backup og meta
Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Kenali Tanda Dehidrasi pada Anak dan Bayi

Ditinjau secara medis oleh dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A · Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 24/11/2021

    Kenali Tanda Dehidrasi pada Anak dan Bayi

    Dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan dibadingkan dengan asupan cairan yang masuk. Baik orang dewasa, bayi, maupun anak-anak bisa mengalami kondisi ini. Namun, dehidrasi bisa dikatakan sangat berbahaya apabila terjadi pada bayi, anak-anak, dan orang tua. Agar menghindari hal yang tidak diinginkan, Anda perlu mengetahui tanda-tanda dehidrasi pada anak maupun bayi di bawah ini!

    Penyebab dehidrasi pada anak dan bayi

    Tanda dehidrasi pada anak

    Sudah menjadi hal yang alami ketika tubuh mampu mengeluarkan cairan dari keringat, urine, kotoran, hingga air mata.

    Akan tetapi, cairan yang hilang ini bisa diganti dengan asupan cairan lainnya. Tubuh anak juga sudah mampu menjaga proses keseimbangan.

    Namun, dikutip dari About Kids Health dehidrasi pada anak dan bayi bisa terjadi saat lebih banyak cairan yang keluar.

    Tidak hanya karena kurang minum, tetapi juga bisa terjadi ketika anak sakit. Sebagai contoh saat mengalami diare, demam, juga muntah.

    Dehidrasi bisa dialami oleh anak dan bayi karena cadangan cairan di dalam tubuhnya masih tergolong kecil.

    Tanda dehidrasi pada anak dan bayi

    Walaupun dehidrasi merupakan kondisi saat tubuh anak kekurangan cairan, rasa haus tidak selalu menjadi tanda awal.

    Dehidrasi pada anak dan bayi juga dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu ringan dan parah.

    Berikut ciri atau tanda anak yang mengalami dehidrasi, di antaranya:

    Tanda dehidrasi ringan – sedang pada anak dan bayi

    • Lebih jarang buang air kecil (Pada bayi, kurang dari enam popok basah per hari)
    • Mulut terasa kering
    • Lebih sedikit air mata saat menangis
    • Terlihat kurang aktif seperti lebih sedikit bermain
    • Kepala menjadi lebih lunak dna terlihat cekung pada bayi atau balita
    • Kotoran akan menjadi lebih encer karena diare
    • Apabila muntah, akan terjadi penurunan pergerakan usus

    Tanda dehidrasi parah pada anak dan bayi

    • Menjadi sangat rewel
    • Terlihat lebih mengantuk dari biasanya
    • Tampilan mata menjadi lebih cekung
    • Tangan dan kaki menjadi dingin serta berubah warna
    • Kulit menjadi lebih keriput
    • Buang air kecil hanya satu hingga dua kali dalam sehari
    • Tidak keluar air mata saat menangis

    Tidak hanya dari ciri anak dehidrasi yang disebutkan di atas, berikut penjelasan lengkapnya:

    1. Perhatikan kondisi umum si kecil

    Seberapa ringan atau parahnya tanda dehidrasi dapat dilihat secara sekilas dari kondisi umum pada anak.

    Biasanya pada dehidrasi ringan, anak masih sadar dan sangat rewel. Anak masih mau untuk minum karena sangat haus.

    Bila dehidrasi berlanjut ke tingkat sedang, anak masih bisa terlihat rewel, gelisah, tetapi sudah malas untuk minum.

    Terkadang, ia juga terlihat mengantuk. Akan tetapi, waspadalah jika anak lebih banyak mengantuk, lemas, berkeringat, dan kaki-tangannya dingin sampai kebiruan.

    Itu artinya keadaan anak sudah ke tingkat dehidrasi berat. Anak bisa mengalami penurunan kesadaran dan akan berakhir dengan koma.

    2. Perhatikan ubun-ubun besar

    Pada perkembangan bayi dan anak kurang dari 2 tahun, ubun-ubun besar (UUB) belum menutup  dengan sempurna.

    Oleh sebab itu, tanda dehidrasi pada anak bisa terlihat cukup jelas dari bentuk ubun-ubun besar.

    Pada dehidrasi ringan, bentuk ubun-ubun besar anak masih tampak normal. Sedangkan pada dehidrasi sedang, UUB tampak mulai cekung dan semakin mencekung saat dehidrasi berat.

    3. Perhatikan pola pernapasan dan hitung nadi anak

    Pola pernapasan dan denyut nadi juga menjadi indikator untuk mengenali gejala dehidrasi pada anak.

    Pada dehidrasi ringan, pola napas dan denyut nadi masih normal yaitu di bawah 120 kali per menit.

    Namun, jika sudah masuk ke dehidrasi sedang, napas mulai dalam dan denyut nadi pun cepat dan lemah.

    4. Perhatikan air mata dan selaput lendir

    Air mata merupakan salah satu indikator jumlah cairan tubuh. Jika anak menangis dan masih mengeluarkan air mata, gejala dehidrasinya masih ringan.

    Ketika air mata sudah tidak ada, masuk ke dehidrasi sedang. Bila mata sangat kering, anak sudah berada di tingkat dehidrasi berat.

    Sedangkan selaput lendir bisa dilihat dari mulut. Tanda dehidrasi ringan pada anak, yang terlihat seharusnya mulut masih lembap.

    Apabila sudah mengalami dehidrasi sedang hingga berat, mulut terlihat kering dan semakin sangat kering.

    5. Perhatikan produksi urine

    Salah satu tanda dehidrasi ringan adalah air seni pada anak maupun bayi terlihat berwarna kuning dan ia masih sering buang air kecil.

    Apabila sudah masuk ke tingkat dehidrasi sedang hingga parah, anak sudah jarang buang air kecil. Ditambah dengan warna urine yang semakin pekat.

    Hal yang perlu Anda perhatikan pada gejala dehidrasi parah pada anak dan bayi, ia tidak lagi dapat buang air kecil.

    Apa yang harus dilakukan saat melihat gejala dehidrasi pada anak?

    Tanda dehidrasi pada anak

    Dikutip dari Kids Health, orangtua sangat perlu untuk mengetahui tanda awal dehidrasi pada anak agar bisa merespons dengan cepat.

    Perawatan anak dengan kondisi ini bergantung pada tingkat dehidrasi yang dialaminya.

    Sebelum langsung dibawa ke dokter, berikan asupan cairan seperti ASI (pada bayi), susu, atau air mineral.

    Hindari asupan cairan dengan kandungan kadar gula yang cukup tinggi karena dapar memperburuk kondisi dehidrasi.

    Lalu, apabila dehidrasi disebebkan oleh diare, maka Anda bisa memberikan anak larutan oralit untuk mengembalikan hidrasi pada tubuh.

    Apabila setelah 12 jam belum terlihat ada perubahan atau anak makin menunjukkan tanda dehidrasi maka sebaiknya Anda segera membawa anak ke rumah sakit agar ditangani dengan tepat.

    Terutama, jika gejala dehidrasi dialami pada bayi yang berusia masih di bawah 6 bulan.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. S.T. Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A

    Kesehatan anak · Rumah Sakit EMC Pekayon


    Ditulis oleh Atifa Adlina · Tanggal diperbarui 24/11/2021

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan