backup og meta

9 Bahaya Kurang Olahraga yang Perlu Diwaspadai

9 Bahaya Kurang Olahraga yang Perlu Diwaspadai

Pasti Anda tahu perbedaan kondisi tubuh ketika rutin olahraga dan kurang olahraga. Jika kurang latihan fisik, tubuh jadi kaku, kurang bugar, dan mudah sakit. Itu baru dampak jangka pendek, ternyata banyak risiko kesehatan yang mengintai jika Anda kurang olahraga.

Berbagai gangguan tubuh akibat kurang olahraga

Banyak yang tentunya mengetahui manfaat olahraga rutin bagi kesehatan, tapi seringnya malah mengabaikan aktivitas ini. 

Bukan sekadar memperoleh manfaat, olahraga adalah kebutuhan. Kurang olahraga bisa meningkatkan risiko munculnya berbagai penyakit kronis.

Anda yang kurang rutin berolahraga lebih berisiko mengalami masalah kesehatan berikut.

1. Selalu merasa lelah

Sering berjalan kaki atau latihan aerobik bisa meningkatkan fungsi sistem kardiovaskular.

Hal ini bisa melatih ketahanan tubuh sehingga tubuh lebih berenergi sepanjang hari dan tidak mudah lelah.

Nah, ketika Anda kurang olahraga, tubuh tidak terlatih untuk melakukan aktivitas fisik yang berat.

Tubuh tidak terbiasa membakar banyak energi atau mengeluarkan energi tambahan. Akibatnya, sehari-hari tubuh relatif lebih lesu dan Anda mudah capek sekalipun hanya sedikit beraktivitas.

2. Badan pegal-pegal

laki-laki pegal karena kekurangan vitamin C

Rasa sakit pada punggung belakang, lutut, dan bahu saat bangun di pagi hari bisa muncul akibat Anda kurang berolahraga. 

Olahraga membuat Anda menggerakan otot dan sendi. Jika dilakukan teratur, otot dan sendi akan lebih kuat dan kemampuan geraknya bertambah baik.

Alhasil, tubuh menjadi lebih luwes, rileks, dan tidak mudah kaku.

Akan tetapi, saat otot dan sendi tidak sering digunakan, perlahan serat-serat penyusun otot akan digantikan oleh lemak.

Hal tersebut akan mengurangi massa dan kekuatan otot sehingga Anda rentan mengalami pegal-pegal, otot tegang, dan nyeri sendi.

3. Stres dan depresi

Jika akhir-akhir ini Anda selalu merasa stres, memikirkan banyak hal, dan cemas, ini mungkin tanda tubuh membutuhkan aktivitas fisik

Stres yang muncul akibat kurang olahraga berkaitan dengan aktivitas hormon endorfin.

Olahraga meningkatkan kadar endorfin di dalam tubuh. Endorfin adalah hormon alami yang akan memberikan efek rasa senang dan tenang. 

Itulah mengapa setelah berolahraga selain meningkatkan kebugaran jasmani suasana hati pun menjadi lebih baik.

4. Berat badan naik

Mungkin Anda mengira dengan tidak berolahraga tubuh akan menyimpan energi agar tidak mudah lapar. 

Namun, hal yang terjadi justru sebaliknya, Anda selalu merasa lapar.

Ketika kurang olahraga, tubuh Anda akan merasa lelah. Tubuh yang lelah menghasilkan lebih banyak hormon ghrelin, pengatur sensor lapar.

Kondisi ini bisa membuat Anda makan lebih banyak sehingga lama-kelamaan berat badan naik. 

Dengan asupan makanan semakin banyak dan aktivitas fisik yang semakin berkurang, tidak heran banyak kalori berlebih yang menumpuk menjadi lemak. 

5. Konstipasi atau sembelit

mencegah sembelit

Bukan hanya akibat kurang asupan berserat, konstipasi juga bisa menjadi tanda Anda kurang berolahraga. 

Dikutip dari Scandinavian Journal of Gastroenterology (2019), melakukan olahraga aerobik secara rutin, seperti berjalan kaki atau aktivitas gerak tubuh lainnya memiliki manfaat signifikan.

Salah satu manfaat olahraga yaitu sebagai pilihan pengobatan yang aman dan efektif untuk mengatasi sembelit.

Temuan ini menjelaskan saat Anda kurang olahraga proses pencernaan tubuh akan melambat. 

Dampak ini akan lebih terasa pada orang yang memiliki banyak lemak visceral (lemak perut) dan buang air besar tidak teratur. 

6. Kesulitan tidur

Jika Anda merasa kesulitan tidur khususnya pada malam hari, hal ini bisa jadi tanda kalau Anda perlu berolahraga.

Olahraga membantu melancarkan ritme sirkadian atau siklus biologis tubuh yang mengatur aktivitas dan pola tidur setiap harinya.

Ketika kurang olahraga, siklus biologis bisa terganggu sehingga Anda bisa sulit tidur atau tidak bisa tidur nyenyak.

Tak jarang, pola tidur dari hari ke hari menjadi kacau dan tak menentu.

Cobalah untuk rutin berolahraga untuk mendapatkan kualitas tidur yang lebih baik, mengurangi kantuk di siang hari, dan merasa lebih segar saat beraktivitas.

7. Meningkatkan risiko penyakit jantung

nyeri dada sebelah kiri dan kanan yang hilang timbul

National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion menjelaskan kurang olahraga atau aktivitas fisik dapat menyebabkan penyakit jantung.

Penyakit ini bahkan bisa terjadi pada orang yang tidak memiliki faktor keturunan atau riwayat penyakit jantung.

Begini, kurang olahraga dapat menyebabkan penumpukan lemak di arteri, yaitu pembuluh darah yang membawa darah dari jantung ke organ. 

Arteri yang rusak dan tersumbat berisiko menyebabkan serangan jantung atau stroke. 

Kurang olahraga juga dapat memicu penyakit kardiovaskular lainnya, seperti tekanan darah tinggi dan kolesterol. 

8. Berisiko mengalami diabetes tipe 2

Kurang olahraga atau aktivitas fisik yang cukup dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2. 

Pasalnya, berolahraga membantu mengontrol gula darah (glukosa).

Riset dalam The journals of gerontology (2018) menguji bagaimana berkurangnya intensitas olahraga bisa meningkatkan gula darah. 

Peserta dengan prediabetes (65 – 73 tahun) dan memiliki kelebihan berat badan diketahui memiliki kadar gula darah yang lebih tinggi selama periode tidak aktif berolahraga.

Ketika mereka kembali aktif, gula darah mereka tetap tidak sepenuhnya kembali ke tingkat sebelum penelitian.

9. Memicu kanker

Kurang atau tidak sama sekali berolahraga akan meningkatkan risiko terkena jenis kanker tertentu. 

Data dari Cancer Council menunjukkan kurang olahraga memicu 14% kasus kanker usus besar, 11% kasus kanker payudara, dan jenis kanker lainnya.

Kurang olahraga juga berkontribusi terhadap penambahan berat badan. Kelebihan berat badan atau obesitas merupakan faktor risiko kanker.

Anda dapat menurunkan risiko kanker dengan aktif berolahraga setiap hari, menjalani diet sehat, dan menjaga berat badan. 

Mencegah bahaya kurang olahraga

  • Penuhi kebutuhan berolahraga 150 menit dalam seminggu.
  • Coba olahraga tingkat sedang seperti joging, bersepeda, senam aerobik, dan berenang.
  • Anda dapat memulai olahraga dengan aktivitas fisik ringan seperti membersihkan rumah, berjalan kaki saat bepergian, atau naik tangga. 

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Dinas, P., Koutedakis, Y., & Flouris, A. (2010). Effects of exercise and physical activity on depression. Irish Journal Of Medical Science, 180(2), 319-325. https://doi.org/10.1007/s11845-010-0633-9

Gao, R., Tao, Y., Zhou, C., Li, J., Wang, X., & Chen, L. et al. (2019). Exercise therapy in patients with constipation: a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Scandinavian Journal Of Gastroenterology, 54(2), 169-177. https://doi.org/10.1080/00365521.2019.1568544 

Liao, Y. H., Sung, Y. C., Chou, C. C., & Chen, C. Y. (2016). Eight-Week Training Cessation Suppresses Physiological Stress but Rapidly Impairs Health Metabolic Profiles and Aerobic Capacity in Elite Taekwondo Athletes. PloS one, 11(7), e0160167. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0160167 

McGlory, C., von Allmen, M. T., Stokes, T., Morton, R. W., Hector, A. J., Lago, B. A., Raphenya, A. R., Smith, B. K., McArthur, A. G., Steinberg, G. R., Baker, S. K., & Phillips, S. M. (2018). Failed Recovery of Glycemic Control and Myofibrillar Protein Synthesis With 2 wk of Physical Inactivity in Overweight, Prediabetic Older Adults. The journals of gerontology. Series A, Biological sciences and medical sciences, 73(8), 1070–1077. https://doi.org/10.1093/gerona/glx203

Ormsbee, M. J., & Arciero, P. J. (2012). Detraining increases body fat and weight and decreases VO2peak and metabolic rate. Journal of strength and conditioning research, 26(8), 2087–2095. https://doi.org/10.1519/JSC.0b013e31823b874c  

Reid, K. J., Baron, K. G., Lu, B., Naylor, E., Wolfe, L., & Zee, P. C. (2010). Aerobic exercise improves self-reported sleep and quality of life in older adults with insomnia. Sleep medicine, 11(9), 934–940. https://doi.org/10.1016/j.sleep.2010.04.014

Even brief inactivity can cause diabetes symptoms. (2020). Canadian Diabetes Association. Retrieved October 03, 2022 from https://www.diabetes.ca/managing-my-diabetes/stories/even-brief-inactivity-can-cause-diabetes-symptoms-1

Fahmy, Sam. (2008). Low-intensity exercise reduces fatigue symptoms by 65 percent, study finds. University of Georgia. Retrieved October 03, 2022 from https://news.uga.edu/low-intensity-exercise-reduces-fatigue-symptoms-by-65-percent-study-finds/

Move your body. (n.d.). Cancer Council. Retrieved October 03, 2022 from https://www.cancer.org.au/cancer-information/causes-and-prevention/diet-and-exercise/move-your-body

Physical Inactivity. (2022). National Center for Chronic Disease Prevention and Health Promotion. Retrieved October 03, 2022 from https://www.cdc.gov/chronicdisease/resources/publications/factsheets/physical-activity.htm

Physical inactivity. (n.d.). British Heart Foundation. Retrieved October 03, 2022 from https://www.bhf.org.uk/informationsupport/risk-factors/physical-inactivity

Versi Terbaru

28/11/2022

Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Angelin Putri Syah


Artikel Terkait

8 Gerakan Pemanasan Dinamis dan Cara Melakukannya

Benarkah Otot Bisa Mengecil Jika Kita Berhenti Olahraga?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Ilham Fariq Maulana · Tanggal diperbarui 28/11/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan