backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan
Konten

Seperti Apa Bentuk dan Warna Feses yang Normal?

Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 23/06/2023

Seperti Apa Bentuk dan Warna Feses yang Normal?

Feses adalah sisa pencernaan dari zat-zat yang tidak lagi berguna bagi tubuh, seperti partikel makanan yang tidak tercerna, bakteri, dan garam. Beragam zat yang terdapat dalam feses memengaruhi warna, bentuk, konsistensi, dan baunya.

Perbedaan warna dan bentuk feses tidak selalu menandakan kondisi serius, tapi hal ini juga dapat menjadi gejala gangguan pencernaan. Inilah arti warna dan bentuk feses Anda.

Ciri-ciri feses yang normal

penyebab BAB buang air besar berdarah

Selain dari kondisi fisik, sehat atau tidaknya seseorang dapat dilihat dari tekstur, warna, dan aroma feses. 

Karakteristik feses setiap orang mungkin beragam, tetapi ciri feses yang sehat umumnya tidak jauh dari kriteria berikut.

1. Berwarna kecokelatan

Feses yang sehat memiliki warna kecokelatan hingga cokelat tua. Warna ini berasal dari pigmen (zat pemberi warna) yang disebut bilirubin. 

Bilirubin merupakan zat hasil perombakan sel darah merah sebagai salah satu fungsi hati.

2. Memiliki bau tak sedap yang khas

Bau khas feses berasal dari pembentukan gas oleh bakteri di dalam usus. 

Tingginya kandungan belerang dalam gas usus memang membuat bau feses menjadi kuat dan tidak sedap, tapi bau tersebut adalah salah satu ciri dari feses yang sehat.

3. Bertekstur lembut

Feses orang yang sehat biasanya berbentuk seperti sosis sesuai dengan bentuk usus yang memanjang. 

Feses berbentuk potongan atau butiran kecil juga bisa menandakan usus yang sehat, tapi Anda tetap perlu mencermati apakah terdapat gejala yang lain.

4. Tidak menimbulkan rasa sakit

Usus yang sehat tidak akan menimbulkan sakit ketika buang air besar. Pasalnya, tekanan yang dihasilkan oleh feses cenderung lemah sehingga kebanyakan orang hanya membutuhkan 10–15 menit untuk buang air besar.

Jika menghabiskan waktu yang lebih lama saat buang air besar karena harus mengejan, ada kemungkinan Anda mengalami gangguan pencernaan.

Gangguan ini mungkin berupa sembelit, wasir, atau masalah kesehatan lainnya.

5. Frekuensi BAB normal

Sebagian orang buang air besar satu kali dalam sehari, tapi ada juga yang buang air besar hingga 3 kali sehari. Kenyataannya, rentang frekuensi tersebut amat beragam. 

Namun frekuensi BAB dalam sehari bukan tolok ukur yang tepat menentukan kesehatan sistem pencernaan Anda. Frekuensi buang air besar yang normal paling tidak adalah 3 kali dalam seminggu.

Bila Anda mengalami adanya perubahan bau, frekuensi, dan warna feses daripada biasanya, ini bisa menjadi masalah pada kesehatan Anda.

Arti warna feses

warna feses berwarna hijau

Selain memahami ciri-ciri feses yang normal, Anda perlu mengetahui arti dari warna feses yang berbeda-beda.

Berikut adalah warna feses yang dapat menjadi indikator kesehatan Anda.

1. Hitam

Feses berwarna hitam dapat menandakan perdarahan pada saluran pencernaan atas. 

Perpindahan darah dari saluran cerna atas menuju anus berlangsung lama sehingga darah lebih dulu teroksidasi. 

Dikutip dari situs Osmosis, proses ini mengubah warna darah menjadi gelap. Kondisi ini juga disebut dengan melena.

Meski demikian, menghitamnya feses juga bisa terjadi pada orang yang sehat. Hal ini biasanya terjadi akibat konsumsi suplemen zat besi, licorice, dan obat bismut. 

Bila Anda mengalaminya selama lebih dari dua minggu, segera konsultasikan pada dokter.

2. Putih

Jika feses berwarna putih, abu-abu, atau pucat, ini adalah tanda seseorang mengalami masalah pada sistem pencernaan, tepatnya di bagian liver atau sistem empedu. 

Kondisi ini biasanya muncul akibat kekurangan cairan empedu.

Cairan empedu yang tidak bisa mengalir dari liver ke feses juga menyebabkan feses berwarna putih. 

Aliran cairan empedu yang tidak lancar biasanya terjadi akibat tumor atau batu empedu yang menyumbat pada saluran empedu. 

Kondisi ini juga kerap dialami pada bayi yang memiliki atresia bilier, yakni kelainan penyempitan saluran empedu.

Selain itu, warna feses yang pucat juga bisa disebabkan oleh konsumsi beberapa jenis obat antidiare.

3. Hijau

Pada orang yang sehat, perubahan warna feses menjadi hijau dapat disebabkan oleh konsumsi sayuran hijau dalam jumlah banyak. 

Selain itu, biasanya warna feses ini menandakan Anda mengalami diare. Pasalnya, asupan diproses dan melewati usus terlalu cepat. 

Hal ini membuat cairan empedu tidak punya waktu yang cukup untuk memecah sehingga warna feses menjadi hijau.

Konsumsi jenis obat antibiotik tertentu bisa menyebabkan bakteri atau mikrobiota usus pun berubah. Hal ini menyebabkan warna feses berubah kehijauan. 

Beberapa obat-obatan pun bisa membuat seseorang mengalami diare sehingga mengalami kondisi serupa.

4. Merah

Konsumsi bit, berry merah, tomat, dan buah berwarna merah lainnya dalam jumlah banyak dapat mengubah warna feses menjadi merah. 

Namun, jika Anda mengalami kondisi ini tanpa sebab yang jelas, bisa jadi penyebabnya adalah perdarahan.

Warna feses merah akibat perdarahan menandakan bahwa darah berasal dari saluran pencernaan bawah seperti usus besar, rektum, dan anus

Perdarahan mungkin terjadi akibat polip usus besar, wasir, atau dalam kasus yang serius, kanker kolorektal.

5. Oranye

Warna feses bisa menjadi oranye apabila Anda mengonsumsi makanan kaya beta-karoten, seperti wortel, ubi jalar, dan jeruk. 

Namun, saluran empedu yang bermasalah atau konsumsi antasida yang mengandung aluminium hidroksida dan antibiotik rifampicin juga bisa menjadi penyebabnya.

6. Kuning

Apabila warna feses tampak kuning atau berminyak, artinya feses mengandung terlalu banyak lemak. Kondisi ini disebut dengan steatorrhea.

Hal ini mungkin diakibatkan oleh masalah penyerapan atau gangguan pada produksi enzim pencernaan atau cairan empedu hingga masalah celiac.

Selain itu, warna feses ini menandakan adanya infeksi bakteri Giardia atau penyakit giardiasis. Tidak hanya membuatnya menguning, feses pun akan tercium bau busuk yang tidak wajar.

Warna ini juga biasanya timbul akibat mengonsumsi makanan kaya protein gandum atau gluten, seperti roti dan sereal.

Cara mengetahui seberapa normal kondisi feses

bentuk dan warna feses

Salah satu metode terbaik untuk mengetahui kondisi kesehatan Anda adalah dengan pemeriksaan feses. Meski begitu, ada pula cara lain yang bisa Anda lakukan secara mandiri dan lebih sederhana, yaitu dengan menggunakan skala bristol stool.

Mengutip situs Continence Foundation of Australia, skala bristol stool adalah metode pengukuran sederhana untuk mengenali tujuh ciri feses manusia. 

Bagan ini merupakan hasil temuan seorang dokter asal Inggris setelah melakukan penelitian mengenai kebiasaan buang air besar pada hampir 2.000 orang.

Dengan skala ini, Anda dapat menentukan apakah feses Anda tergolong sehat atau tidak. Kriterianya adalah sebagai berikut.

  • Tipe 1: Tampilan feses berbentuk bulatan-bulatan terpisah dan keras. Ini menjadi pertanda Anda terkena sembelit.
  • Tipe 2: Bentuk feses tampak seperti sosis yang lebih padat dan kental. Hal ini menandakan masalah sembelit ringan.
  • Tipe 3: Bentuk feses tampak seperti sosis, tapi ada retakan pada permukaan. Bentuknya seperti ini dinilai normal dan menunjukkan kondisi tubuh sedang sehat.
  • Tipe 4: Bentuk feses seperti sosis, tapi lebih lembut dan mengular. Hal ini cenderung normal.
  • Tipe 5: Tampilan feses seperti gumpalan lunak dengan tepi yang jernih. Hal ini menandakan bahwa Anda kurang mengonsumsi serat.
  • Tipe 6: Konsistensi feses cenderung lembek tidak beraturan. Ini menunjukkan bahwa Anda terkena diare ringan.
  • Tipe 7: Konsistensi feses cenderung cair tanpa potongan padat, artinya Anda terkena diare berat.
  • Kapan saya harus periksa ke dokter?

    pengobatan gagal ginjal

    Adanya perubahan pada frekuensi dan tekstur feses tidak boleh disepelekan. 

    Bila feses Anda berubah warna menjadi kemerahan atau hitam dengan tekstur seperti bubuk kopi, keduanya menunjukkan potensi perdarahan.

    Jika Anda mengalami kondisi ini selama beberapa hari, carilah bantuan medis untuk mencegah hilangnya darah secara signifikan. 

    Dokter kemungkinan akan menyarankan pemeriksaan seperti endoskopi atau kolonoskopi bila dicurigai terdapat penyakit.

    Untuk mempertahankan fungsi usus yang normal, Anda dianjurkan untuk menerapkan pola hidup yang sehat. 

    Mulailah memperbanyak konsumsi makanan berserat, olahraga teratur, mengelola stres, dan minum air putih untuk menghindari dehidrasi.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Andreas Wilson Setiawan

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 23/06/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan