Orang dewasa sering disebut sebagai kelompok yang paling rentan mengalami kanker karena risiko penyakit ini dapat meningkat seiring pertambahan usia. Namun, penyakit kanker pada anak juga sering ditemui dengan penyebab yang berbeda. Orangtua perlu mengetahui dan memahami penyebab, ciri, dan jenis penyakit kanker pada anak.
Apa itu penyakit kanker pada anak?
Kanker adalah istilah untuk penyakit yang ditandai dengan berkembangnya sel abnormal yang merusak dan mengambil nutrisi dari tubuh seseorang.
Kondisi ini bisa menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan lainnya, bahkan kematian. Kanker tidak hanya dialami orang dewasa, tetapi juga usia anak-anak hingga remaja.
Hampir setiap sel pada tubuh manusia dapat berkembang secara abnormal menjadi tumor dan kanker. Namun, jenis kanker pada anak biasanya berbeda dengan kanker yang dialami oleh orang dewasa.
Penyebab kanker pada orang dewasa adalah pola konsumsi dan gaya hidup, kanker pada anak dipicu oleh adanya mutasi gen.
Hal tersebut menyebabkan perubahan DNA dari sel tubuh sejak dilahirkan, atau bahkan saat anak masih dalam kandungan. Kelainan genetik dalam keluarga seperti down syndrome dan sindrom familial lainnya dapat meningkatkan risiko kanker pada anak.
Sangat jarang kasus kanker pada anak disebabkan karena orangtua memiliki gen kanker, tetapi mutasi gen dapat terjadi akibat radiasi dan paparan rokok saat anak masih dalam kandungan.
Secara global, World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 300.000 anak berusia 0-19 tahun terdiagnosis kanker setiap tahun.
Apa saja jenis penyakit kanker pada anak?
Jenis kanker yang menyerang anak umumnya berbeda dengan orang dewasa, meski ada beberapa jenis kanker yang bisa muncul pada keduanya. Berdasarkan laporan Kementerian Kesehatan RI, jenis kanker yang paling banyak menyerang anak-anak yaitu:
1. Leukemia
Leukemia adalah jenis kanker yang paling banyak menyerang anak. Bahkan, sepertiga kasus kanker pada anak di Indonesia merupakan leukemia.
Pada tahun 2010, jumlah penderita leukemia adalah 31 persen dari total keseluruhan kanker anak. Persentase ini terus meningkat menjadi 35 persen pada 2011, 42 persen pada 2012, dan 55 persen pada 2013.
Leukemia adalah kanker yang menyerang sel darah putih. Ada empat jenis leukemia yang menyerang anak-anak, yakni:
- Leukemia limfoblastik akut
- Leukemia mieloblastik akut
- Leukemia limfositik kronis
- Leukemia mieloid kronis
Angka kematian akibat leukemia pada tahun 2010 dan 2011 adalah 19 persen. Angka ini meningkat menjadi 23 persen pada tahun 2012 dan 30 persen pada tahun 2013.
Jika kanker dideteksi lebih awal dan pasien mendapatkan penanganan efektif, angka harapan hidup selama 5 tahun ke depan pada leukemia dapat mencapai 90 persen.
Mengutip dari situs Kementerian Kesehatan Indonesia, gejala penyakit kanker yang menyerang sel darah putih pada anak yaitu:
- Anak menangis, rewel, dan lemas
- Wajah pucat
- Demam tanpa sebab
- Nafsu makan menurun
- Perdarahan kulit
- Pembesaran limpa, hati, dan getah bening
- Pembesaran buah zakar
- Nyeri tulang
Nyeri tulang tersebut membuat anak-anak tidak mau berdiri atau berjalan.
2. Retinoblastoma
Retinoblastoma adalah jenis kanker yang menyerang mata, tepatnya lapisan dalam mata yang disebut retina. Penyakit ini menyebabkan pembentukan tumor ganas pada retina, baik pada salah satu mata ataupun keduanya.
Di Indonesia, sekitar 4-6 persen kanker pada anak merupakan retinoblastoma. Anak yang mengalami penyakit kanker ini umumnya mengalami gejala pada tubuh, seperti:
- Munculnya bercak pada tengah mata
- Pembesaran bola mata
- Berkurangnya penglihatan, hingga kebutaan.
- Mata juling
- Peradangan jaringan bola mata
- Mata kemerahan
- Mata bersinar kekuningan saat malam atau sering disebut ‘mata kucing’.
Tanpa penanganan, retinoblastoma dapat menyebabkan kematian. Jika tumor hanya ada pada satu mata, angka harapan hidup pasien bisa mencapai 95 persen.
Sementara bila tumor terdapat pada kedua mata, angka harapan hidup berkisar antara 70-80 persen.
3. Osteosarkoma (kanker tulang)
Osteosarkoma adalah kanker yang menyerang tulang, terutama tulang paha dan kaki. Kanker tulang sebenarnya cukup jarang, tapi penyakit ini menempati peringkat ketiga kanker pada anak di Indonesia.
Gejala penyakit kanker pada anak jenis ini yaitu:
- Nyeri tulang di malam hari tau setelah beraktivitas
- Pembengkakan dan tulang terasa hangat
- Pada kasus sangat parah, bisa terjadi patah tulang setelah beraktivitas
Tahun 2010, osteosarkoma mencapai 3 persen dari seluruh kasus kanker pada anak. Tahun 2011 dan 2012, jumlah anak yang menderita kanker tulang di Indonesia mencapai 7 persen.
Sementara pada tahun 2013, angka penderita osteosarkoma adalah 9 persen dari total kasus kanker yang terjadi pada anak. Apabila kanker belum menyebar ke area tubuh lain, angka harapan hidup pasien bisa mencapai 70-75 persen.
4. Neuroblastoma
Neuroblastoma adalah kanker pada sel-sel saraf yang disebut neuroblas. Neuroblas seharusnya tumbuh menjadi sel saraf yang berfungsi normal, tapi pada neuroblastoma, sel-sel tersebut justru tumbuh menjadi sel kanker yang berbahaya.
Gejala penyakit kanker sel saraf pada anak yaitu:
- Perdarahan sekitar mata
- Nyeri tulang
- Mata menonjol
- Kontraksi pupil
- Diare
- Perut terasa penuh
- Lumpuh
- Bengkak pada leher
- Mata kering
- Gangguan pada fungsi usus dan kemih
Kasus neuroblastoma pada tahun 2010 sebenarnya tidak banyak terjadi di Indonesia, yakni hanya 1 persen dari total kasus kanker pada anak. Namun, jumlahnya meningkat menjadi 4 persen pada tahun 2011 dan 8 persen pada tahun 2013.
Neuroblastoma dengan risiko rendah memiliki angka harapan hidup sebesar 95 persen. Sementara itu, neuroblastoma yang lebih ganas dan berisiko tinggi memiliki angka harapan hidup sebesar 40-50 persen.
5. Limfoma
Limfoma adalah salah satu jenis dari kanker darah yang menyerang kelenjar getah bening. Di Indonesia, angka penderita limfoma pada tahun 2010 mencapai 9 persen dari total kasus kanker anak, lalu meningkat menjadi 16 persen pada 2011.
Pada tahun 2012 dan 2013, jumlah anak yang menderita kanker limfoma di Indonesia menurun menjadi 15 persen dari total kasus.
Gejala penyakit kanker getah bening pada anak yaitu:
- Kelenjar getah bening di ketiak, paha, leher
- Demam
- Lemah
- Lesu
- Keringat di malam hari
- Nafsu makan menurun
- Penurunan berat badan
Anak-anak dengan limfoma stadium 1 atau 2 memiliki angka harapan hidup mencapai 90 persen. Jika limfoma sudah mencapai stadium 3 atau 4, angka harapan hidup berkisar di bawah 70 persen.
6. Rabdomiosarkoma
Mengutip dari Cancer, rabdomiosarkoma adalah pertumbuhan sel tumor ganas (kanker) di jaringan jaringan lunak tubuh, seperti otot dan jaringan ikat (tendon atau urat).
Pada rabdomisarkoma, sel kankernya terlihat mirip dengan sel otot yang belum matang dan kanker otot ini termasuk jenis kanker yang langka.
Perkembangan sel otot yang disebut rabdiomioblas terjadi pada masa embrio, maka kanker otot lebih umum terjadi pada anak-anak. Dalam kandungan, rabdiomioblas mulai berkembang membentuk rangka otot pada minggu ketujuh usia kehamilan.
Ketika sel otot ini tumbuh sangat cepat secara tidak normal dan mengganas, sel tersebut berubah menjadi sel kanker rabdomiosarkoma.
Rabdomiosarkoma paling sering terbentuk pada otot-otot di bagian tubuh berikut:
- Kepala dan leher (dekat mata, dalam sinus hidung atau tenggorokan, dekat tulang belakang bagian leher)
- Organ kemih dan reproduksi (kandung kemih, kelenjar prostat, atau organ kewanitaan)
- Tangan dan kaki
- Dada dan perut
Gejala kanker otot pada anak juga bervariasi, tergantung pada lokasi pertumbuhan sel kanker.
- Hidung dan tenggorokan: mimisan, perdarahan, sulit menelan, atau masalah sistem saraf jika terjadi hingga ke otak.
- Sekitar mata: menonjol, masalah penglihatan, bengkak di sekitar mata, atau nyeri pada mata.
- Telinga: pembengkakan, hingga kehilangan pendengaran.
- Kandung kemih dan vagina: masalah buang air kecil atau buang air besar dan masalah pengendalian urin.
Pengobatan kanker otot dilakukan berdasarkan lokasi dan jenis rabdomiosarkoma itu sendiri. Pilihan pengobatan untuk kanker otot meliputi kemoterapi, operasi, dan terapi radiasi.
7. Hepatoblastoma
Hepatoblastoma adalah salah satu jenis kanker hati. Kondisi ini umumnya menyerang anak-anak, dari bayi hingga usia 3 tahun. Sel kanker hepatoblastoma dapat menyebar (metastasis) ke area tubuh lain, walaupun hal ini jarang terjadi.
Mengutip dari Stanford Children Health, hepatoblastoma paling banyak disebabkan perubahan gen. Beberapa kondisi genetik yang meningkatkan risiko hepatoblastoma yaitu:
- Sindrom Beckwith-Wiedemann
- Bay lahir berat renda (BBLR)
- Sindrom Aicardi
- Poliposis adenomatosa
Sementara itu gejala hepatoblastoma yaitu:
- Perut bengkak
- Berat badan dan nafsu makan menurun
- Pubertas dini pada anak laki-laki
- Sakit perut
- Mual dan muntah
- Penyakit kuning (menguningnya mata dan kulit)
- Demam
- Kulit Gatal
- Vena di perut membesar dan dapat dilihat melalui kulit
Pengobatan hepatoblastoma umumnya dilakukan untuk menghapus sel tumor sebanyak mungkin dan menjaga kinerja fungsi hati. Pengobatannya adalah operasi, kemoterapi, transplantasi hati, terapi radiasi.
8. Medulloblastoma
Mengutip dari Mayo Clinic, ini adalah penyakit kanker pada anak yang menyerang otak bagian belakang bawah atau otak kecil. Bagian ini berperan dalam koordinasi, keseimbangan, dan gerakan otot.
Medulloblastoma cenderung menyebar lewat cairan bernama serebrospinal (CSF). Ini adalah cairan yang mengelilingi dan melindungi otak serta sumsum tulang belakang ke area lain di sekitarnya. Sel kanker ini jarang menyebar ke area lain, sehingga secara spesifik menyerang otak.
Kondisi ini dikenal sebagai tumor neuroepitelial embrional karena terbentuk di sel janin yang tersisa setelah bayi dilahirkan.
Penyakit kanker ini bisa diderita semua usia, tapi paling sering menyerang pada anak. Penyebabnya masih belum diketahui pasti, tapi dikutip dari Cancer, ada hubungan dengan gen yang diturunkan dari keluarga.
Apa tanda atau gejala umum penyakit kanker pada anak?
Diagnosis sejak dini sangat penting dilakukan. Dalam banyak kasus, pengobatan dapat menjadi lebih berhasil jika tumor lebih kecil dan belum menyebar lebih banyak. Untuk itu orangtua perlu mengetahui gejala atau tanda awal munculnya kanker pada anak.
Namun, terkadang memang sulit mendeteksi penyakit kanker pada anak-anak karena tidak menunjukkan perubahan di awal.
Berikut beberapa gejala umum munculnya kanker pada anak.
- Penurunan berat badan yang drastis
- Sakit kepala, sering disertai muntah di pagi hari
- Merasa sakit atau nyeri pada salah satu bagian tubuh
- Muncul memar-memar atau ruam di bagian tubuh tanpa ada benturan
- Muncul bengkak pada salah satu bagian tubuh
- Sering kelelahan padahal tidak melakukan kegiatan yang berat
- Menurunnya kemampuan melihat
- Demam berulang atau terus-menerus yang tidak diketahui penyebabnya
- Tampak pucat dan tidak bertenaga yang tidak jelas penyebabnya
- Muncul benjolan
Gejala lainnya yang muncul tergantung pada jenis penyakit kanker apa yang dialami oleh anak. Selain itu, setiap anak mungkin menunjukkan gejala kanker yang berbeda-beda sehingga tidak bisa disamakan antara anak satu dan lainnya.
Bagaimana pemeriksaan dan pengobatan penyakit kanker pada anak?
Ketika konsultasi, dokter akan bertanya tentang riwayat dan gejala medis, kemudian memeriksa anak. Jika kanker adalah penyebab yang dicurigai, dokter mungkin merekomendasikan tes pencitraan (seperti rontgen), biopsi untuk mengetahui jenis sel kanker atau serangkaian tes lainnya.
Mengutip dari Cancer, ada tiga tipe perawatan untuk penyakit kanker pada anak yaitu:
- Operasi
- Terapi radiasi
- Kemoterapi
Beberapa jenis penyakit kanker pada anak-anak bisa diobati dengan kemoterapi berdosis tinggi dan diikuti dengan transplantasi sel induk. Ada pula jenis pengobatan yang lebih terbaru, seperti terapi obat dan imunoterapi.
Apakah kanker pada anak bisa sembuh? Masih menurut situs resmi Cancer, kanker pada masa kanak-kanak cenderung merespon pengobatan lebih baik. Tubuh anak-anak membuat kemungkinan pulih lebih tinggi daripada orang dewasa.
Menggunakan perawatan yang sangat intens, seperti kemoterapi, membuat pengobatan kanker lebih efektif. Namun tidak menutup kemungkinan menyebabkan efek samping jangka pendek dan panjang.
Apa pengaruh penyakit kanker pada kondisi kejiwaan anak?
Kanker sangat berpengaruh terhadap kondisi kejiwaan pasien, terutama pada anak-anak yang rentan terkena stres akibat penyakit kronis.
Menurut penelitian dalam American Cancer Society, anak-anak yang menderita kanker lebih berisiko mengalami gangguan psikosis dibandingkan anak seusianya. Gangguan psikologis tidak hanya terjadi saat anak menjalani pengobatan, tapi juga setelah mereka sembuh dari kanker.
Gangguan psikologis tersebut meliputi:
- Gangguan kecemasan (41,2 oersen)
- Penyalahgunaan obat-obatan (34,4 persen)
- Gangguan mood dan lain-lain (24,4 persen)
- Gangguan psikosis dan gangguan kepribadian (kurang dari 10 persen).
Penelitian lain dalam Wiley Online Library turut menemukan gangguan psikologis lain yang dialami anak-anak penderita kanker. Para peneliti menemukan adanya kasus depresi, gangguan antisosial, post-traumatic stress disorder (PTSD), hingga skizofrenia.
Berdasarkan laporan Kementerian Kesahatan pada tahun 2015, sekitar 59 persen anak-anak pengidap kanker memiliki masalah mental, lalu 15 persen di antaranya mengalami gangguan kecemasan, 10 persen depresi, dan 15 persen terkena post traumatic stress disorder (PTSD).
Jurnal psikologi Universitas Negeri Malang berjudul Kualitas Hidup Penderita Kanker menyimpulkan, penyakit kanker memberikan perubahan signifikan secara fisik maupun psikis individu, mulai dari kesedihan, kekhawatiran, hingga ketakutan akan masa depan dan kematian.
[embed-health-tool-vaccination-tool]