backup og meta

Obat Penghilang Jerawat, dari Salep Hingga Antibiotik

Obat Penghilang Jerawat, dari Salep Hingga Antibiotik

Obat penghilang jerawat

Jerawat adalah penyakit kulit tidak menular yang dapat terjadi pada siapa saja. Kondisi yang ditandai dengan benjolan kecil menyerupai komedo putih ini termasuk masalah kulit yang dapat diatasi dengan mudah. 

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menghilangkan jerawat. Salah satunya adalah dengan obat-obatan tertentu. Obat jerawat tersedia dalam berbagai varian, baik yang dijual bebas maupun dari resep dokter, seperti:

  • obat penghilang jerawat topikal (termasuk krim dan salep),
  • obat minum untuk mengatasi jerawat, seperti antibiotik, serta
  • jenis vitamin tertentu, seperti turunan vitamin A.

Obat topikal jerawat

Salah satu jenis obat jerawat yang sering digunakan dalam menghilangkan jerawat adalah obat topikal. Jenis obat topikal jerawat pun bervariasi, meliputi krim, losion, salep, hingga sabun pembersih. 

Salep dan krim sebagai obat penghilang jerawat biasanya mengandung senyawa aktif dengan dosis yang berbeda-beda.

Perlu diingat bahwa obat topikal jerawat yang dibeli di apotek umumnya mengandung dosis yang rendah dibandingkan yang diperoleh lewat resep dokter. 

Benzoil peroksida

Pada kasus jerawat ringan hingga sedang, kandungan benzoil peroksida dalam obat jerawat memang cukup populer dalam mengatasi jerawat. Benzoil peroksida adalah zat aktif yang menghilangkan jerawat dengan membunuh bakteri penyebab jerawat.

Selain itu, senyawa aktif ini juga mencegah sel kulit mati agar tidak menyumbat pori-pori. Jika Anda menggunakan obat ini, waktu yang dibutuhkan untuk melihat hasilnya adalah sekitar 4 minggu atau lebih. 

Bagi Anda yang memiliki masalah jerawat akibat infeksi bakteri mungkin benzoil peroksida adalah solusinya

Anda dapat membeli produk penghilang jerawat yang mengandung benzoil peroksida di apotek. Dosisi obat yang dijual di apotek cenderung lebih rendah dibandingkan dengan yang diresepkan dokter, yakni 2,5% hingga 10%.

Efek samping

Meski terbilang efektif, benzoil peroksida memiliki efek samping berupa: 

  • kulit lebih mudah kering,
  • muncul rasa gatal dan nyeri pada kulit, serta
  • tampak garis putih ketika kulit digaruk.

Asam salisilat

Selain benzoil peroksida, kandungan lainnya yang sering digunakan dalam obat penghilang jerawat adalah asam salisilat. Senyawa aktif yang juga dapat ditemukan dalam sabun ini membantu mempercepat proses pembentukan sel kulit baru. 

Asam salisilat tidak berdampak pada produksi sebum (minyak) dan tidak dapat membunuh bakteri. Obat jerawat ini biasanya dianjurkan untuk membersihkan pori-pori agar tidak tersumbat dan kulit pun menjadi lebih halus.

Oleh sebab itu, asam salisilat lebih sering dipakai pada mereka yang memiliki masalah kulit yang kasar akibat komedo atau jerawat pasir (bruntusan). 

Anda dapat menjumpai obat jerawat dengan kandungan asam salisilat di apotek pada dosis 0,05% hingga 5%. Dosis yang lebih tinggi biasanya memerlukan resep dari dokter karena dapat menyebabkan pengelupasan kulit secara alami. 

Efek samping

Obat ini membutuhkan penggunaan jangka panjang karena ketika dihentikan dapat merangsang komedo dan jerawat muncul kembali. Tidak hanya itu, pemakaian obat ini juga menimbulkan beberapa efek samping, seperti sengatan iritasi di kulit. 

Asam alpha-hydroxy (AHA)

Asam alfa-hidroksi (AHA) adalah gabungan dari dua jenis asam, yaitu asam glikolat dan asam laktat. Senyawa aktif yang berasal dari buah yang mengandung gula ini dipercaya dapat mengobati jerawat dengan mengangkat sel kulit mati dan mengurangi peradangan. 

Kandungan yang ada di dalam obat jerawat ini juga merangsang pertumbuhan kulit baru yang lebih halus dengan meningkatkan kolagen di kulit. 

Efek samping

Meski terbilang aman, produk penghilang jerawat yang mengandung AHA dapat menyebabkan kulit sakit dan menimbulkan kemerahan. Jika hal ini terjadi, hentikan penggunaan dan konsultasikan dengan dokter. 

Perlu diingat pula bahwa menggunakan obat jerawat yang mengandung AHA dapat membuat kulit sensitif terhadap sinar matahari. Alangkah baiknya jika Anda selalu menggunakan tabir surya dan pelindung kulit lainnya saat ke luar rumah. 

Asam retinoat

Asam retinoat atau biasa disebut sebagai Retin-A adalah salah satu bahan perawatan kulit yang termasuk dalam turunan vitamin A. Jenis vitamin ini merupakan vitamin yang dapat membantu mengatasi berbagai masalah jerawat, seperti:

  • menyamarkan bekas jerawat,
  • menutup pori-pori,
  • meningkatkan kolagen,
  • menyembuhkan jerawat, dan
  • mempercepat pertumbuhan sel kulit baru.

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kandungan asam retinoat pada obat topikal jerawat efektif mengobati berbagai jenis jerawat, baik non-inflamasi maupun inflamasi. 

Cara menggunakan obat jerawat ini cukup mudah, yakni dioleskan pada kulit yang berjerawat satu hari sekali di malam hari. Hasil perawatan asam retinoat biasanya akan muncul sekitar tiga hingga empat minggu jika digunakan secara rutin. 

Efek samping

Sama seperti obat lainnya, asam retinoat pun memiliki efek samping, antara lain: 

  • kulit mengelupas,
  • wajah tampak memerah dan terasa gatal, serta
  • kulit menjadi lebih mudah kering.

Pada beberapa kasus, penggunaan asam retinoat dapat menyebabkan kondisi jerawat terlihat makin parah. Jika Anda khawatir, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat. 

Sulfur

Sulfur atau belerang adalah senyawa aktif yang telah teruji efektif menghilangkan jerawat yang membandel. 

Kandungan obat jerawat yang telah digunakan sejak berabad-abad lalu ini dapat mengelupas lapisan luar sel kulit agar pori-pori tidak tersumbat. Selain itu, belerang juga menghambat pertumbuhan bakteri penyebab jerawat.

Walaupun telah digunakan sejak lama, sulfur bukan obat pilihan pertama untuk mengatasi jerawat karena baunya yang kurang sedap.

Ini yang menyebabkan penggunaan belerang sering dikombinasikan dengan benzoil peroksida atau sodium sulfacetamide untuk mengurangi baunya. 

Efek samping

Selain menimbulkan bau yang tidak sedap, kandungan belerang dalam obat jerawat juga dapat menimbulkan berbagai efek samping, seperti:

  • kulit menjadi lebih mudah kering,
  • kulit mengelupas, dan
  • kulit di sekitar mulut pecah-pecah.

Anda juga tidak dianjurkan menggunakan sulfur bersama dengan sulfacetamide, terutama ketika mengalami alergi pada obat tertentu. 

Antibiotik

Bila Anda memiliki infeksi jerawat akibat bakteri, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik. Antibiotik adalah salah satu jenis obat jerawat yang terbilang cukup efektif, baik obat minum maupun obat topikal. 

Antibiotik untuk jerawat dapat membunuh bakteri kulit serta mengurangi kemerahan dan peradangan. Salep atau krim yang mengandung antibiotik biasanya tidak digunakan sendirian, melainkan dikombinasikan dengan obat lain. 

Sebagai contoh, penggunaan retinoid dan antibiotik sering digabungkan selama beberapa bulan pertama. Hal ini pun juga terjadi pada benzoil peroksida dan antibiotik untuk mencegah terjadinya resistensi antibiotik. 

Efek samping

Obat topikal antibiotik, seperti clindamycin dan erythromycin, tentu dapat menimbulkan berbagai efek samping, antara lain:

  • kulit menjadi lebih mudah kering dan tampak bersisik,
  • iritasi kulit,
  • dermatitis kontak yang dapat disebabkan oleh iritasi atau alergi, serta
  • resistensi bakteri akibat penggunaan antibiotik yang tidak tuntas.

Krim hidrokortison

Krim, salep, dan losion hidrokortison adalah produk yang termasuk dalam kortikosteroid. Fungsi utamanya adalah mengurangi rasa gatal, bengkak, iritasi akibat eksim, hingga mengatasi gigitan serangga. 

Fungsi salep ini cukup terbatas, sehingga krim hidrokortison perlu digunakan bersama dengan obat jerawat lainnya. Sebagai contoh, produk hidrokortison yang dipakai bersama benzoil peroksida dapat meredakan peradangan dan membuat jerawat cepat kering. 

Meski begitu, krim hidrokortison tidak disarankan dipakai dalam jangka waktu yang lama. Pasalnya, krim ini dapat merusak kulit dan menimbulkan bekas jerawat. 

Jika Anda mengalami masalah kulit yang parah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum membeli krim hidrokortison.

Obat jerawat minum

Selain krim dan losion, cara menghilangkan jerawat lainnya juga dapat dilakukan dengan obat-obatan yang diminum. Perlu diingat bahwa kebanyakan obat minum untuk jerawat hanya bisa didapatkan lewat resep dokter. 

Antibiotik

Antibiotik untuk jerawat sering digunakan sebagai obat penyakit kulit ini dari yang sedang hingga parah. 

Fungsinya pun mirip, yakni mengurangi infeksi jerawat akibat bakteri. Berikut ini beberapa pilihan antibiotik yang digunakan untuk mengobati jerawat parah.

  • Tetrasiklin (minosiklin, doksisiklin)
  • Makrolida (eritromisin, azitromisin)

Perlu diingat bahwa antibiotik minum harus digunakan sesingkat mungkin agar tidak terjadi resistensi antibiotik. Selain itu, obat ini juga akan dikombinasikan dengan obat lainnya, seperti benzoil peroksida. 

Penggunaan antibiotik, terutama makrolida, tidak disarankan untuk ibu hamil dan anak berusia di bawah 8 tahun. 

Efek samping

Pada kasus yang jarang, antibiotik dapat menyebabkan berbagai efek samping yang cukup serius, yaitu:

  • kulit menjadi lebih sensitif terhadap matahari,
  • ruam kulit akibat alergi terhadap tetrasiklin,
  • gangguan pencernaan, seperti nyeri perut, mual, dan diare, serta
  • sariawan di mulut dan vagina.

Obat kontrasepsi (oral)

Obat kontrasepsi seperti pil KB sering disarankan dokter sebagai pengobatan jerawat, terutama pada wanita. Umumnya, obat jerawat minum ini dipakai pada wanita yang punya jerawat dan membutuhkan kontrasepsi. 

Salah satu faktor pemicu jerawat adalah perubahan hormon. Konsumsi pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron akan menekan kadar androgen tubuh. Alhasil, produksi minyak pun ditekan sehingga mengurangi risiko jerawat.

Selain pil KB untuk jerawat, jenis kontrasepsi oral lainnya yang dapat mengurangi hormon androgen. Anda mungkin tidak akan melihat hasil dari perawatan ini selama beberapa bulan, sehingga dibutuhkan komitmen ketika menjalani pengobatan jerawat ini. 

Efek samping

Efek samping yang paling sering terjadi ketika menggunakan kontrasepsi oral untuk menghilangkan jerawat adalah: 

  • penambahan berat badan,
  • nyeri pada payudara,
  • mual dan muntah, serta
  • peningkatan risiko masalah jantung, kanker payudara, dan kanker serviks.

Isotretinoin

Obat jerawat minum biasanya memang diresepkan dokter untuk jerawat yang cukup parah dan isotretinoin adalah salah satunya. 

Isotretinoin merupakan salah satu jenis kelompok obat retinoid. Obat jerawat yang satu ini membantu menekan produksi sebum dan membunuh bakteri penyebab jerawat agar pori-pori tidak tersumbat. 

Sama seperti obat minum lainnya, obat jerawat yang bekerja dari dalam ini akan menunjukkan hasil setelah digunakan selama beberapa bulan.

Walaupun terbilang cukup lama, isotretinoin telah terbukti dapat membersihkan jerawat, termasuk jerawat membandel seperti jerawat nodul dan kistik. 

Efek samping

Ada berbagai macam efek samping yang dapat muncul akibat penggunaan isotretinoin (accutane), yakni: 

  • kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari,
  • kulit menjadi lebih mudah kering, dan
  • dapat menyebabkan cacat lahir jika dikonsumsi oleh ibu hamil.

Mineral dan vitamin untuk jerawat

Pola makan adalah salah satu faktor pemicu jerawat, yaitu ketika asupan vitamin untuk kulit beserta mineral yang tidak terpenuhi. Akibatnya, tubuh mengalami defisiensi kedua unsur penting tersebut. 

Kekurangan vitamin dapat menghasilkan masalah kulit yang kronis, seperti jerawat. Oleh sebab itu, penting untuk memenuhi jumlah vitamin dan mineral dalam tubuh.

Di bawah ini adalah jenis vitamin dan mineral yang dapat dipertimbangkan sebagai obat penghilang jerawat.

  • Suplemen zinc untuk mengurangi produksi minyak dan melawan bakteri.
  • Vitamin E untuk menjaga kesehatan kulit karena mengandung antioksidan.
  • Nicotinamide (vitamin B3) dapat mengurangi peradangan kulit akibat jerawat.

Beberapa perawatan wajah yang berjerawat mungkin akan melibatkan suplemen vitamin dan mineral.

Namun, perlu diingat bahwa vitamin dan mineral pun dapat menimbulkan efek samping tertentu, terutama ketika dikonsumsi secara berlebihan. 

Tips menggunakan obat jerawat

Apa yang perlu diperhatikan saat memakai obat penghilang jerawat?

Jenis obat jerawat yang akan digunakan, baik obat minum dan topikal, akan tergantung pada banyak faktor, seperti jenis kulit dan jenis jerawat Anda.

Berikut kebiasaan yang perlu diperhatikan saat perawatan kulit berjerawat dengan obat. 

  • Mulai dari benzoil peroksida jika bingung harus memulai dari mana.
  • Gunakan produk jerawat yang dijual bebas dengan dosis yang rendah.
  • Bersabar dan tidak cepat menyerah.

Bagaimana penggunaan obat penghilang jerawat oleh ibu hamil?

Untuk alasan keamanan dan kesehatan, ibu hamil sebisa mungkin harus menghindari penggunaan atau minum obat penghilang jerawat, terutama di bawah ini.

  • Accutane
  • Retinoid
  • Antibiotik
  • Terapi hormon, seperti flutamide dan spironolactone
  • Obat jerawat non resep, seperti asam salisilat

Penggunaan beberapa obat di atas dikhawatirkan dapat memengaruhi kesehatan janin dan ibu, seperti cacat lahir, kerusakan organ hati ibu, dan keguguran. 

Bila Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi dokter spesialis kulit untuk mendapatkan solusi yang tepat.

Booking dokter spesialis kulit terdekat dari lokasi Anda melalui platform Hello Sehat agar lebih mudah prosesnya.

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Acne: diagnosis & treatment. (2020). Mayo Clinic. Retrieved 29 September 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acne/diagnosis-treatment/drc-20368048 

Decker, A., & Graber, E. M. (2012). Over-the-counter Acne Treatments: A Review. The Journal of clinical and aesthetic dermatology, 5(5), 32–40. Retrieved 29 September 2020. 

Over-the-counter acne products: what works and why. (2020). Mayo Clinic. Retrieved 29 September 2020, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/acne/in-depth/acne-products/art-20045814 

Acne: treatment with benzoyl peroxide. (2019). University of Michigan | Michigan Medicine. Retrieved 29 September 2020, from https://www.uofmhealth.org/health-library/hw199202 

Gupta, M., Mahajan, V. K., Mehta, K. S., & Chauhan, P. S. (2014). Zinc therapy in dermatology: a review. Dermatology research and practice, 2014, 709152. https://doi.org/10.1155/2014/709152. Retrieved 29 September 2020. 

Kern, D. (2020). Sulfur for acne. Acne.org. Retrieved 29 September 2020, from https://www.acne.org/sulfur-for-acne.html 

Acne during pregnancy. (n.a). American Pregnancy Association. Retrieved 29 September 2020, from https://americanpregnancy.org/healthy-pregnancy/is-it-safe/acne-during-pregnancy-1124 

Chandrashekar, B. S., Ashwini, K. R., Vasanth, V., & Navale, S. (2015). Retinoic acid and glycolic acid combination in the treatment of acne scars. Indian dermatology online journal, 6(2), 84–88. https://doi.org/10.4103/2229-5178.153007. Retrieved 29 September 2020. 

Vitamin A. (n.a). Acne Support. Retrieved 29 September 2020, from http://www.acnesupport.org.uk/treatment/vitamin-a/ 

Acne: tips for managing. (n.a). American Academy of Dermatology. Retrieved 29 September 2020, from https://www.aad.org/public/diseases/acne/skin-care/tips 

Ngan, V. (2014). Antibiotics for Acne. DermNet NZ. Retrieved 29 September 2020, from https://dermnetnz.org/topics/antibiotics-for-acne/ 

Oral Medications for Acne. (n.a). NYU Langone Health. Retrieved 29 September 2020, from https://nyulangone.org/conditions/acne/treatments/oral-medications-for-acne 

Leyden, J., Stein-Gold, L., & Weiss, J. (2017). Why Topical Retinoids Are Mainstay of Therapy for Acne. Dermatology and therapy, 7(3), 293–304. https://doi.org/10.1007/s13555-017-0185-2. Retrieved 29 September 2020. 

Isotretinoin. (n.a). American Academy of Dermatology. Retrieved 29 September 2020, from https://www.aad.org/public/diseases/acne/derm-treat/isotretinoin

Versi Terbaru

29/11/2022

Ditulis oleh Nabila Azmi

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

8 Penyakit Kulit yang Tidak Menular, Plus Gejala-gejalanya

Apa Bedanya Eksim Basah dan Eksim Kering?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Nabila Azmi · Tanggal diperbarui 29/11/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan