Dalam studi kasus lainnya yang dilakukan di Amerika Serikat, ditemukan bahwa anak-anak yang asupan seratnya lebih dari cukup mengalami penurunan risiko apendisitis hingga 30% dibandingkan dengan anak yang jarang makan serat.
Apendisitis paling sering disebabkan oleh penumpukan feses yang mengeras, tanda sembelit.
Serat dapat meningkatkan berat dan ukuran feses karena bersifat menyerap air, membuatnya lebih lunak sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan melalui anus.
Feses yang keras bisa menjadi tanda bahwa Anda kurang mengonsumsi makanan berserat.
4. Paparan polusi udara
Terdapat juga kaitan antara polusi udara, terutama kadar ozon yang tinggi, dan radang usus buntu.
Para ahli tidak yakin mengapa polusi udara terkait dengan peningkatan risiko radang usus buntu, namun kemungkinan kadar ozon yang tinggi meningkatkan peradangan usus atau mengganggu mikroba pada usus.
Penelitian menunjukkan bahwa radang usus buntu lebih sering terjadi pada musim panas.
Kemungkinannya adalah akibat kombinasi peningkatan polusi udara, infeksi pencernaan dan tingginya konsumsi makanan cepat saji dan makanan yang tinggi karbohidrat dan rendah serat.
Diagnosis dan pengobatan
Apa saja tes yang biasa dilakukan untuk mendiagnosis penyakit ini?
Pemeriksaan fisik diperlukan untuk mengeliminasi penyakit lain yang menghasilkan gejala lain yang menyerupai gejala radang usus buntu.
Dokter akan memulai dengan melakukan pemeriksaan fisik, melihat dan meraba keadaan perut bagian bawah kanan guna mengetahui apakah perut terasa keras atau empuk, dan bila ada rasa sakit saat disentuh.
Selain melihat sensitivitas, dokter akan melakukan beberapa tes sebagai berikut.
- Tes urine.
- Pemeriksaan pada bagian pelvis, untuk memastikan ada atau tidaknya gangguan pada reproduksi wanita.
- Tes kehamilan, bila ada dugaan kehamilan ektopik.
- Abdominal imaging, guna mengetahui adanya abses atau komplikasi lainnya, dapat dilakukan dengan X-ray, ultrasound atau CT scan.
- X-ray dada, untuk melihat adanya kemungkinan pneumonia di lobus kanan bawah, sebab gejalanya bisa menyerupai radang usus buntu.
Apa saja pilihan pengobatan untuk penyakit usus buntu?
Pengobatan untuk radang usus buntu bervariasi. Pada kasus yang langka, radang usus buntu dapat membaik tanpa operasi. Perawatan dapat hanya melibatkan antibiotik dan diet cairan.
Sedangkan, kebanyakan pasien membutuhkan operasi untuk sembuh dari penyakit ini. Jenis dari operasi akan tergantung pada detail kasus Anda.
Jika usus buntu menimbulkan abses yang belum pecah, Anda mungkin akan diberikan antibiotik usus buntu terlebih dahulu untuk mencegah infeksi. Kemudian, dokter akan mengeluarkan abses dengan tabung yang dimasukkan melalui kulit.
Setelah itu, dokter akan melakukan operasi pengangkatan usus buntu. Operasi ini dikenal dengan nama apendektomi. Prosedur ini terdiri dari dua jenis, yaitu:
- laparoskopi apendektomi, dilakukan menggunakan sebuah selang (scope) yang dimasukkan ke perut untuk melihat dan mengangkat usus buntu, dan
- apendektomi terbuka, dilakukan dengan membuat sayatan pada perut kanan bawah untuk mengangkat usus yang buntu
Pada kasus yang ringan, kebanyakan orang dirawat selama 1 hari atau malah dapat pulang pada hari yang sama dengan operasi.
Untuk kasus yang berat di mana usus yang buntu sudah pecah, pasien akan dirawat inap lebih lama dan akan diberikan suntikan antibiotik. Dokter akan memonitor adanya komplikasi.
Pengobatan di rumah
Di bawah ini merupakan gaya hidup dan perawatan di rumah yang dapat membantu Anda mengatasi radang usus buntu.
1. Hindari aktivitas berat
Jika apendektomi dilakukan melalui laparoskopi, batasi aktivitas Anda selama 3 – 5 hari. Jika Anda memiliki apendektomi terbuka, batasi aktivitas Anda selama 10 – 14 hari.
