Dikutip dari Medlineplus, pemeriksaan laboratorium yang dimaksud meliputi:
- Gas darah arteri.
- Blood Urea Nitrogen (BUN).
- Kadar kreatinin darah.
- Kadar kalium darah.
- Urinalisis.
- Zat besi dalam tubuh.
- Hitung darah lengkap (CBC).
- Kadar magnesium.
- Jumlah total protein dalam tubuh.
Dokter juga akan memeriksa riwayat pola makan dan menu makanan anak untuk diagnosis lebih lanjut.
Anak yang mengalami kwashiorkor cenderung memiliki kadar gula darah, protein, natrium, dan magnesium yang rendah.
Pengobatan dan perawatan yang bisa dilakukan untuk kwashiorkor

Kebanyakan anak dengan kondisi busung lapar jenis kwashiorkor bisa sembuh total jika mereka dirawat lebih awal.
Pengobatan dilakukan dengan pemberian kalori dan protein ekstra ke dalam makanan.
Anak-anak dengan penyakit busung lapar atau kwashiorkor mungkin tidak bisa tumbuh atau berkembang dengan baik.
Maka dari itu, ada kemungkinan perkembangannya pun tetap terhambat sampai ia besar.
Dalam buku Kwashiorkor, ada 10 prinsip utama yang digunakan secara global berdasarkan Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak:
1. Mencegah dan mengobati hipoglikemia
Kebanyakan anak yang menderita gizi buruk, termasuk kwashiorkor, mengalami hipoglikemia.
Ini adalah kondisi kadar gula darah rendah sehingga anak harus diberi larutan glukosa sebanyak 10% setelah masuk rumah sakit.
Perawatan
- Segera beri F-75 (susu khusus anak malnutrisi) atau modifikasinya bila penyediaan memungkinkan.
- Bila F-75 pertama tidak disediakan dengan cepat, berikan 50 ml larutan glukosa secara oral atau lewat NGT.
- Lanjutkan pemberian F-75 setiap 2-3 jam, siang dan malam selama minimal dua hari.
- Kalau masih ASI, teruskan pemberian ASI di luar jadwal F-75.
- Bila anak tidak sadar, berikan larutan glukosa sebanyak 10% lewat suntikan sebanyak 5 ml/kgBB atau larutan gula pasir 50 ml dengan NGT.
- Lalu, berikan anak antibiotik yang sudah diresepkan dokter.
Pemantauan
Kalau kadar gula darah awal rendah, ulangi pengukuran kadar gula darah setelah 30 menit, dengan ketentuan:
- Kadar gula di bawah 3 mmol/L (-54 mg/dl), ulangi pemberian larutan glukosa.
- Suhu rektal (pengukuran suhu lewat anus) kurang dari 35,5 derajat celcius dan kesehatan memburuk.
2. Mencegah dan mengobati hipotermia
Mengutip dari WHO, anak-anak yang kekurangan gizi parah seperti busung lapar jenis kwashiorkor sangat rentan mengalami hipotermia.
Ini adalah kondisi suhu inti tubuh turun di bawah suhu normal yang diperlukan oleh tubuh. Anak dikatakan hipotermia ketika suhu tubuhnya kurang dari 35 derajat celcius.
Malnutrisi parah memengaruhi sekitar 19 juta anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia. Kondisi ini diperkirakan menyebabkan kematian sekitar 400 ribu anak setiap tahunnya.
Perawatan
- Segera beri makan F-75.
- Pastikan tubuh anak dalam keadaan hangat dengan memakai selimut atau dipeluk oleh ibunya.
- Apabila memakai lampu listrik, letakkan lampu pijar 40 watt dengan jarak 50 cm dari tubuh.
- Lalu, berikan anak antibiotik yang sudah diresepkan dokter.
Pemantauan
- Ukur suhu anak setiap dua jam.
- Pastikan anak tertutup pakaian atau selimut terutama malam hari.
- Periksa kadar gula bila ditemukan hipotermia.
Pencegahan
- Letakkan tempat tidur di area hangat, di bagian kamar yang bebas angin.
- Ganti pakaian dan sprei yang basah, jaga area anak tetap kering.
- Hindari anak dari suasana dingin (seperti setelah mandi atau pemeriksaan medis).
- Peluk sanak saat tidur agar tetap hangat.
- Beri makan F-75 atau modifikasinya setiap dua jam.
3. Mengobati dan mencegah dehidrasi
Dijelaskan dalam situs resmi WHO, dehidrasi pada anak malnutrisi seperti kwashiorkor sulit diidentifikasi karena banyak tanda yang serupa dengan penyakit lainnya, seperti diare akut.
Tingkat dehidrasinya biasanya mulai dari ringan, sedang, dan berat. Ini perlu disesuaikan dengan pengobatan awal anak dengan kondisi kwashiorkor.
Perawatan
- Gunakan infus untuk rehidrasi hanya untuk kasus dehidrasi berat dengan syok.
- Berikan ReSoMal (cairan khusus untuk penderita gizi buruk, diare, dan dehidrasi) secara oral atau lewat NGT.
- ReSoMal diberikan dengan dosis 5 ml/kgBB setiap 30 meit untuk 2 jam pertama.
- Setelah dua jam, berikan ReSoMal 5-10 ml/kgBB/jam berselang dengan F-75 dengan jumlah sama, setiap jam selama 10 jam.
- Berikuan F-75 secara teratur setiap 2 jam.
- Kalau masih diare dan dehidrasi, berikan ReSoMal setiap buang air besar.
- Untuk anak usia kurang dari 1 tahun, takarannya 50-100 ml dan 100-200 ml untuk anak di atas satu tahun.
Pemantauan
Beberapa pemeriksaan dalam fase pemantauan, yaitu:
- Frekuensi napas.
- Frekuensi nadi.
- Frekuensi miksi dan jumlah urine.
- Frekuensi buang air besar dan muntah.
Saat proses hidrasi berjalan dengan baik, anak akan mengeluarkan air mata, mulutnya basah, lalu cekung mata berkurang.
Namun, jika ditemukan tanda kelebihan cairan, seperti fekuensi napas meningkat 5x per menit dan frekuensi nadi 15x per menit, hentikan pemberian ReSoMal.
Anda perlu melakukan penilaian ulang dengan segera setelah satu jam.
Pencegahan
- Lanjutkan pemberian ASI atau susu untuk anak.
- Beri cairan F-75 sesegera mungkin.
- Beri ReSoMal sebanyak 50-100 ml setiap buang air besar dalam bentuk cair.
4. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit
Anak yang mengalami gizi buruk, seperti busung lapar jenis kwashiorkor mengalami defisiensi kalium dan magnesium.
Hal ini lah yang menjadi penyebab terjadinya ketidakeseimbangan elektrolit.
Dalam situs Hospital Care for Children dijelaskan bahwa memperbaiki kondisi tersebut butuh 2 minggu atau lebih.
Edema atau pembengkakan kaki dan perut bisa diakibatkan oleh kekurangan kalium dan magnesium.
Untuk mengatasi gangguan elektrolit, berikan kalium dan magnesium yang terkandung dalam larutan mineral-mix dan ditambahkan dalam susu F75.
Perawatan
- Berikan kalium dan magnesium yang terkandung di dalam larutan mineral mix dan sudah ditambahkan dalam F-75, F-100, atau ReSoMal.
- Gunakan larutan ReSoMal untuk rehidrasi.
- Siapkan makanan tanpa menambah garam.
Untuk tahap pemantauan dan pencegahan kekurangan elektrolit, langkahnya sama dengan bagian dehidrasi.
5. Mencegah infeksi
Data dari WHO menjelaskan bahwa malnutrisi, termasuk kwashiorkor sangat mematikan bila sudah terjangkit infeksi seperti campak, malaria, dan diare.
Maka, sangat penting untuk mencegah infeksi dalam perawatan anak kwashiorkor agar bisa diselamatkan.
Infeksi membuat sistem kekebalan tubuh berkurang dan memperburuk status gizi anak.
Sangat penting untuk memberikan vaksin campak pada anak dengan gizi buruk sebagai langkah perawatan. Namun, hal ini bisa ditunda bila anak mengalami syok.
Anak gizi buruk mengalami defisiensi vitamin dan mineral. Meski mengalami anemia, hindari memberi zat besi pada fase awal karena bisa memperparah infeksi.
Sebaiknya, tunggu sampai nafsu makan anak membaik dan berat badan anak bertambah.
Perawatan
Berikan setiap hari paling sedikit dalam dua minggu:
- Multivitamin
- Asam folat (5 mg pada hari pertama dan selanjutnya 1 mg/hari)
- Zinc 2 mg
- Vitamin A (diberikan secara oral)
6. Memperbaiki kekurangan mikronutrien
Anak yang mengidap kwashiorkor membutuhkan asupan mikronutrien, vitamin, dan mineral yang cukup banyak untuk kebutuhan nutrisi.
Berbagai vitamin dan mineral yang dibutuhkan yaitu kalsium, zat besi, zinc, vitamin A, D, E, dan K.
7. Pemberian makanan awal
Pada fase pemberian makan awal, harus diberikan secara hati-hati karena fisiologis anak masih tergolong rentan. Berikut perawatannya:
- Makan dalam jumlah sedikit tetapi sering dengan makanan rendah laktosa.
- Berikan secara oral atau lewat NGT.
- Energi: 100 kkal/kgBB/hari.
- Protein: 1-1,5 gram/kgBB/hari.
- Cairan: 130 ml/kgBB/hari (bila ada edema berat, berikan 100 ml/kgBB/hari).
- Penuhi jumlah F-75 sesuai ketentuan.
- Pada anak dengan nafsu makan baik tanpa edema, jadwal di atas bisa dipercepat menjadi 2-3 hari..

Pemantauan
Hal yang perlu dipantau dan dicatat setiap hari dalam fase makanan awal:
- Jumlah makanan yang diberikan dan dihabiskan.
- Mengalami muntah.
- Frekuensi dan konsistensi feses.
- Berat badan anak.
8. Masuk di tahap tumbuh kejar
Tanda anak busung lapar jenis kwashiorkor masuk fase ini adalah nafsu makan yang sudah kembali dan edema semakin berkurang.
Perawatan
Lakukan transisi secara bertahap dari formula awal (F-75) ke formula tumbuh-kejar (F-100). Berikut fase transisinya:
- Ganti F 75 dengan F 100. Beri F-100 sejumlah yang sama dengan F-75 selama 2 hari berturut-turut.
- Selanjutnya naikkan jumlah F-100 sebanyak 10 ml setiap kali pemberian sampai anak tidak mampu menghabiskan atau tersisa sedikit.
- Biasanya hal itu terjadi ketika pemberian formula mencapai 200 ml/kgBB/hari.
- Dapat pula digunakan bubur atau makanan pendamping ASI yang dimodifikasi sehingga kandungan energi dan proteinnya sebanding dengan F-100.
- Setelah transisi bertahap, berikan makan yang sering dengan jumlah tidak terbatas (sesuai kemampuan anak).
9. Memberikan stimulasi sensoris
Setelah melalui masa perawatan, anak yang mengalami busung lapar jenis kwashiorkor perlu diberi stimulasi dan dukungan emosional.
Kondisinya yang berbeda, bisa membuat ia tidak percaya diri dan tidak ingin bersosialisasi dengan temannya.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Ungkapan kasih sayang.
- Lingkungan yang mendukung.
- Terapi bermain yang terstruktur selama 15-30 menit.
- Aktivitas fisik setelah anak cukup sehat.
- Libatkan orangtua (ayah dan ibu) dalam setiap aktivitas.
- Siapkan mainan yang sesuai dengan usianya.
Berbagai cara di atas dilakukan untuk meningkatkan perkembangan sosial dan emosional anak usia dini pada anak kwasiorkor.
10. Persiapan pulang
Bila anak dengan kwashiorkor berat dan tinggi badannya sudah lebih dari -2 SD atau setara dengan 80 persen, anak dianggap sudah pulih.
Anak mungkin masih memiliki berat badan rendah karena perawakannya pendek. Namun, bisa diberikan stimulasi dan pemberian makanan yang baik di rumah.
Lengkapi imunisasi dasar atau ulangan dan mengikuti program pemberian vitamin A setiap bulan Februari dan Agustus.
Apa saja komplikasi dari busung lapar jenis kwashiorkor?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, anak dengan kondisi ini bisa mengalami komplikasi jika tidak ditangani dengan baik.
Berikut adalah beberapa komplikasi dari busung lapar jenis kwashiorkor yang bisa terjadi:
- Pembengkakan hati (hepatomegali).
- Kerusakan sistem kardiovaskular.
- Infeksi saluran kemih.
- Kelainan saluran pencernaan (atrofi pankreas, defisiensi laktase, pertumbuhan bakteri).
- Kehilangan fungsi kekebalan tubuh.
- Kadar insulin menurun (endokrinopati).
- Gangguan metabolisme dan hipotermia.
- Kelainan elektrolit.
Dengan perawatan yang benar, anak yang mengalami kwashiorkor bisa kembali sehat.
Perlu diperhatikan bahwa perawatan yang tertunda dan tidak rutin bisa mengakibatkan masalah kesehatan fisik dan mental anak.
Banyak anak kwashiorkor tidak tumbuh tinggi sesuai usianya karena kekurangan gizi pada usia dini. Bila tidak ditangani dengan baik, kondisi ini bisa mengakibatkan kematian.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar