backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Daftar Penyakit Kulit yang Tidak Menular, Plus Gejala-gejalanya

Ditinjau secara medis oleh dr. Tania Savitri · General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 14/05/2020

Daftar Penyakit Kulit yang Tidak Menular, Plus Gejala-gejalanya

Apa yang ada di benak Anda ketika membayangkan “penyakit kulit“? Jika yang Anda pikirkan adalah kusta atau cacar air, Anda mungkin mengira semua penyakit kulit itu menular. Jangan salah kaprah. Tidak semua penyakit kulit bisa menular, lho! Ada berbagai jenis penyakit kulit yang kelihatannya menular, padahal tidak sama sekali.

Apa itu penyakit kulit tidak menular?

rasa gatal menular

Penyakit kulit tidak menular adalah masalah kulit yang tidak akan berpindah dari satu orang ke orang lainnya melalui kontak langsung maupun tidak langsung.

Kontak langsung adalah paparan saling bersentuhan kulit, seperti berjabat tangan atau berpelukan. Sementara kontak tidak langsung yaitu melalui pinjam-meminjam barang pribadi, atau menyentuh permukaan benda yang sebelumnya telah disentuh oleh orang yang terinfeksi.

Meski mungkin pengidapnya memiliki ruam atau gejala lain yang sangat terlihat di kulitnya, Anda tak perlu takut. Pasalnya, penyakit tertentu memang tidak menular meski memiliki gejala yang terlihat sangat menganggu.

Jenis-jenis penyakit kulit tidak menular

Untuk lebih jelasnya, berikut ulasan mengenai jenis-jenis penyakit kulit tidak menular yang perlu diketahui:

Dermatitis

dermatitis
Dermatitis (Sumber: American Academy of Allergy Asthma & Immunology)

Dermatitis adalah istilah umum untuk peradangan pada kulit. Dermatitis memiliki banyak penyebab yang biasanya muncul dengan tanda serta gejala berbeda.

Meski kulit mengalami ruam yang gatal dan memerah, penyakit kulit ini sama sekali tidak menular. Hanya saja Anda mungkin akan merasa tidak nyaman dan tidak percaya diri.

Tanda dan gejala dermatitis

Ada banyak jenis dermatitis. Namun, tiga kondisi yang paling umum yaitu dermatitis atopik (eksim), dermatitis kontak, dan dermatitis seboroik.

Ketiganya memiliki tanda dan gejala yang berbeda yaitu:

Dermatitis atopik (eksim)

Eksim paling banyak menyerang bayi dan anak-anak. Ruam merah , gatal, kering, dan menebal pada kulit menjadi tanda utama eksim. Kondisi ini paling sering menyerang lipatan kulit di tubuh.

Dermatitis kontak

Kondisi ini terjadi ketika kulit terpapar benda atau zat tertentu yang menyebabkan reaksi alergi. Tanda utamanya yaitu ruam yang gatal, menyengat, dan kadang seperti terbakar.

Dermatitis seboroik

Dermatitis seboroik menyebabkan bercak merah dan bersisik pada kulit. Kondisi ini umumnya menyerang area tubuh yang berminyak seperti wajah, dada bagian atas, dan punggung.

Penyebab dermatitis

  • Eksim disebabkan kesalahan pada sistem kekebalan tubuh, variasi gen, kulit kering, atau bakteri pada kulit
  • Dermatitis kontak disebabkan paparan zat seperti produk pembersih, parfum, kosmetik, dan lainnya
  • Dematitis seboroik disebabkan oleh jamur pada minyak yang dikeluarkan oleh kulit

Pengobatan dermatitis

Perawatan untuk penyakit kulit yang tidak menular ini sangat bervariasi tergantung penyebabnya. Biasanya dokter akan merekomendasikan berbagai pengobatan seperti:

  • Mengoleskan krim kortikosteroid untuk menghilangkan rasa gatal dan peradangan
  • Mengoleskan krim atau losion yang bisa memengaruhi sistem kekebalan tubuh (inhibitor kalsineurin)
  • Minum antihistamin (diphenhydramine) untuk mengurangi reaksi alergi dan gatal
  • Melakukan perawatan dengan fototerapi atau terapi cahaya
  • Mengoleskan pelembap kulit
  • Minum antibiotik atau antijamur jika eksim terinfeksi
  • Minum suplemen yang mengandung vitamin D dan probiotik untuk eksim
  • Mengoleskan tea tree oil untuk dermatitis seboroik
  • Menggunakan aloe vera untuk dermatitis seboroik

Selain itu, dokter juga akan meminta Anda untuk mengompres kulit dengan kain dingin atau basah untuk meredakan gatal tanpa menggaruknya.

Psoriasis

Psoriasis (Sumber: International Federation of Psoriasis)

Psoriasis adalah penyakit autoimun kronis yang membuat sel-sel kulit berproduksi terlalu cepat dan tak terkendali. Akibatnya, sel kulit menjadi terlalu banyak dan menumpuk di permukaan kulit.

Pada orang dengan psoriasis, proses produksi ini hanya terjadi dalam beberapa hari saja. Padahal normalnya, kulit akan tergantikan satu bulan sekali.

