Setelah memastikan infeksi sudah hilang (beberapa minggu), barulah operasi usus buntu dilakukan. Selama masa pengeringan abses, dokter akan memberikan suntikan antibiotik. Selanjutnya, antibiotik diberikan lewat mulut (antibiotik oral).
Cara mengobati usus buntu harus cepat tanggap

Tidak seperti flu atau pilek yang bisa diobati dengan pengobatan rumahan dan istirahat, radang usus buntu butuh penanganan dokter langsung.
Sebelum berobat ke dokter untuk mencari cara terbaik mengobati radang usus, Anda juga perlu memahami bedanya sakit perut biasa dengan gejala apendisitis. Sakit perut akibat usus buntu yang meradang berbeda dengan sakit perut karena maag kambuh, misalnya.
Perlu diingat bahwa sakit perut pertanda usus buntu biasanya muncul di sisi kanan bawah perut. Sementara sakit perut biasa terasa di bagian tengah atau tepat di bawah dada. Selain itu, gejala lain yang umumnya menyertai adalah mual dan muntah, demam, serta diare.
Saat seseorang terkena apendisitis, bagian usus yang bertugas memengaruhi sistem kekebalan tubuh mengalami peradangan.
Tanpa perawatan, usus buntu bisa membentuk abses yaitu benjolan yang berisi nanah. Nanah merupakan kumpulan bakteri, sel jaringan, dan sel darah putih yang mati.
Jika dalam waktu 48 – 72 jam tidak juga diobati dengan tepat, usus buntu bisa pecah. Pecahnya usus yang meradang ini bisa menyebarkan bakteri penyebab infeksi ke seluruh tubuh. Bakteri bisa masuk ke dalam aliran darah menyebabkan sepsis (keracunan darah) yang bisa berujung dengan kematian.
Oleh karena itu, ketika Anda telah mengalami gejala-gejala tersebut dan mencurigainya sebagai radang usus buntu, jangan menunda dan segera kunjungi dokter.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar