backup og meta
Kategori
Tanya Dokter
Simpan
Cek Kondisi

Imunisasi Kejar untuk Anak, Kapan Perlu Diberikan?

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 18/06/2023

    Imunisasi Kejar untuk Anak, Kapan Perlu Diberikan?

    Bertujuan untuk menjaga kesehatan anak dan mendukung tumbuh kembangnya, ia perlu menjalani serangkaian imunisasi yang telah ditentukan sesuai dengan usia. Namun, tidak jarang ada anak yang terlambat melakukan imunisasi. Pada kondisi ini, upaya terbaik adalah dengan melakukan imunisasi kejar.

    Apa yang dimaksud dengan imunisasi kejar dan bagaimana jadwalnya? Berikut informasi selengkapnya terkait imunisasi kejar.

    Apa itu imunisasi kejar?

    Bolehkah bayi dimandikan setelah imunisasi

    Imunisasi kejar adalah jenis imunisasi yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan imunisasi yang tertunda. 

    Imunisasi kejar merupakan upaya yang dilakukan untuk memberikan imunisasi yang tertinggal satu atau lebih dosis.

    Apabila anak tidak sempat mendapat imunisasi sesuai dengan jadwal usia yang telah ditentukan, maka imunisasi kejar perlu dilakukan.

    Meski bisa dilakukan, imunisasi kejar sebenarnya tidak disarankan. Imunisasi sebaiknya dilakukan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.

    Ini karena jadwal imunisasi telah disesuaikan dengan tingkat kekebalan tubuh anak terhadap penyebab penyakit.

    Imunisasi yang dilakukan sesuai jadwal juga bisa membantu mencegah terjadinya wabah secara luas dan penyebaran penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).

    Oleh karena itu, para orangtua disarankan untuk memeriksa kelengkapan imunisasi dasar dan lanjutan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

    Akan tetapi, bila ada imunisasi yang tertinggal, segera lengkapi dengan melakukan imunisasi kejar.

    Siapa yang boleh mendapatkan?

    Imunisasi kejar dapat diberikan pada anak yang berusia hingga 36 bulan atau 3 tahun.
    Pelaksanaan imunisasi kejar bisa dilakukan bersama dengan jadwal imunisasi rutin atau dibuat jadwal khusus.

    Jenis dan jadwal imunisasi kejar

    Pemberian jenis dan jadwal imunisasi kejar dapat disesuaikan dengan imunisasi dasar dan lanjutan.

    Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2020, berikut jenis dan jadwal imunisasi dasar dan lanjutan yang dapat dikejar.

    1. Hepatitis B

    vaksinasi dan imunisasi dan vaksinasi

    Jika anak belum pernah mendapat imunisasi hepatitis B sama sekali sejak lahir, imunisasi kejar bisa dilakukan kapan saja.

    Imunisasi dapat diberikan tanpa harus dilakukan pemeriksaan kadar anti hepatitis B terlebih dahulu.

    2. Haemophilus Influenzae B (Hib)

    Jika anak masih berusia 1—5 tahun, dosis imunisasi kejar untuk Haemophilus Influenzae B (Hib) cukup diberikan 1 kali.

    Sementara jika anak sudah berusia di atas 5 tahun, imunisasi tidak perlu dilakukan. Penyakit Hib ini hanya menyerang anak di bawah usia 5 tahun.

    3. Difteri, Pertusis, Tetanus (DPT)

    Jika ada dosis yang terlambat diberikan, terlepas dari berapa lama jarak dari dosis sebelumnya, tidak perlu mengulang dari awal pemberian imunisasi DPT.

    Pemberian imunisasi bisa dilanjutkan sesuai dengan jadwal.

    Sementara itu, bila anak belum pernah mendapat imunisasi dasar sama sekali pada usia kurang dari 12 bulan, jarak pemberian vaksin DPT dapat dilakukan sesuai dengan jadwal normal.

    Untuk anak usia 9—12 bulan, berikut jadwal pemberian dosisinya.

    • Jarak minimal pemberian antara dosis pertama dan kedua yaitu 4 minggu (1 bulan).
    • Jarak minimal dosis kedua dan ketiga yaitu 4 minggu (1 bulan).
    • Jarak minimal dosisi ketiga dan keempat yaitu 12 bulan.

    Untuk anak usia >12 bulan, berikut pembagian dosisinya.

    • Jarak minimal dosis pertama dan kedua yaitu 4 minggu (1 bulan).
    • Jarak minimal dosis kedua dan ketiga yaitu 6 bulan.
    • Jarak minimal dosisi ketiga dan keempat yaitu 12 bulan.

    Apabila pemberian dosis ke-4 sebelum berumur 4 tahun, pemberian dosis ke-5 dapat dilakukan paling cepat sekitar 6 bulan setelahnya.

    Sementara bila pemberian dosis dilakukan setelah umur 4 tahun, dosis ke-5 tidak perlu diberikan.

    4. Polio

    Jika ada dosis imunisasi polio yang terlambat diberikan, tidak perlu mengulang pemberian dosis dari awal.

    Imunisasi dapat langsung dilanjutkan sesuai dengan jadwal, terlepas dari jarak dengan dosis sebelumnya.

    Jarak pemberian masing-masing dosis imunisasi polio kejar yaitu minimal 4 minggu.

    5. Bacillus Calmette Guerine (BCG)

    Imunisasi Bacillus Calmette Guerine (BCG) yang terlambat diberikan dapat dikejar paling lambat saat bayi masih berumur 11 bulan (<1 tahun).

    6. Campak

    Jika anak terlambat atau belum pernah mendapat imunisasi campak, dosis dapat diberikan kapan saja saat ia masih berusia 9—12 bulan.

    Jarak minimal pemberian antara dosis pertama dan kedua yaitu 6 bulan. Namun, jika anak sudah berusia di atas 1 tahun, vaksin ini dapat diganti dengan imunisasi MMR.

    7. MMR

    Minimal jarak pemberiaan imunisasi MMR dengan campak harus sekitar 6 bulan. Sementara dengan jenis imunisasi lain, minimal jarak sekitar 1 bulan sesudah atau sebelum.

    Pada dasarnya, cukup berikan imunisasi campak 2 kali atau MMR 2 kali.

    Bila anak telah mendapat imunisasi MMR pada usia 12—18 bulan dan diulang di usia 6 tahun, imunisasi campak tidak perlu dilakukan kembali.

    8. Pneumokokus

    Jika terlambat memberi imunisasi pneumokokus (PCV) pada anak sesuai jadwal, Anda bisa melakukan imunisasi kejar di bulan berikutnya.

    Sebagai contoh, bila anak belum sempat mendapat dosis di usia 2 bulan, ia bisa mendapat imunisasi kejar saat berusia 3 bulan.

    Dengan jarak pemberian masing-masing dosis yaitu 8 minggu.

    Begitupun seterusnya, disesuaikan dengan jarak normal pemberian dosis. Artinya, anak bisa mendapat dosis selanjutnya yang seharusnya diberikan di usia 4 bulan, menjadi di usia 5 bulan.

    Sementara itu, untuk dosis booster yang normalnya dilakukan pada usia 12—15 bulan dapat dikejar hingga anak paling lambat berusia 5 tahun.

    9.  Rotavirus

    Apabila anak belum pernah mendapat imunisasi rotavirus sama sekali hingga berusia lebih dari 6—8 bulan, maka vaksin ini tidak perlu diberikan.

    Hal ini karena belum ada studi yang mendukung keamanan penggunaan dosis pada anak dalam golongan usia tersebut.

    10. Influenza

    Pada anak berusia kurang dari 8 tahun yang belum pernah mendapat imunisasi influenza, dapat diberikan 2 dosis dengan jarak pemberian minimal 4—6 minggu.

    Sementara untuk anak dengan usia lebih dari 8 tahun, imunisasi influenza cukup diberikan sebanyak 1 dosis.

    11. Varisela

    Jika imunisasi varisela terlambat dilakukan, imunisasi kejar dapat diberikan kapan pun.

    Imunisasi ini bisa diberikan sampai usia dewasa.

    12. Hepatitis A dan tifoid

    Imunisasi hepatitis A dan tifoid yang belum sempat dilakukan sama-sama bisa dikejar mulai dari anak berusia 3—18 tahun.

    Namun, imunisasi tifoid disarankan untuk diulang setiap 3 tahun sekali.

    Agar mencapai kadar yang tepat sebagai perlindungan tubuh, maka imunisasi harus diberikan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.

    Akan tetapi, terkadang dosis vaksin bisa terlewat atau terlambat. Untuk membantu memenuhi kebutuhan kadar yang diperlukan, imunisasi kejar dapat dilakukan sesuai dengan masing-masing jenis dan jadwal.

    Catatan

    Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Reikha Pratiwi · Tanggal diperbarui 18/06/2023

    advertisement iconIklan

    Apakah artikel ini membantu?

    advertisement iconIklan
    advertisement iconIklan