Akibatnya, sel kulit tidak memiliki waktu untuk lepas dengan sendirinya hingga akhirnya bertumpukan. Namun tak perlu khawatir berlebihan, penyakit kulit ini sama sekali tidak menular.

Tanda dan gejala psoriasis

Sebenarnya tanda dan gejala psoriasis kerap berbeda pada tiap orangnya. Namun, tanda dan gejala yang paling umum yaitu:

  • Bercak merah, terangkat, dan meradang
  • Munculnya sisik atau kulit yang berwarna putih keperakan
  • Kulit yang sangat kering hingga pecah dan berdarah
  • Rasa sakit di sekitar kulit yang menebal
  • Rasa gatal dan terbakar di pada kulit
  • Kuku menebal
  • Sendi bengkak dan kaku

Kondisi ini sebenarnya bisa berkembang di bagian tubuh mana pun. Namun bagian tubuh yang paling sering terkena yaitu:

  • Tangan
  • Kaki
  • Leher

Psoriasis merupakan penyakit yang kambuhan. Artinya, bisa menyebabkan gejala parah selama beberapa saat dan benar-benar hilang dalam jangka waktu tertentu.

Ketika gejalanya hilang, bukan berarti psoriasis sembuh. Pasalnya, penyakit kulit yang satu ini memang tidak bisa disembuhkan. Gejalanya bisa saja muncul dan menyerang kembali di kemudian hari.

Akan tetapi tak perlu khawatir jika Anda berdekatan dengan orang yang mengidap psoriasis. Pasalnya penyakit kulit ini sama sekali tidak menular meski Anda bersentuhan langsung.

Penyebab psoriasis

Psoriasis adalah penyakit autoimun yang muncul karena sel darah putih (sel T) pada sistem kekebalan tubuh keliru. Akibatnya, sel kulit yang sehat justru diserang seolah sedang melawan infeksi.

Sel T yang terlalu aktif pada akhirnya memicu peningkatan produksi kulit dan sel darah putih lainnya. Hal ini membuat kulit menumpuk, kemerahan, dan terkadang bernanah pada lesi yang terbentuk di kulit.

Namun, para ahli juga tidak memahami secara pasti mengapa sel T bisa mengalami kekeliruan. Dugaan paling kuat yaitu karena faktor genetika dan lingkungan.

Faktor pemicu psoriasis

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, gejala psoriasis bisa muncul kembali dan dipicu oleh berbagai faktor seperti:

  • Infeksi, seperti radang tenggorokan atau infeksi kulit
  • Cedera pada kulit seperti luka atau goresan, gigitan serangga, dan paparan sinar matahari berlebih
  • Stres
  • Merokok
  • Minum alkohol
  • Kekurangan vitamin D
  • Obat-obatan tertentu salah satunya yang mengandung lithium

Pengobatan psoriasis

Psoriasis tidak bisa disembuhkan tetapi bisa dikendalikan keparahan gejalanya. Perawatannya terbagi dalam tiga kategori, yaitu obat oles, obat minum atau suntik, dan terapi cahaya.

Obat oles

Untuk obat oles dokter biasanya memberikannya dalam bentuk salep atau krim. Berbagai obat oles yang biasanya diresepkan yaitu:

  • Kortikosteroid
  • Retinoid
  • Anthralin
  • Asam salisilat
  • Vitamin D
  • Pelembap

Obat minum atau suntik

Sementara itu, untuk orang dengan psoriasis sedang hingga parah, dokter akan memberikan obat minum atau suntik. Adapun berbagai obat yang biasanya diresepkan yaitu:

Terapi cahaya

Prosedur perawatan yang satu ini bisa menggunakan sinar ultraviolet alami atau buatan. Terapi cahaya bisa membantu membunuh sel darah putih yang terlalu aktif menyerang sel kulit sehat.

Dokter akan menggunakan sinar UVA dan UVB untuk membantu mengurangi gejala psoriasis ringan hingga sedang. Semuanya disesuaikan dengan tingkat keparahan dan kondisi kulit Anda.

Rosacea

rosacea
Rosacea (Sumber: Independent Nurse)

Rosacea adalah penyakit kulit yang menyebabkan kemerahan pada wajah. Kondisi ini juga membuat pembuluh darah terlihat dengan jelas di wajah. Rosacea paling sering menyerang wanita setengah baya yang memiliki kulit putih.

Meski tidak ada obat untuk menyembuhkan rosacea, berbagai perawatan bisa mengendalikan dan mengurangi gejalanya. Penyakit kulit ini juga tidak menular jadi tak perlu khawatir bahwa Anda akan menularkannya pada orang di sekitar.

Tanda dan gejala rosacea

Berikut berbagai tanda dan gejala yang biasanya dialami saat terkena rosacea, yaitu:

  • Wajah memerah, biasanya di bagian tengah wajah
  • Pembuluh darah kecil di hidung dan pipi menjadi lebih terlihat bahkan membengkak
  • Benjolan merah di wajah yang terkadang berisi nanah
  • Kulit wajah terasa panas dan nyeri jika disentuh
  • Mata kering, iritasi, dan kelopak yang memerah
  • Ukuran hidung menjadi lebih besar dari biasanya

Jika keluarga atau orang terdekat memiliki tanda dan gejala seperti yang telah disebutkan, tak perlu menjauhinya. Pasalnya, penyakit kulit ini tidak menular meski berdekatan dengan orang yang terinfeksi.

Penyebab rosacea

Dilansir dari laman American Academy of Dermatology, para ilmuwan masih berusaha mencari tahu apa yang menyebabkan rosacea. Namun, sistem kekebalan tubuh dan faktor genetik diduga berperan dalam hal ini.

Selain itu, ada beberapa hal yang bisa memicu atau memperburuk rosacea yaitu:

  • Minuman panas dan makanan pedas
  • Alkohol
  • Suhu yang ekstrem
  • Sinar matahari atau angin
  • Emosi
  • Olahraga
  • Kosmetik

Pengobatan rosacea

Rosacea termasuk penyakit kulit tidak menular yang tak bisa disembuhkan. Oleh karena itu, pengobatannya dilakukan untuk mengendalikan tanda serta gejalanya saja. Berikut berbagai pengobatan yang biasanya diberikan:

Obat yang mengurangi kemerahan

Obat brimonidine (Mirvaso) cukup efektif untuk mengurangi kemerahan karena bisa menyempitkan pembuluh darah. Obat ini berbentuk gel dan bisa langsung dioleskan ke kulit.  Selain brimonidine, obat lain yang biasanya diberikan yaitu asam azelaic dan metonidazole.

Antibiotik 

Antibiotik membantu mengurangi beberapa jenis bakteri yang bisa melawan peradangan yang menyebabkan rosacea. Doxycicline termasuk antibiotik yang biasanya diresepkan untuk kasus rosacea sedang hingga berat.

Isotretinoin

Isotretinoin (Amnesteem, Claravis) diberikan untuk kasus rosacea parah yang tidak bisa diobati dengan obat lainnya.

Terapi

Laser bisa membantu mengurangi kemerahan pada pembuluh darah yang membesar dan melebar.  Selain laser, berbagai pilihan terapi lain yang juga bisa dilakukan yaitu dermabrasi, intense pulsed light (IPL), dan bedah listrik.

Vitiligo

vitiligo
Vitiliho (Sumber: GP Online)

Vitiligo adalah kondisi saat kulit mengalami bercak putih pucat akibat kurangnya kandungan melanin. Kondisi ini bisa terjadi di seluruh bagian tubuh. Namun wajah, tangan, leher, alat kelamin, dan lipatan kulit menjadi bagian yang paling sering terkena vitiligo.

Tanda dan gejala vitiligo

Vitiligo merupakan kondisi yang ditandai dengan:

  • Hilangnya warna kulit di bagian tertentu secara merata
  • Munculnya uban pada rambut, bulu mata, alis, atau janggut
  • Hilangnya warna pada selaput lendir seperti pada mulut dan hidung
  • Hilangnya atau berubahnya warna pada lapisan dalam bola mata

Perlu diingat bahwa penyakit kulit ini tidak bisa menular atau berpindah dari satu orang ke orang lainnya. Untuk itu, jangan menjauhi pengidapnya hanya karena takut tertular.

Penyebab vitiligo

Vitiligo disebabkan karena kurangnya pigmen yang disebut melanin di kulit. Melanin diproduksi oleh sel kulit yang disebut dengan melanosit.

Ketika Anda terkena vitiligo tandanya tidak ada cukup melanosit untuk menghasilkan cukup melanin di kulit. Sayangnya, belum ada data pasti yang menyebutkan faktor penyebab hilangnya melanosit di kulit.

Namun, hal ini diduga kuat disebabkan karena faktor keturunan dan gangguan autoimun. Gangguan autoimun terjadi saat sistem kekebalan tubuh mengalami kekeliruan sehingga menyerang dan menghancurkan melanosit di kulit.

Pengobatan vitiligo

Bercak putih yang disebabkan oleh vitiligo biasanya permanen. Namun, berbagai perawatan biasanya dianjurkan untuk memperbaiki tampilan kulit Anda seperti:

Krim kortikosteroid

Krim kortikosteroid bisa membantu mengembalikan warna kulit terutama jika digunakan di awal kemunculan penyakit.

Obat untuk sistem kekebalan tubuh

Salep yang mengandung tacrolimus atau pimecrolimus (inhibitor kalsineurin) diresepkan untuk orang dengan kasus vitiligo ringan.

Terapi cahaya

Terapi ini membantu mengembalikan warna kulit mendekati semula terutama di awal kemunculannya. Selain itu, terapi cahaya juga membantu menghapus warna yang tersisa jika penyakit kulit yang tidak menular ini sudah menyebar luas.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.



Ditinjau secara medis oleh

dr. Tania Savitri

General Practitioner · Integrated Therapeutic


Ditulis oleh Widya Citra Andini · Tanggal diperbarui 14/05/2020

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan