backup og meta

5 Manfaat Daun Senna untuk Kesehatan Pencernaan

5 Manfaat Daun Senna untuk Kesehatan Pencernaan

Daun senna dikenal dengan khasiat utamanya dalam mengatasi gangguan pencernaan. Tanaman yang berasal dari Afrika Utara ini bahkan sudah digunakan sebagai obat tradisional untuk mengatasi sembelit sejak dulu. 

Manfaat daun senna untuk pencernaan

Senna atau jati cina merupakan tanaman yang termasuk dalam kategori tanaman herbal.

Khasiat jati cina sebagian yang berasal dari daunnya yang bisa diolah menjadi teh. Anda juga bisa  mengonsumsi suplemen yang mengandung ekstrak daun senna untuk memperoleh manfaatnya. 

Sebagian besar manfaat daun senna adalah untuk kesehatan pencernaan. Daun ini bahkan dikenal sebagai obat pencahar alami yang cukup efektif.

Berikut ini adalah khasiat daun senna untuk pencernaan.

1. Melancarkan BAB

obat sembelit resep

Mengutip studi terbitan Journal of Clinical Pharmacy and Therapeutics (2018), ekstrak daun senna terbukti bersifat laksatif.

Artinya, konsumsi daun senna atau suplemennya bisa membuat BAB lancar sehingga mengurangi gejala konstipasi atau sembelit. Ekstrak daun senna membantu memadatkan feses sehingga lebih mudah keluar dari usus besar. 

Selain itu, daun ini mengandung senyawa bernama senosida. Saat dikonsumsi, bakteri di dalam usus akan memecah senyawa ini dan merangsang pergerakan usus besar sehingga melancarkan BAB. 

2. Menjaga mikrobiota usus

Daun senna kaya akan senyawa flavonoid. Senyawa ini bersifat antioksidan yang baik untuk kesehatan usus, salah satunya menjaga keseimbangan mikrobiota usus

Menurut riset terbitan Current Opinion in Biotechnology (2020), flavonoid nantinya membantu bakteri baik usus untuk melawan bakteri berbahaya.

Tak hanya itu, flavonoid juga meningkatkan jumlah bakteri baik pada usus, seperti Bifidobacterium dan Lactobacillus.

3. Memperkuat lapisan pelindung usus

daun senna untuk pencernaan

Ketika radang usus muncul, lapisan pelindung usus pun menjadi lebih rentan terinfeksi patogen berbahaya.

Dengan kandungan flavonoidnya, daun senna bisa membantu untuk mengurangi senyawa yang memicu reaksi peradangan di saluran pencernaan, terutama di lapisan dinding usus.

Selain itu, flavonoid bekerja sebagai antioksidan yang mengurangi masalah usus akibat radikal bebas. Salah satu efek radikal bebas pada usus adalah melemahnya fungsi lapisan pelindung usus.

4. Mengurangi gejala sindrom iritasi usus besar

Sindrom iritasi usus besar atau irritable bowel syndrome (IBS) terjadi karena masalah pada usus besar, seperti gangguan kontraksi otot usus.

Jika kontraksi usus terlalu lemah, hal ini menimbulkan sembelit. Nah, kandungan aktif dalam daun senna membantu mengatasi konstipasi yang disebabkan oleh IBS.

Meski begitu, manfaat daun senna untuk pencernaan ini tidak serta-merta mengobati IBS, hanya berguna mengatasi gejala IBS. 

5. Meredakan gejala ambeien

Artikel Kesehatan Seputar Penyakit Ambeien

Daun senna ternyata punya potensi mengurangi gejala terkait ambeien karena membantu melancarkan pencernaan.

Konstipasi yang tidak segera diatasi membuat Anda mengejan lebih keras untuk mengeluarkan feses. Oleh karena itu, bantalan anus keluar dari posisi semula. 

Ambeien juga membuat feses kering dan keras sehingga membuat otot rektum dan anus terluka dan berdarah.

Konsumsi ekstrak daun senna mampu mengurangi sembelit sehingga risiko BAB berdarah dan bantalan anus berpindah pun berkurang.

Aturan konsumsi daun senna untuk menyehatkan pencernaan

penyakit radang usus buntu akut

Setelah mengetahui apa saja manfaat dari daun senna untuk pencernaan, sebaiknya Anda mengetahui aturan aman mengonsumsinya.

Pastikan Anda minum daun senna dalam kurun 6–12 jam sebelum tidur. Kandungan aktif dalam daun senna akan bekerja pada pagi harinya.

Perlu Anda ingat, konsumsi daun senna hanya untuk jangka pendek, yakni tidak lebih dari seminggu. 

Konsumsi jangka panjang hanya membuat usus bergantung pada daun senna sehingga kehilangan kemampuan untuk bergerak mengeluarkan tinja.

Jangan minum obat herbal ini bila Anda memiliki kondisi berikut. 

  • Reaksi alergi terhadap senna atau kandungan lainnya yang terdapat di dalam senna.
  • Gangguan usus.
  • Penyakit Crohn atau kolitis ulseratif.
  • Berencana untuk hamil, sedang hamil, atau menyusui.
  • Usus buntu.

Penting diketahui oleh ibu hamil, suplemen daun senna dapat diserap sebagian oleh usus. Jadi, untuk mengetahui keamanan dan risikonya, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter Anda.

[embed-health-tool-bmr]

Catatan

Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.

Alsalimy, N., Madi, L., & Awaisu, A. (2018). Efficacy and safety of laxatives for chronic constipation in long‐term care settings: A systematic review. Journal Of Clinical Pharmacy And Therapeutics, 43(5), 595-605. doi: 10.1111/jcpt.12721

Senna. (2020). National Institute Of Diabetes And Digestive And Kidney Diseases. Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547922/

Lohsiriwat, V. (2012). Hemorrhoids: From basic pathophysiology to clinical management. World Journal Of Gastroenterology, 18(17), 2009. doi: 10.3748/wjg.v18.i17.2009

Pei, R., Liu, X., & Bolling, B. (2020). Flavonoids and gut health. Current Opinion In Biotechnology, 61, 153-159. doi: 10.1016/j.copbio.2019.12.018

Irritable bowel syndrome – Symptoms and causes. (2022). Retrieved 4 January 2022, from https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/irritable-bowel-syndrome/symptoms-causes/syc-20360016

Senna (Senokot): laxative to treat constipation. (2018). Retrieved 4 January 2022, from https://www.nhs.uk/medicines/senna/

MedlinePlus. (2022). Senna: MedlinePlus Drug Information. Retrieved 4 January 2022, from https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a601112.html

Versi Terbaru

13/01/2022

Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari

Ditinjau secara medis oleh dr. Patricia Lukas Goentoro

Diperbarui oleh: Nanda Saputri


Artikel Terkait

Apa Akibatnya Kalau Sembelit Dibiarkan Saja?

Apakah Perlu Minum Obat Pencahar Saat Sembelit?


Ditinjau secara medis oleh

dr. Patricia Lukas Goentoro

General Practitioner · Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI)


Ditulis oleh Larastining Retno Wulandari · Tanggal diperbarui 13/01/2022

ad iconIklan

Apakah artikel ini membantu?

ad iconIklan
ad iconIklan