Kudis atau scabies adalah salah satu jenis penyakit kulit menular yang disebabkan tungau mikroskopis. Ketahui apa saja gejala, penyebab, dan pengobatannya.
Ditinjau secara medis oleh dr. Andreas Wilson Setiawan · General Practitioner · None
Kudis atau scabies adalah salah satu jenis penyakit kulit menular yang disebabkan tungau mikroskopis. Ketahui apa saja gejala, penyebab, dan pengobatannya.
Kudis atau dikenal juga dengan nama scabies adalah kondisi kulit gatal karena tungau bernama Sarcoptes scabiei.
Scabies dianggap sebagai penyakit kulit menular yang dapat menyebar dengan cepat melalui kontak fisik yang dekat.
Penularan kudis umumnya terjadi dalam lingkungan keluarga, play group anak, kelas sekolah, panti jompo, atau penjara.
Penyakit kulit yang satu ini terdiri atas dua jenis, yaitu scabies biasa dan Norwegian scabies atau scabies berkrusta.
Orang dengan scabies berkrusta memiliki 100 – 1.000 tungau di kulitnya.
Sementara itu, orang yang terkena scabies biasa hanya memiliki 15 – 20 tungau di kulitnya.
Kudis dapat menyerang semua orang dari berbagai usia, ras, tingkat sosial, dan situasi hidupnya.
Bahkan, orang yang sangat menjaga kebersihannya pun bisa terkena penyakit kulit yang satu ini.
Setelah paparan awal terhadap scabies, tubuh akan menunjukkan gejala setelah 4 – 6 minggu.
Jika Anda pernah terkena penyakit ini sebelumnya, gejala bisa saja muncul lebih cepat, yaitu sekitar 1 – 4 hari setelah paparan.
Namun, gejala kudis berbeda dengan kurap. Berikut ini berbagai tanda dan gejala kudis yang biasanya muncul.
Gatal kulit menjadi salah satu gejala paling umum yang akan dirasakan jika Anda terkena scabies.
Rasa gatal ini biasanya sangat kuat dan akan semakin parah saat malam tiba.
Oleh sebab itu, orang dengan kondisi kulit ini biasanya mengalami susah tidur karena rasa gatal yang sangat mengganggu.
Ruam kulit pada kudis biasanya berupa benjolan keras yang sering kali membentuk garis seperti terowongan.
Benjolan ini bisa terlihat seperti bekas gigitan kecil berwarna merah atau bahkan seperti jerawat.
Sebagian orang bahkan mengalami ruam dengan bercak bersisik seperti eksim.
Orang dengan kudis umumnya memiliki luka di beberapa bagian tubuhnya. Luka biasanya terbentuk akibat menggaruk kulit terlalu keras.
Luka yang dibiarkan tanpa diobati bisa berkembang menjadi infeksi.
Sepsis atau infeksi yang masuk ke aliran darah adalah kondisi gawat medis yang mengancam jiwa.
Kerak biasanya muncul ketika Anda memiliki skabies berkrusta atau Norwegian scabies.
Oleh karena jumlah tungau yang bisa mencapai ribuan di kulit, rasa gatalnya pun jauh lebih dahsyat dibandingkan dengan jenis biasa.
Untuk itu, salah satu tanda umum dari Norwegian scabies ini adalah kerak tebal yang tersebar luas di kulit.
Tungau berkaki delapan yang berukuran sangat kecil adalah penyebab kudis pada manusia.
Tungau betina masuk kemudian menggali bawah kulit dan membuat saluran untuk bertelur.
Setelah telur menetas, larva tungau bergerak ke permukaan kulit untuk tumbuh.
Tungau-tungau ini kemudian dapat menyebar ke area kulit lainnya atau bahkan ke orang lain.
Tungau, telur, dan kotoran mereka membuat Anda merasa gatal sebagai reaksi alergi tubuh terhadap keberadaan tungau.
Risiko kudis akan meningkat pada:
Sistem kekebalan tubuh yang lemah membuat tungau berkembang biak dengan subur.
Hal ini disebabkan oleh orang dengan imun rendah tidak mampu melawan tungau.
Lansia, orang dengan HIV/AIDS, penerima transplantasi organ, pengidap kanker, dan orang yang sedang menjalani kemoterapi juga sangat berisiko terkena kudis.
Dokter biasanya akan mendiagnosis kudis dengan cara memeriksa kulit dari kepala hingga kaki.
Dokter akan mencari tanda-tanda keberadaan tungau dari tampilan kulit Anda.
Untuk memastikannya, biasanya dokter akan mengambil sedikit sampel kulit (biopsi) yang dicurigai menjadi tempat bersarangnya tungau.
Dokter kemudian akan melihatnya di bawah mikroskop untuk menemukan tungau dan telurnya.
Dari sinilah dokter bisa melihat apakah Anda memang terkena kudis atau tidak.
Kudis bisa dihilangkan dengan obat-obatan. Berikut berbagai obat kudis yang biasanya diresepkan oleh dokter.
Sementara itu, untuk scabies yang menutupi sebagian besar tubuh dan berkrusta, dibutuhkan obat yang lebih kuat. Biasanya dokter akan meresepkan ivermectin.
Selain krim, losion, dan ivermectin, dokter akan memberikan kombinasi perawatan lain seperti di bawah ini.
Berikut bahan alami yang bisa Anda gunakan untuk mengobati kudis di rumah.
Gel lidah buaya punya potensi yang sama efektifnya dengan benzyl benzoate yang biasa diresepkan untuk mengobati kudis.
Lidah buaya memiliki sifat antiradang yang bisa membantu meredakan gatal, kemerahan, dan iritasi akibat scabies.
Sejumlah penelitian menunjukkan ada potensi minyak cengkeh dapat membunuh kudis.
Minyak ini memiliki sifat antimikroba dan antioksidan yang bisa membantu proses penyembuhan kudis secara alami.
Minyak, sabun, dan krim nimba bisa menjadi salah satu pengobatan rumahan yang cukup efektif untuk scabies.
Pasalnya, nimba mengandung antiradang, antibakteri, dan analgesik.
Namun, diperlukan penelitian berskala besar untuk membuktikan manfaat minyak nimba membasmi scabies.
Berikut berbagai cara yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan kudis.
Usahakan untuk menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau memakai benda yang terkontaminasi.
Tungau scabies yang menempel di benda biasanya tidak bisa bertahan hidup lebih dari 2 – 3 hari di luar kulit manusia.
Agar lebih aman, sebelum digunakan, cuci benda yang diduga terkontaminasi dengan sabun, lalu rendam di air panas.
Jika ada anggota keluarga yang terkena scabies usahakan untuk rutin membersihkan rumah Anda.
Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikan ke dokter Anda untuk dapat lebih mengerti solusi terbaik untuk Anda.
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar