Salah satu zat gizi yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh yakni vitamin B12. Sayangnya, tidak seperti jenis vitamin yang bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, Anda harus mendapatkan vitamin B12 dari makanan sehari-hari atau suplemen.
Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro · General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Salah satu zat gizi yang berperan penting dalam menjaga kesehatan tubuh yakni vitamin B12. Sayangnya, tidak seperti jenis vitamin yang bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, Anda harus mendapatkan vitamin B12 dari makanan sehari-hari atau suplemen.
Vitamin yang juga dikenal sebagai kobalamin ini mendukung fungsi normal sel saraf, produksi sel darah merah, hingga pembentukan DNA. Apa lagi manfaat vitamin ini dan bagaimana cara kerjanya? Simak jawabannya dalam uraian berikut.
Vitamin B12 (kobalamin) adalah vitamin larut air yang termasuk dalam kelompok vitamin B kompleks. Kobalamin dapat menjalankan fungsinya sendiri maupun dengan vitamin lain, misalnya vitamin B6 atau vitamin B9.
Seperti jenis vitamin B lainnya, fungsi utama vitamin B12 yakni membantu mengubah karbohidrat dari makanan menjadi energi. Namun, vitamin ini ternyata juga mempunyai peran lain yang tidak kalah penting.
Berikut beberapa manfaat kobalamin bagi tubuh yang telah terbukti secara ilmiah.
Tubuh Anda membutuhkan vitamin B12 untuk membentuk sel darah merah yang sehat. Bila tubuh kekurangan kobalamin, sel darah merah yang semestinya berbentuk bundar dan kecil justru menjadi lonjong dan besar.
Sel darah merah dengan bentuk abnormal tidak dapat memasuki aliran darah dalam jumlah yang tepat. Dampaknya, terjadilah kondisi yang disebut anemia megaloblastik. Penderita anemia umumnya mengalami gejala berupa lesu, kulit pucat, dan lunglai.
Tulang Anda selalu mengalami siklus perombakan dan pembentukan kembali. Jika laju perombakan lebih cepat daripada pembentukan, tulang lambat laun akan kehilangan massanya. Dengan kata lain, tulang menjadi rapuh karena kepadatannya berkurang.
Menurut para ahli, proses perombakan tulang menjadi lebih cepat pada orang-orang yang kekurangan vitamin B12. Oleh sebab itu, Anda perlu memenuhi kebutuhan vitamin ini agar tulang tidak mudah rapuh dan mencegah osteoporosis.
Kobalamin membantu pembentukan serotonin, zat kimia dalam otak yang menstabilkan emosi dan memberikan rasa bahagia. Ini sebabnya orang yang kekurangan kobalamin cenderung mengalami mood swing dan lebih rentan terhadap depresi.
Menurut penelitian lainnya, konsumsi obat antidepresan diiringi suplemen vitamin ini juga lebih ampuh meringankan gejala depresi dibandingkan pengobatan yang hanya menggunakan obat antidepresan saja.
Kobalamin membantu melindungi kesehatan jantung dengan cara mengurangi jumlah homosistein. Homosistein sebenarnya merupakan asam amino yang penting. Namun, dalam jumlah besar, zat ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke.
Beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa vitamin B12 bisa membantu mengontrol kolesterol dan tekanan darah tinggi. Selain itu, asupan kobalamin diyakini dapat mengontrol penumpukan plak dalam pembuluh darah.
Selain meningkatkan risiko penyakit jantung, jumlah homosistein yang tinggi juga dapat meningkatkan risiko degenerasi makula. Ini merupakan gangguan penglihatan yang terkait dengan penuaan sehingga lebih umum terjadi pada orang-orang usia lanjut.
Sebuah penelitian terhadap 5.000 wanita menunjukkan bahwa suplemen vitamin B12, B6, dan asam folat dapat menurunkan risiko penyakit ini. Ketiganya membantu menurunkan jumlah homosistein menjadi lebih aman sehingga mata terlindungi dari kerusakan.
Vitamin B12 tidak hanya mendukung fungsi saraf, tapi juga mencegah penyusutan otak akibat kematian sel saraf. Semakin sehat, banyak, dan kuat koneksi antarsel saraf otak Anda, semakin rendah pula risiko Anda mengalami kehilangan ingatan akibat demensia.
Sebuah penelitian dalam The American Journal of Clinical Nutrition juga menunjukkan bahwa kurangnya asupan vitamin B12 bisa memperburuk memori. Sebaliknya, asupan kobalamin yang cukup dapat meningkatkan kemampuan ingatan seseorang.
Kobalamin termasuk zat gizi penting selama kehamilan. Penelitian menunjukkan bahwa otak dan sistem saraf janin membutuhkan kadar vitamin B12 yang cukup dari ibu untuk dapat berkembang dengan baik.
Ibu hamil dengan kadar vitamin B12 lebih rendah dari 250 mg/dL berisiko tiga kali lipat untuk melahirkan anak dengan cacat lahir. Risiko ini meningkat menjadi lima kali lipat bila kadar kobalamin ibu kurang dari 150 mg/dL.
Kurangnya vitamin B12 di masa awal kehamilan dapat meningkatkan risiko cacat lahir, seperti cacat tabung saraf. Selain itu, kekurangan kobalamin juga dapat menyebabkan kelahiran prematur atau keguguran.
Tubuh membutuhkan asupan kobalamin yang cukup untuk membentuk berbagai sel tubuh, termasuk kulit, rambut, dan kuku. Kekurangan vitamin ini terbukti menyebabkan hiperpigmentasi kulit, perubahan warna kuku, hingga vitiligo.
Perubahan warna kulit, rambut, dan kuku akibat kekurangan kobalamin memang cukup langka. Namun, jika seseorang mengalami ini, cara paling ampuh untuk mengatasinya yakni dengan memberikan suplemen kobalamin hingga gejala membaik.
Kobalamin memang tidak memberikan energi secara langsung, tapi vitamin ini sangat dibutuhkan dalam proses pembentukan energi dari karbohidrat. Bahkan, salah satu ciri utama kekurangan kobalamin yaitu tubuh letih dan tidak bertenaga.
Jika selama ini Anda mendapatkan cukup asupan vitamin B12, konsumsi suplemen mungkin tidak akan menimbulkan efek khusus. Namun, orang yang kekurangan vitamin ini kemungkinan akan mengalami peningkatan energi setelah mengonsumsi suplemen.
Sebagai vitamin B kompleks, kobalamin memegang peran penting dalam pembentukan energi dan pemeliharaan sel saraf. Selain manfaat yang sudah dikenal, zat gizi mikro ini juga diperlukan untuk menjaga kesehatan tulang, rambut, hingga janin.
Sebagian besar orang bisa mencukupi kebutuhan kobalaminnya dengan mengonsumsi daging merah, telur, dan susu. Apabila Anda kesulitan mencukupi kebutuhan vitamin ini, konsultasikanlah kepada dokter untuk menentukan jenis suplemen yang Anda perlukan.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Patricia Lukas Goentoro
General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar