pemeriksaan fungsi hati
Pemeriksaan fungsi hati dilakukan melalui sampel darah dengan melihat kadar enzim (SGOT dan SGPT) di dalamnya.
Jika kadar enzim di dalam darah cukup tinggi, ada kemungkinan organ hati mengalami peradangan atau kerusakan.
Tes fungsi hati juga memeriksa kadar lainnya, seperti albumin dan bilirubin.
Pengobatan hepatitis B
Melakukan pengobatan hepatitis B dapat membantu mengurangi tingkat keparahannya dan mencegah risiko komplikasi.
Pengobatan kondisi ini biasanya dibedakan berdasarkan apakah infeksi tersebut akut atau kronis. Berikut ini pilihan pengobatannya.
1. Infeksi HBV akut
Hepatitis akut hanya berlangsung sementara dan akan sembuh dengan sendirinya.
Anda mungkin tidak membutuhkan terapi khusus, melainkan perawatan sederhana, meliputi:
- lebih banyak beristirahat,
- menghindari kontak erat dengan orang lain, serta
- penuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh untuk melawan infeksi.
Di samping itu, orang yang berkontak dengan Anda sebaiknya diberikan imunoglobulin dan vaksin dalam 2 minggu setelah paparan.
2. Infeksi HBV kronis
Jika didiagnosis infeksi kronis, Anda mungkin menjalani salah satu terapi berikut untuk menurunkan risiko penyakit hati dan mencegah penularan.
- Obat antivirus. Obat ini berguna untuk memperlambat kerusakan hati, seperti adefovir atau entecavir.
- Interferon alfa-2b (Intron A). Obat sintetis dari zat yang diproduksi tubuh untuk melawan infeksi dan digunakan secara injeksi.
- Transplantasi hati. Prosedur transplantasi hati biasanya dilakukan pada pasien yang sudah mengalami gagal hati.
Pencegahan hepatitis B
Selain menjalani perawatan sederhana, Anda bisa mengurangi risiko hingga mencegah terkena hepatitis B dengan cara di bawah ini.
- Mendapatkan vaksin. Vaksin hepatitis B memiliki tingkat efektivitas 98 – 100% untuk menjaga tubuh dari infeksi virus. Bayi yang baru lahir perlu mendapatkan vaksin ini agar mereka tidak rentan terhadap virus hepatitis.
- Berhubungan seks dengan aman. Anda juga disarankan untuk melakukan aktivitas seksual dengan aman, seperti menggunakan kondom dan mengetahui status HBV pasangan seksual mana saja.
- Hindari berbagi jarum suntik. Berbagi jarum dengan orang lain berisiko tertular virus hepatitis B. Selalu gunakan jarum yang steril ketika menggunakan obat-obatan yang akan disuntikkan ke tubuh.
- Berhati-hati dengan tindik atau tato. Bila Anda ingin melakukan tindik atau tato, carilah toko dengan tingkat kebersihan yang tinggi. Tanyakan kepada mereka bagaimana peralatan dibersihkan dan pastikan pegawai menggunakan jarum suntik steril.
Bila memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi dokter untuk mendapatkan solusi yang tepat sesuai kondisi Anda.
Ringkasan
- Hepatitis B adalah infeksi pada hati yang disebabkan oleh virus HBV.
- Penyakit ini menular melalui transfusi darah, berbagi jarum suntik, hubungan seksual, atau menular dari ibu yang terinfeksi ke bayinya.
- Gejala kondisi ini antara lain kelelahan, hilang nafsu makan, mual, muntah, serta sakit perut di bagian atas.
- Pengobatan kondisi ini dapat berupa perubahan gaya hidup untuk meningkatkan sistem imun serta obat-obatan.
[embed-health-tool-bmr]