Banyak orangtua berpikir bahwa imunisasi hanya perlu diberikan pada masa bayi dan anak-anak. Namun, jangan salah! Ternyata anak Anda yang sudah memasuki masa remaja pun perlu diberikan imunisasi. Ketahui daftar imunisasi yang penting untuk remaja di bawah ini.
Apakah penting remaja diberikan imunisasi?
Ya, imunisasi pada remaja tidak kalah penting dengan imunisasi untuk anak, bahkan sama penting seperti imunisasi untuk dewasa.
Pada remaja, imunisasi membantu melindungi dari berbagai penyakit yang dapat menyebabkan komplikasi serius dan bahkan kematian.
Berikut beberapa alasan mengapa imunisasi pada remaja penting.
- Perlindungan dari penyakit menular. Beberapa penyakit seperti difteri, tetanus, meningitis, dan HPV bisa sangat berbahaya. Vaksinasi membantu melindungi remaja dari penyakit ini.
- Mencegah penyebaran penyakit. Imunisasi tidak hanya melindungi individu yang divaksinasi, tetapi juga membantu mencegah penyebaran penyakit kepada orang lain, terutama mereka yang tidak bisa divaksinasi karena alasan medis.
- Menguatkan kekebalan. Imunitas dari beberapa vaksin yang diberikan saat masa kanak-kanak bisa menurun seiring waktu. Vaksin booster yang diberikan saat remaja membantu memperkuat kembali kekebalan ini.
- Pencegahan kanker. Vaksin HPV, misalnya, membantu mencegah kanker serviks, anus, dan beberapa jenis kanker lainnya yang disebabkan oleh human papillomavirus.
- Kesiapan untuk masa depan. Vaksinasi remaja membantu mempersiapkan mereka untuk berbagai situasi di masa depan, seperti saat masuk perguruan tinggi, bepergian ke luar negeri, atau bekerja dalam lingkungan tertentu yang berisiko.
- Mengikuti pedoman kesehatan. Banyak negara memiliki program vaksinasi yang dianjurkan untuk remaja, yang bertujuan untuk menjaga kesehatan masyarakat secara umum.
Maka dari itu, sangat dianjurkan untuk remaja menerima imunisasi sesuai dengan jadwal yang dianjurkan oleh otoritas kesehatan setempat.
Apakah semua jenis imunisasi perlu diulang remaja?
Daftar imunisasi untuk remaja
Berikut ini daftar imunisasi untuk remaja yang tak kalah penting.
1. Vaksin Tdap
Vaksin Tdap memberikan perlindungan terhadap penyakit tetanus, difteri, dan pertusis.
Tetanus merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang dapat ditemukan di tanah. Bakteri masuk ke dalam tubuh melalui adanya luka di kulit.
Penyakit ini menyebabkan spasme otot yang dapat berujung kepada kematian akibat kesulitan bernapas.
Difteri merupakan penyakit yang lebih jarang ditemui, tetapi bisa sangat berbahaya.
Difteri dapat menimbulkan selaput tebal di bagian belakang hidung atau tenggorokan sehingga penderita sulit bernapas atau menelan. Penyakit ini juga dapat menyebabkan kelumpuhan otot napas dan gagal jantung.
Pertusis merupakan penyakit yang mudah sekali menular melalui batuk dan bersin. Penyakit ini menimbulkan batuk yang dapat bertahan hingga beberapa minggu.
Penyakit ini disebut juga dengan batuk rejan atau batuk seratus hari.
Lalu, kapan anak remaja perlu diberikan vaksin Tdap? Vaksin Tdap memang sudah diberikan sejak bayi. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan pemberian vaksin ini mulai usia 2 bulan.
Booster pertama diberikan pada usia 18 bulan, booster berikutnya saat usia 5—7 tahun. Pada remaja, vaksin ini diberikan sebagai booster pada usia 10—18 tahun.
2. Vaksin influenza
Influenza atau flu merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Penderita influenza biasanya mengalami demam, batuk, menggigil, nyeri otot, dan merasa lemas.
Penyakit ini sangat mudah menular melalui batuk, bersin, atau bahkan sekadar mengobrol tatap muka.
Tiap tahun ditemukan bayi, anak-anak, remaja maupun orang dewasa yang meninggal akibat influenza.
Influenza sangat berbahaya terutama pada orang yang memiliki penyakit jantung atau paru, usia sangat muda atau tua, dan wanita hamil.
Namun siapa saja dapat menderita influenza yang berat meskipun keadaannya sehat dan masih muda.
Lalu, kapan anak remaja perlu vaksin influenza? Vaksin influenza dapat diberikan sejak anak usia 6 bulan. Imunisasi untuk remaja jenis ini dapat diulang setiap 1 tahun.
3. Vaksin HPV
Human papillomavirus (HPV) merupakan penyebab kanker serviks pada wanita. Virus ini biasanya menular melalui hubungan seksual.
Jika Anda pernah melakukan hubungan seksual berarti Anda juga berisiko untuk terinfeksi oleh HPV.
Lalu, kapan anak remaja perlu vaksin HPV? Vaksin HPV diberikan pada anak perempuan usia 9—14 tahun sebanyak 2 dosis dengan jarak 6—15 bulan, atau pada saat kelas 5 SD untuk dosis pertama dan dosis kedua saat kelas 6 SD.
Mulai usia 15 tahun, pemberian vaksin HPV sama dengan dosis untuk orang dewasa, yaitu sebanyak 3 dosis dengan jadwal vaksin bivalen 0, 1, 6 bulan, quadrivalen atau nonavalen 0, 2, 6 bulan.
4. Vaksin tifoid
Demam tifoid atau yang sering disebut tipes merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi.
Infeksi tersebut menular lewat makanan atau minuman yang terkontaminasi. Gejala dari tipes pada anak antara lain demam, diare, nyeri kepala, dan lemas.
Apabila tidak segera ditangani, tifoid dapat menimbulkan komplikasi yang serius seperti perdarahan usus hingga pecahnya usus yang dapat menimbulkan kematian.
Lalu, kapan anak remaja perlu diberikan vaksin tifoid? Vaksin tifoid dapat diberikan sejak anak usia 2 tahun yang diulang setiap 3 tahun, termasuk saat memasuki usia remaja.
5. Vaksin hepatitis A
Hepatitis A merupakan penyakit hati yang disebabkan oleh virus. Virus tersebut ditemukan pada feses orang yang terinfeksi kemudian menyebar ke orang lain melalui makanan yang terkontaminasi.
Infeksi hepatitis A pada anak biasanya ditandai dengan kulit dan mata yang berubah warna menjadi kuning.
Lalu, kapan anak remaja perlu diberikan vaksin hepatitis A?
Vaksin hepatitis A dapat diberikan sejak anak usia 2 tahun hingga 18 tahun. Imunisasi untuk remaja ini dapat diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 6—12 bulan.
6. Vaksin varisela
Varisela (cacar air) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini mudah sekali menular lewat udara. Cacar air ditandai dengan adanya lenting pada kulit yang terasa gatal.
Cacar air menjadi berbahaya terutama pada orang yang memiliki daya tahan tubuh yang lemah. Komplikasi yang dapat ditimbulkan mulai dari infeksi kulit, infeksi paru, kerusakan otak hingga kematian.
Lalu, kapan anak remaja perlu diberikan vaksin varisela?
Vaksin varisela diberikan mulai usia 12—18 bulan. Pada usia 1—12 tahun, diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu sampai 3 bulan.
Apabila diberikan pada usia 13 tahun atau lebih, perlu diberikan sebanyak 2 kali dengan interval 4 sampai 6 minggu.
7. Vaksin dengue
Virus dengue merupakan penyebab dari demam berdarah. Virus ini ditularkan lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti.
Gejala dari infeksi dengue antara lain demam yang mendadak tinggi, nyeri kepala, nyeri di belakang bola mata, nyeri otot, lemas, mual, muntah, dan perdarahan.
Gejala dari dengue tersebut dapat berkembang hingga menjadi perdarahan yang hebat, syok, hingga menyebabkan kematian apabila tidak segera ditangani.
Lalu, kapan anak remaja perlu diberikan vaksin dengue?
Vaksin dengue diberikan pada usia 9—16 tahun. Imunisasi ini dapat diberikan untuk remaja sebanyak 3 kali dengan interval 6 bulan.
Kesimpulan
- Imunisasi remaja sangat penting untuk membantu menjaga kesehatan dari berbagai penyakit dan komplikasi serius.
- Sama seperti pada anak-anak, imunisasi pada remaja perlu dilakukan sesuai dengan jadwal yang disarankan untuk IDAI.
- Ada beberapa jenis imunisasi yang perlu diberikan pada remaja untuk kondisi tertentu, yang meliputi Tdap, influenza, HPV, tifoid, hepatitis A, varisela, dan dengue.
[embed-health-tool-vaccination-tool]