Selalu tanyakan dokter tentang batasan pada aktivitas dan kapan Anda dapat kembali melakukan aktivitas normal setelah operasi.
2. Tahan perut Anda saat batuk
Letakkan bantal di atas perut dan berikan tekanan sebelum Anda batuk, tertawa atau bergerak untuk membantu mengurangi rasa sakit.
3. Bangun dan bergerak saat Anda siap
Mulai dengan perlahan dan tingkatkan aktivitas saat Anda sudah merasa siap. Mulailah dengan jalan sedikit demi sedikit dan jangan terlalu terburu-buru.
4. Tidur saat Anda merasa lelah
Saat tubuh Anda dalam pemulihan, Anda mungkin akan lebih merasa mengantuk dari pada biasanya. Santai saja dan beristirahat saat Anda membutuhkannya.
5. Makan makanan yang tinggi serat
Sembelit dapat berkontribusi untuk apendisitis. Jadi, makanan tinggi serat sangatlah dianjurkan.
Makan makanan tinggi serat seperti kacang, mentimun, tomat, bit, wortel, brokoli, kacang polong, beras merah, gandum, biji labu, biji bunga matahari, dan buah, serta sayuran hijau lainnya sangat baik untuk membantu penyembuhan kondisi Anda.
6. Mencoba obat alami
Anda juga bisa mencoba obat-obatan alami untuk meringankan gejala usus buntu. Beberapa bahan seperti minyak jarak dan bawang putih dipercaya bisa membantu kondisi Anda.
Bawang putih dengan kandungan anti-peradangan bisa mengurangi radang di usus buntu, sedangkan minyak jarak bisa bantu mengatasi penyumbatan pada usus buntu.
Meski demikian, Anda tetap harus berkonsultasi kepada dokter mengenai penggunaan bahan alami untuk memastikan bahan tersebut tidak memberikan efek yang berbahaya.
Pencegahan dan peringatan
Benarkah penyakit usus buntu bisa kambuh?
Sebenarnya, sampai saat ini para ahli tidak mengetahui penyebab pasti dari apendisitis yang kambuh lagi. Ada beberapa hal yang mungkin menyebabkan radang usus buntu kambuh dan membuat Anda mengalami rasa sakit di bagian perut kanan bawah.
Sebuah penelitian pada 2013 mengungkapkan bahwa peluang penyakit usus buntu kambuh bisa diakibatkan karena ketika operasi usus buntu, masih ada sisa-sisa atau bagian usus yang masih tertinggal.
Studi lain juga menyatakan hal yang sama. Bila infeksi berikutnya terjadi pada bekas operasi, bisa disebabkan karena masih ada bagian usus buntu yang tersisa sekitar 3 – 5 milimeter.
Ketika radang usus buntu kambuh, maka hal ini biasanya akan ditangani dengan cara melakukan operasi usus buntu lagi.
Inilah mengapa saat Anda merasakan sakit seperti saat mengalami penyakit usus buntu beberapa waktu lalu, segera periksakan diri ke dokter.
Bagaimana cara mencegah kondisi ini kambuh?
Karena belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan hal ini, sebenarnya tak ada ketentuan khusus bagaimana mencegah kondisi usus buntu ini.
Namun, Anda bisa melakukan beberapa hal berikut ini untuk menghindari komplikasi setelah melakukan operasi usus buntu yang pertama kalinya.
- Tetap mengonsumsi makanan yang dianjurkan dokter dan menghindari makanan yang jadi pantangan.
- Setelah operasi usus buntu berhasil, perbanyak makan serat untuk membantu memperlancar pencernaan.
- Pastikan tubuh Anda tidak kekurangan cairan dengan cara minum air sebanyak 8 – 10 gelas per hari.
- Rawat bekas luka dengan baik. Jika sudah diperbolehkan untuk pulang, Anda akan pulang dengan keadaan luka operasi yang masih ‘basah’. Biasanya luka operasi membutuhkan waktu 2 – 3 minggu setelah operasi untuk sembuh benar. Sering-seringlah berkonsultasi dan memeriksakan luka Anda ke dokter.
- Tanyakan pada dokter kapan Anda dapat melakukan aktivitas fisik kembali. Setiap orang lama sembuhnya berbeda-beda. Namun, rata-rata orang yang baru menjalani operasi usus buntu memerlukan waktu minimal 4 minggu untuk kembali pulih.
Bila ada pertanyaan, konsultasikanlah dengan dokter untuk solusi terbaik masalah Anda.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar