backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

4 Komplikasi Gastritis yang Patut Diwaspadai

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 24/05/2021

    4 Komplikasi Gastritis yang Patut Diwaspadai

    Gastritis (radang lambung) ditandai dengan perut kembung, mulas, mual, dan muntah. Kondisi ini dapat diredakan dengan obat. Namun bila dibiarkan, gejala akan semakin parah dan menimbulkan komplikasi. Lantas, apa saja komplikasi akibat gastritis?

    Komplikasi gastritis yang perlu Anda waspadai

    gastritis kronis

    Gejala maag yang muncul terus-menerus bisa menjadi tanda dari gastritis. Penyakit ini bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti infeksi bakteri, penggunaan obat NSAID jangka panjang, atau berlebihan minum alkohol.

    Semua hal tersebut dapat mengikis lapisan lambung dan secara terus-menerus dapat menyebabkan peradangan. Begitu juga dengan bakteri H. pylori yang bisa melukai lapisan lambung karena jumlahnya terlalu banyak.

    Gejala gastritis hampir serupa dengan gejala maag biasa karena naiknya asam lambung sehingga sering kali disepelekan. Padahal, gastritis yang semakin memburuk bisa menyebabkan komplikasi di bawah ini.

    1. Tukak lambung

    Mayo Clinic menyebutkan bahwa tukak lambung termasuk komplikasi dari gastritis. Penyakit ini menandakan adanya luka pada lambung atau lapisan perut karena gastritis yang semakin parah. Tanpa perawatan, luka bisa menyebar ke area usus kecil.

    Penyebab utama tukak lambung yakni infeksi bakteri dan penggunaan obat pereda nyeri golongan NSAID. Gejala tukak lambung yang umum yakni sensasi terbakar dan nyeri di area tengah perut atau antara pusar dan dada.

    Komplikasi gastritis ini bisa diobati dengan antibiotik dengan kombinasi obat untuk asam lambung. Prosedur pembedahan mungkin dibutuhkan jika gejala tidak membaik, terjadi pendarahan, dan lapisan yang robek.

    Pengobatan ini meliputi pengangkatan dan pemotongan jaringan yang terluka, mengikat dan menutup arteri yang berdarah, serta memotong suplai saraf ke perut untuk mengurangi produksi asam lambung.

    2. Perdarahan pada lapisan perut

    Selain peradangan dan luka menyebar ke usus kecil, komplikasi gastritis seperti tukak lambung juga dapat menyebabkan perdarahan. Ini bisa menjadi komplikasi yang mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan tepat.

    Gejala komplikasi gastritis ini tidak berbeda jauh dengan tukak lambung. Hanya saja, kondisi ini bisa menyebabkan feses jadi berwarna gelap karena tercampur darah dan lebih lengket.

    Selain itu, beberapa orang juga merasakan muntah dengan bercak darah dan pusing.

    Agar tidak semakin parah, dokter biasanya akan meresepkan obat asam lambung, seperti obat proton pump inhibitor (PPI) atau H-2 receptor blocker.

    3. Anemia

    Anemia pernisiosa termasuk komplikasi gastritis. Ini menandakan bahwa jumlah sel darah merah mengalami penurunan karena usus yang luka tidak dapat menyerap vitamin B12 dengan baik. Vitamin B12 termasuk komponen pembentuk sel darah merah.

    Saat lapisan perut terluka, protein pengikat vitamin B12 tidak diproduksi secara maksimal. Akibatnya, produksi sel darah merah tidak mencukupi. Terjadinya perdarahan dan kurangnya penyerapan vitamin B12 ini akan menyebabkan anemia pernisiosa.

    Orang yang mengalami komplikasi gastritis ini biasanya akan mengalami gejala diare, kelelahan, mual dan muntah, jaundice, dan sensasi panas disertai rasa nyeri di dada.

    Pengobatan akan difokuskan dengan meningkatkan asupan vitamin B12, baik itu dengan pola makanan maupun suplemen.

    4. Kanker perut (komplikasi gastritis atrofi)

    Melansir American Cancer Society, gastritis atrofi akut dapat menyebabkan komplikasi kanker. Gastritis atrofi merupakan jenis gastritis yang muncul akibat peradangan di lapisan perut selama bertahun-tahun.

    Kondisi ini bisa terjadi karena adanya infeksi bakteri yang jadi penyebab gastritis, penyakit autoimun, atau anemia pernisiosa.

    Tidak diketahui secara pasti bagaimana gastritis dapat menyebabkan kanker. Namun, para periset berpendapat bahwa peradangan pada lambunglah yang menyebabkan sel-sel di jaringan lambung atau perut jadi abnormal.

    Pada kasus komplikasi gastritis ini, proses pembedahan akan dilakukan untuk mengangkat sel kanker. Kemudian, pengobatan dilanjutkan dengan obat, terapi radiasi, atau kemoterapi.

    Tips mencegah komplikasi gastritis

    obat gastritis asam lambung

    Berbagai komplikasi gastritis yang disebutkan di atasdapat mengancam jiwa. Oleh karena itu, Anda tidak boleh menyepelekan gejala maag yang muncul, terutama jika terjadi terus-menerus.

    Segera lakukan konsultasi ke dokter untuk asam lambung agar tahu penyebab dan diagnosis yang akurat. Anda mungkin akan disarankan untuk tes kesehatan termasuk tes pencitraan, endoskopi, atau tes pendeteksi bakteri lewat feses atau napas.

    Jika memang gejala maag yang Anda rasakan adalah gastritis, ikuti pengobatan yang direkomendasikan dokter. Dokter akan memberikan obat yang disesuaikan dengan penyebab gastritis, seperti antasida, obat PPI, dan H-2 receptor blocker.

    Gejala gastritis dapat kambuh kapan pun jika terpicu. Oleh karena itu, Anda harus minum obat pereda gejala sekaligus menghindari berbagai pantangannya. Akan lebih baik untuk mencegah kambuhnya gastritis daripada menimbulkan komplikasi.

    Mengikuti pengobatan sesuai dengan arahan dokter akan menjauhkan Anda dari komplikasi gastritis. Selain itu, Anda yang didiagnosis memiliki gastritis harus mengubah gaya hidup. Jika tidak, gejala gastritis bisa kumat dan semakin parah.

    Di bawah ini gaya hidup yang harus diubah bagi Anda penderita radang lambung.

    • Memastikan porsi makanan tidak berlebihan, yakni makan dengan porsi kecil namun sering.
    • Menghindari berbagai makanan yang memicu gejala, seperti makanan pedas, asam, dan tinggi lemak.
    • Batasi asupan kafein yang ada pada teh, kopi, dan minuman bersoda.
    • Berhenti minum alkohol dan merokok.
    • Minta dokter untuk mengganti obat pereda nyeri yang lebih aman untuk perut Anda.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Patricia Lukas Goentoro

    General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


    Ditulis oleh Aprinda Puji · Tanggal diperbarui 24/05/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan