Jadi, dari beragam cara penularan tersebut dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang direkomendasikan menjalani tes HBcAg, meliputi:
- Ibu hamil dan bayi yang lahir dari ibu yang memiliki HBsAg positif
- Pengguna narkoba lewat jarum suntik
- Sering gonta-ganti pasangan seks atau melakukan hubungan sesama jenis
- Orang yang sebelumnya tidak menerima vaksin hepatitis saat bayi
- Orang yang menjalani hemodialisis, korban penyerangan seksual, dan orang yang terinfeksi HIV
Memahami hasil tes hepatitis
Dilansir dari laman Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Amerika Serikat (CDC), tes HbsAg yang positif menandakan bahwa seseorang telah terinfeksi virus HBV.
Namun, bila tes HBsAg menunjukkan negatif dan anti-HBsnya positif, artinya orang tersebut sudah divaksin hepatitis karena tubuh sudah membentuk antibodi terhadap virus tersebut.
Nah, untuk mengetahui kondisi infeksi HBV pada tubuh, barulah tes HBcAg dibutuhkan. Tes terbagi menjadi dua, yakni IgG HBcAg dan igM HBcAg. IgG HBcAg menandakan bahwa hepatitis sudah kronis, sedangkan igM HBcAg menunjukkan hepatitis yang akut.
Hepatitis akut terjadi dalam waktu singkat atau timbul secara mendadak. Sementara hepatitis kronis berlangsung lama (menahun).
Memahami serangkaian tes ini memang tidak mudah, untuk memahaminya lebih jelas dan detail, berkonsultasilah dengan dokter, terutama jika Anda termasuk ke golongan orang yang berisiko atau curiga akan gejala yang Anda alami.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar