Gejala dengue shock syndrome (DSS) pada anak
Kasus DBD biasa dapat berubah menjadi genting ketika anak sampai mengalami dengue shock syndrome (DSS). Demam syok merupakan kondisi yang mengancam nyawa. Syok terjadi karena tubuh mengalami perdarahan berlebihan tiba-tiba akibat kebocoran pada pembuluh darah.
Berikut gejalanya pada anak:
- Perdarahan tiba-tiba dan terus menerus dari bagian tubuh mana pun
- Tekanan darah menurun drastis
- Kegagalan fungsi organ
- Mual dan muntah
- Rasa gatal terus-menerus di telapak kaki
- Nafsu makan berkurang atau sama sekali hilang.
Jenis demam berdarah ini seringkali berakibat fatal pada anak-anak. Kuncinya, jangan segera menghentikan pengobatan DBD saat demam anak turun dan suhu tubuhnya sudah normal. Ini justru menandakan anak sedang dalam fase kritis.
Jika tidak ditangani, trombosit darah anak akan semakin sedikit sehingga berisiko menyebabkan perdarahan dalam yang tidak disadari.
Diagnosis demam berdarah pada anak

Jika orang tua mencurigai gejala DBD pada anak, segera bawa ke dokter. Terlebih apabila anak baru-baru ini bepergian ke tempat rawan DBD dan mengeluhkan tidak enak badan.
Sebelum meresmikan diagnosis demam berdarah pada anak, dokter akan lebih dulu melakukan pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatannya terkait gejala yang dirasa.
Dokter juga mungkin akan mengambil sampel darah anak untuk memastikan keberadaan virus dengue. Tes darah juga dilakukan untuk memeriksa keberadaab antibodi yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh anak sebagai respons terhadap infeksi.
Nantinya dokter dapat memutuskan apakah anak Anda perlu diopname di rumah sakit atau bisa rawat jalan.
Pada umumnya, kemungkinan anak bukan sakit DBD jika demamnya bertahan lebih dari seminggu setelah digigit nyamuk.
Pengobatan dan perawatan demam berdarah pada anak
Sampai saat ini tidak ada obat yang tersedia khusus untuk menangani demam berdarah. Dokter biasanya akan memberikan variasi lebih dari satu cara penanganan untuk meredakan gejala sekaligus mencegah kondisi anak semakin parah.
Umumnya, pengobatan demam berdarah pada anak meliputi:
1. Banyak minum cairan
Anak yang sakit DBD perlu minum banyak air untuk menurunkan demamnya, meredakan nyeri otot, juga sekaligus mencegah risiko dehidrasi dan syok. Maka, pastikan anak mendapatkan asupan cairan setiap beberapa menit. Jangan tunggu sampai anak haus.
Cairan bisa berupa air mineral, susu, jus buah segar (bukan kemasan), makanan berkuah hangat. Berikan pula anak cairan isotonik. Minuman isotonik berfungsi lebih baik mengembalikan cairan tubuh daripada air putih biasa.
Cairan isotonik juga mengandung elektrolit yang dapat mencegah kebocoran plasma darah pada anak pengidap DBD.
2. Minum obat pereda nyeri
Keluhan demam, badan pegal linu, dan sakit kepala yang dialami anak juga dapat ditangani dengan minum obat pereda nyeri seperti paracetamol.
Namun, jangan berikan anak Anda obat penghilang rasa sakit yang mengandung aspirin, salisilat, atau ibuprofen. Kedua obat tersebut dapat meningkatkan risiko anak Anda mengalami perdarahan dalam.
3. Infus cairan
Pemasangan infus umumnya menjadi metode pengobatan DBD yang utama di rumah sakit. Infus berfungsi untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang, mengalirkan asupan vitamin serta obat, serta menormalkan tekanan serta aliran darah untuk mencegah risiko dehidrasi dan syok.
Setelah diinfus, kondisi anak umumnya dapat mulai membaik dan kadar trombositnya perlahan kembali normal. Kemungkinan besar anak tidak lagi memerlukan perawatan khusus lebih lanjut jika demikian.
Jika kondisi anak justru memburuk dan terapi infus dirasa tidak cukup, dokter mungkin menyarankan transfusi trombosit. Cara ini bertujuan menambah jumlah keping darah selama kena demam berdarah. Namun, transfusi hanya ditujukan bagi anak yang mengalami gejala perdarahan berat seperti mimisan tidak berhenti atau BAB berdarah.
4. Istirahat cukup
Selama menjalani pengobatan demam berdarah, anak yang sakit akan diwajibkan untuk istirahat total alias bed rest. Istirahat dapat mempercepat datangnya masa penyembuhan penyakit. Istirahat juga dapat membantu pemulihan jaringan tubuh yang rusak akibat infeksi demam berdarah.
Maka, orangtua harus memastikan bahwa anaknya mendapatkan istirahat yang cukup. Jika diopname di rumah sakit, dokter dapat memberikan anak pengidap DBD obat tertentu agar cepat mengantuk agar bisa istirahat total.
Cara mencegah demam berdarah pada anak
Orangtua dapat mencegah penularan demam berdarah pada anak di rumah dengan menjaga kebersihan lingkungan.
Pastikan bak mandi dan wadah penampung air lainnya di rumah rajin dikuras minimal 1 minggu sekali untuk mematikan jentik nyamuk. Menimbun sampah bekas seperti kaleng dan ember tidak terpakai juga sangat disarankan guna menghindari nyamuk berkembang biak.
Penting juga untuk rutin fogging, menyingkirkan tumpukan baju kotor di rumah, mengoleskan obat nyamuk di seluruh badan sebelum tidur malam, dan mendapatkan vaksin demam berdarah.
Cara-cara tersebut tidak hanya membantu mencegah demam berdarah pada anak sendiri, tapi juga mencegah penyebaran penyakit ke lingkungan sekitar.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar