backup og meta
Kategori
Cek Kondisi

2

Tanya Dokter
Simpan
Konten

Asma

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

Asma

Asma menjadi salah satu penyakit kronis yang memengaruhi saluran pernapasan. Penyakit ini sering kali membuat orang yang mengidapnya merasakan kesulitan bernapas. Untuk lebih mengenal penyakit asma lebih jauh, simak pembahasannya di bawah ini.

Apa itu asma?

Asma adalah penyakit akibat peradangan dalam saluran udara atau bronkus. Peradangan itu akhirnya membuat saluran pernapasan bengkak dan sangat sensitif.

Akibatnya, saluran pernapasan akan menyempit sehingga aliran udara yang masuk ke dalam paru-paru menjadi terbatas.

Peradangan juga membuat sel-sel pada saluran pernapasan memproduksi lebih banyak lendir dari biasanya. 

Lendir ini bisa makin mempersempit saluran napas dan menyulitkan Anda untuk bernapas lega.

Tergantung faktor pemicunya, penyakit asma dapat dibedakan ke dalam beberapa jenis seperti dikutip dari American Lung Association berikut ini.

  • Asma akibat olahraga (exercise-induced asthma).
  • Asma malam hari (nighttime asthma).
  • Asma akibat kerja (occupational asthma).
  • Asma batuk (cough-variant asthma).
  • Asma alergi (allergic asthma).

Salah satu mitos tentang asma yang dipercaya banyak orang adalah bahwa penyakit ini dapat disembuhkan. Sayangnya, hal ini tidak tepat.

Asma tidak dapat sembuh total. Apabila Anda tidak merasakan gejala-gejala sesering dulu, ini menandakan bahwa Anda mampu mengendalikan penyakit ini dengan baik.

Seberapa umumkah kondisi ini?

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), asma diperkirakan memengaruhi lebih dari 262 juta orang di seluruh dunia pada tahun 2019. Asma ialah penyakit pernapasan tidak menular yang bisa terjadi pada segala usia, tetapi lebih sering menyerang anak-anak.

Tanda dan gejala asma

Saat Anda mengalami serangan asma, gejala yang muncul sangatlah beragam. Setiap orang bisa mengalami gejala yang berbeda, baik dari tingkat keparahan, durasi serangan, maupun frekuensinya.

Anda mungkin “kumat” setelah lama tidak, lalu tiba-tiba jadi “rutin” mengalami serangan asma. 

Sementara itu, orang lain bisa saja mengalami gejala setiap hari, atau hanya malam hari, atau mungkin juga hanya setelah beraktivitas.

Beberapa gejala penyakit asma yang umum dirasakan banyak orang, antara lain:

  • dada terasa sesak atau tertekan,
  • batuk (terutama pada malam hari),
  • napas bunyi atau mengi, dan
  • sesak napas.

Selain empat gejala umum di atas, gejala asma lainnya yang mungkin muncul, antara lain:

  • badan lemas, lesu, dan tidak bertenaga,
  • suara sengau,
  • menghela napas terus-terusan, dan
  • rasa gelisah yang tidak biasa.
  • Apabila Anda mencurigai satu atau beberapa gejala yang sudah disebutkan, jangan ragu untuk segera periksa diri dengan dokter.

    Penyebab asma

    penyebab asma

    Para ahli belum mengetahui pasti apa yang menjadi penyebab asma. Namun, serangan asma umumnya terjadi ketika seseorang terpapar oleh pemicunya. 

    Berikut ini adalah beberapa hal atau kondisi yang mungkin dapat menyebabkan penyakit asma.

    • Menjadi perokok aktif maupun perokok pasif.
    • Infeksi saluran pernapasan, seperti pilek, influenza, atau pneumonia.
    • Alergi terhadap makanan, serbuk sari, jamur, tungau debu, dan bulu hewan peliharaan.
    • Paparan zat-zat yang ada di udara, seperti polusi udara, asap kimia, atau racun.
    • Faktor cuaca, seperti cuaca dingin, berangin, dan panas yang didukung dengan kualitas udara yang buruk, serta perubahan suhu secara drastis.
    • Mengonsumsi obat-obatan, seperti asam asetilsalisilat (Aspirin) dan beta-blocker.
    • Makanan atau minuman yang mengandung pengawet.
    • Mengalami stres dan kecemasan berat.
    • Bernyanyi, tertawa, atau menangis yang terlalu berlebihan.
    • Paparan parfum dan wewangian.
    • Memiliki riwayat penyakit refluks asam lambung (GERD).

    Faktor risiko asma

    Penyakit ini bisa menyerang semua orang pada usia berapa pun. Memang, kebanyakan kasus asma sudah diketahui sejak seseorang masih bayi atau kanak-kanak.

    Namun, sekitar 25% pengidap asma bronkial baru pertama kali terkena serangan saat dewasa.

    Menurut WHO, penyakit asma menjadi gangguan pernapasan yang paling umum dialami oleh anak-anak karena beberapa hal berikut ini.

    • Orangtua memiliki riwayat penyakit ini.
    • Memiliki infeksi pernapasan, misalnya pneumonia dan bronkitis.
    • Memiliki alergi atopik tertentu, misalnya alergi makanan atau eksim.
    • Lahir dengan berat badan rendah.
    • Kelahiran prematur.

    Komplikasi asma

    Jika tidak dikendalikan dengan baik, asma dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan.

    Begitu pula bila pengobatannya tidak tepat, penyakit pernapasan kronis atau yang terjadi dalam jangka panjang ini bisa berdampak langsung pada fungsi tubuh Anda.

    Berikut ini adalah beberapa komplikasi asma yang mungkin bisa Anda alami.

    • Pneumonia.
    • Kerusakan paru-paru sebagian atau keseluruhan
    • Kegagalan pernapasan, yakni saat kadar oksigen dalam aliran darah sangat rendah atau kadar karbon dioksida sangat tinggi,
    • Status asmatikus, yakni serangan asma berat yang tidak merespon pengobatan.

    Diagnosis asma

    spirometri

    Saat melakukan diagnosis asma, dokter akan menanyakan riwayat medis pribadi dan keluarga serta gejala yang dirasakan, termasuk mulai kapan atau seberapa sering asma muncul.

    Selain itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik dengan mendengarkan pernapasan dan mencari tanda-tanda alergi atau penyakit pernapasan lain yang Anda alami

    Dokter juga akan melakukan tes spirometri guna memeriksa cara kerja paru-paru Anda. Tes ini mengukur seberapa cepat dan banyak udara yang dapat Anda hirup dan embuskan.

    Bila diperlukan, dokter juga dapat menggunakan tes-tes di bawah ini untuk mendiagnosis asma.

    • Tes alergi untuk mengetahui alergen yang mempengaruhi munculnya gejala asma.
    • Tes bronkus untuk mengukur sensitivitas saluran pernapasan.
    • Rontgen dada atau tes EKG (elektrokardiogram) yang dapat membantu mengetahui ada tidaknya benda asing atau penyakit lainnya yang menyebabkan gejala.
    • Pemeriksaan untuk mengetahui kondisi lain yang memiliki gejala yang mirip asma, misal refluks asam lambung, kelainan pita suara, atau sleep apnea.

    Pengobatan asma

    Penyakit ini tidak bisa disembuhkan. Pengobatan asma pada dasarnya hanya bertujuan untuk mengurangi tingkat keparahan gejala dan mencegah kekambuhan.

    Metode penanganan yang tepat harus dibicarakan dengan cermat antara Anda dengan dokter. Berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan yang umumnya perlu Anda lakukan.

    1. Obat kontrol jangka panjang

    Apabila kondisi yang dialami termasuk kronis atau persisten ringan hingga berat, pengobatan yang cocok untuk Anda adalah terapi jangka panjang.

    Pengobatan jangka panjang bertujuan untuk mengendalikan keparahan gejala dan mencegah penyakit ini kambuh secara berkelanjutan.

    2. Obat kontrol jangka pendek

    Pengobatan jangka pendek bertujuan untuk meredakan serangan akut. Fungsi obat ini yakni untuk membantu meringankan gejala yang baru muncul dan kambuh sewaktu-waktu. 

    Perlu diingat bahwa obat ini tidak boleh digunakan lebih dari dua minggu. Apabila Anda perlu memakai obat-obatan ini lebih dari dua minggu, konsultasi dengan dokter.

    Dokter akan membuat perubahan rencana aksi asma yang disesuaikan dengan kondisi Anda.

    Pencegahan asma

    inhaler obat hirup asma

    Meski tidak bisa disembuhkan, serangan penyakit ini dapat Anda cegah supaya tidak kambuh. Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mencegah asma kambuh.

    1. Buat rencana aksi asma

    Setiap pasien dianjurkan untuk menentukan rencana perawatan bersama dengan dokter yang disebut rencana aksi asma (asthma action plan). 

    Dokter membantu menentukan tipe obat dan perawatan sesuai dengan kondisi Anda. Pastikan Anda mengikuti rencana tersebut agar kambuhnya gejala dapat dicegah. 

    2. Hindari faktor pemicunya

    Seseorang akan mengalami serangan gejala bila terpapar pemicunya. Oleh karena itu, kenali hal-hal apa saja yang dapat memicu kekambuhan gejala Anda.

    Beberapa faktor pemicu yang paling umum adalah paparan zat iritan dari asap rokok, polusi udara, bahan kimia dalam produk rumah tangga, hingga bulu binatang dan serbuk sari. 

    3. Rutin cek fungsi paru-paru

    Rutin mengecek fungsi paru-paru dengan peak flow meter bisa membantu mencegah gejala kambuh. 

    Peak flow meter membantu mengukur jumlah aliran udara dalam napas pengidap sehingga akan memudahkan penanganan sebelum gejalanya memburuk.

    Di sisi lain, alat ini membantu mengenali pemicu asma sehingga Anda bisa menghindarinya. 

    4. Minum obat sesuai yang anjuran dokter

    Saat gejala asma muncul, segera minum obat dan hentikan aktivitas. Jika gejala yang Anda alami tidak juga membaik, jangan ragu untuk segera periksa dengan dokter.

    Jangan berhenti minum tanpa sepengetahuan dokter meski Anda merasa sudah lebih baik.

    Pastikan selalu membawa obat asma ke mana pun Anda pergi dan setiap kali konsultasi ke dokter. Hal ini memudahkan dokter untuk melihat efek pengobatan yang sedang Anda jalani. 

    5. Vaksin flu

    Kekambuhan gejala bisa dipicu oleh batuk berkepanjangan akibat flu. Maka dari itu, tidak ada salahnya untuk melakukan vaksin flu untuk mencegah penyakit infeksi ini. 

    Namun sebelum menerima vaksinasi, pastikan Anda berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter. 

    Kesimpulan

    • Asma adalah penyakit pernapasan kronis yang terjadi akibat peradangan pada saluran udara atau bronkus.
    • Gejala umum dari asma, antara lain sesak napas, batuk, dada terasa berat, dan mengi.
    • Meski penyebabnya belum sepenuhnya dipahami, gangguan ini umumnya dipicu oleh faktor lingkungan, alergi, infeksi saluran napas, hingga genetik.
    • Penanganan asma melibatkan konsumsi obat-obatan, identifikasi pemicu, pembuatan rencana aksi asma, dan vaksinasi flu.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Tania Savitri

    General Practitioner · Integrated Therapeutic


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 2 hari lalu

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan