Salah satu masalah kulit yang sering kali menurunkan rasa percaya diri karena merusak penampilan yaitu melasma. Kondisi ini ditandai oleh perubahan warna kulit yang muncul dalam bentuk bercak-bercak gelap, terutama di area wajah.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Salah satu masalah kulit yang sering kali menurunkan rasa percaya diri karena merusak penampilan yaitu melasma. Kondisi ini ditandai oleh perubahan warna kulit yang muncul dalam bentuk bercak-bercak gelap, terutama di area wajah.
Melasma di wajah (dikenal juga dengan chloasma) adalah jenis penyakit kulit yang ditandai dengan munculnya bercak-bercak hiperpigmentasi.
Terkadang, bercak cokelat ini juga terlihat pada daerah yang sering terpapar sinar matahari seperti leher dan lengan bawah.
Penyakit ini disebut “mask of pregnancy” karena kejadiannya cukup umum di kalangan ibu hamil. Namun, bercak yang muncul pada masa kehamilan biasanya akan menghilang setelah ibu melahirkan.
Melasma cukup umum diderita. Kemunculannya lebih sering terjadi pada wanita, terutama ibu hamil.
Bahkan, menurut data dari Cleveland Clinic, diperkirakan ada sekitar 15% – 50% wanita yang mengalami hal ini selama masa kehamilan.
Orang dengan riwayat keluarga penderita melasma punya kemungkinan lebih tinggi untuk terkena kondisi ini. Untungnya ,melasma dapat diatasi dengan mengurangi faktor risikonya.
Gejala khas dari kondisi ini adalah munculnya bercak-bercak hiperpigmentasi berwarna cokelat atau lebih gelap daripada warna kulit Anda yang biasa.
Warna yang terlihat bergantung dari kedalaman pigmennya. Untuk itu, melasma terbagi menjadi tiga jenis.
Kondisi ini biasanya muncul pada dahi, pipi, batang hidung, dan di atas bibir atas. Akan tetapi, bercak juga bisa timbul pada bagian tubuh lain seperti:
Bila terjadi di wajah, bercak sering muncul secara simetris di kedua sisi, membentuk pola yang hampir sama.
Melasma tidak menimbulkan sakit, gatal, atau rasa tak nyaman lainnya. Namun pada beberapa kasus, bercak bisa berubah menjadi kemerahan atau bahkan mengalami peradangan.
Penyebab kondisi ini masih belum jelas. Kemungkinan besar, melasma terjadi ketika melanosit (sel penghasil pigmen di kulit) memproduksi terlalu banyak warna.
Sementara itu, pemicu utama munculnya kondisi ini adalah radiasi, baik dari sinar ultraviolet atau inframerah, dan perubahan hormon.
Sinar ultraviolet (UV) dari paparan sinar matahari dapat merangsang kerja melanosit. Bahkan, hanya sejumlah kecil paparannya yang dapat membuat melasma kembali setelah menghilang. Paparan matahari sering menjadi pemicu kambuhnya melasma.
Selain sinar UV, perubahan hormon juga kerap menjadi pemicunya, terutama pada ibu hamil. Diduga peningkatan kadar estrogen, progesteron, dan hormon perangsang melanosit selama trimester ketiga turut berperan dalam kemunculannya.
Ada beberapa faktor yang membuat seseorang lebih rentan mengalami melasma. Di antaranya adalah sebagai berikut.
Dokter biasanya cukup melakukan pemeriksaan dengan melihat langsung bercak-bercak yang muncul pada kulit Anda. Untuk memudahkan, dokter juga biasanya akan memeriksa bercak di bawah alat khusus bernama wood’s lamp.
Wood’s lamp adalah jenis lampu dengan cahaya khusus yang dapat memeriksa infeksi dan menentukan berapa banyak lapisan kulit yang terkena melasma.
Untuk memeriksa kondisi kulit yang serius, dokter juga dapat melakukan biopsi. Cara ini akan menggunakan pengangkatan sepotong kecil kulit yang terkena untuk diuji.
Kondisi ini dapat menghilang dengan sendirinya. Ini sering kali terjadi ketika pemicu yang menjadi penyebab melasma, seperti kehamilan atau pil KB, telah selesai (pasien tidak lagi terpapar pemicunya).
Namun, sebagian orang memiliki bercak ini selama bertahun-tahun (bahkan seumur hidup). Jika melasma tidak menghilang atau seorang wanita ingin tetap menggunakan pil KB, perawatan yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut.
Ada beberapa pengobatan secara medis yang bisa diberikan kepada pasien ini. Perlu diketahui bahwa pengobatan ini harus atas resep dokter. Berikut pilihan obatnya.
Jika salep tidak dapat mengatasi kondisi ini, prosedur perawatan tertentu bisa saja berhasil. Prosedur yang dimaksud biasanya melibatkan pengelupasan kimia (seperti asam glikolat), mikrodermabrasi, dan dermabrasi.
Prosedur perawatan ini hanya bisa dilakukan oleh seorang dermatolog. Jika tidak, masalah kulit yang baru bisa muncul apabila pengobatan tidak menyesuaikan jenis kulit pasien.
Beberapa cara menghilangkan melasma secara alami bisa diberikan kepada pasien. Perlu diketahui bahwa pengobatan ini mungkin tidak semanjur obat medis dari dokter.
Berikut ragam bahan herbal yang dapat meredakan gejala melasma:
Perubahan gaya hidup dan pengobatan di rumah berikut ini mungkin bisa membantu Anda mengobati kondisi ini.
Mengingat cahaya matahari adalah pemicu, penting untuk menggunakan tabir surya setiap hari, bahkan saat cuaca mendung.
Pilihlah tabir surya yang memiliki SPF 30 atau lebih, dan zink oksida dan/atau titanium dioksida untuk secara fisik membatasi efek sinar matahari terhadap kulit Anda.
Selain mengoleskan tabir surya, gunakan topi bertepi lebar untuk melindungi wajah Anda dari paparan sinar matahari. Batasi juga waktu untuk beraktivitas di luar ruangan dan carilah tempat teduh.
Waxing dapat menyebabkan peradangan kulit yang bisa membuat kondisi kulit memburuk. Jadi, penting untuk menghindari waxing demi menghindari risiko terkena kondisi ini.
Tanyakan pada dermatolog mengenai jenis hair removal atau metode penghilangan bulu lain yang mungkin tepat bagi Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar