Kategori
Cek Kondisi
Tanya Dokter
Simpan

Tak Perlu Bingung, Ini 7 Pilihan KB yang Aman untuk Ibu Menyusui

Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None


Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 21/04/2021

    Tak Perlu Bingung, Ini 7 Pilihan KB yang Aman untuk Ibu Menyusui

    Ada jeda waktu tertentu sampai Anda boleh hamil kembali setelah melahirkan. Selama masa menyusui ini, ibu biasanya membutuhkan alat kontrasepsi atau KB yang aman untuk mencegah kehamilan. Menyusui bayi mungkin bisa menjadi alat kontrasepsi alami, tetapi mungkin tidak bisa diandalkan dalam jangka panjang.

    Anda tentu membutuhkan alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan dalam waktu yang lebih lama. Namun, jangan sembarangan memilih alat kontrasepsi atau KB untuk ibu menyusui. Apa saja pilihan yang aman dan bagus?

    Pilihan KB yang aman untuk ibu menyusui

    Pemberian ASI eksklusif kepada bayi sebenarnya bisa menjadi metode untuk mencegah kehamilan bagi ibu menyusui atau disebut amenore laktasi.

    Ya, manfaat ASI salah satunya bisa membantu menunda kehamilan setelah melahirkan asal ASI diberikan tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya.

    Nah, salah satu tantangan menyusui yang kerap dihadapi ibu yakni menyusui saat hamil. Hal ini biasanya menjadi alasan mengapa ibu ingin menunda kehamilan saat menyusui.

    Semua alat kontrasepsi atau KB umumnya aman untuk digunakan oleh ibu menyusui aman, seperti dijelaskan dalam Planned Parenthood.

    Meski begitu, alat kontrasepsi atau KB yang mengandung hormon estrogen dapat menurunkan produksi ASI ibu menyusui.

    Atas dasar itulah ibu menyusui dianjurkan untuk lebih cermat dalam memilih alat kontrasepsi atau pil KB guna menunda kehamilan.

    Berikut beberapa jenis KB atau alat kontrasepsi untuk ibu menyusui:

    1. Alat kontrasepsi pil

    Pil KB merupakan satu dari beberapa pilihan alat kontrasepsi bagi ibu menyusui. Kontrasepsi dengan metode pil ini menawarkan ibu dua pilihan yang berbeda, yakni pil KB kombinasi dan pil KB mini.

    Berikut dua jenis alat kontrasepsi pil KB untuk ibu menyusui:

    Pil KB kombinasi

    minum pil kb saat puasa

    Pil KB kombinasi adalah jenis kontrapsepsi hormonal yang berisi kandungan ethinylestradiol, yakni gabungan dari hormon estrogen dan progestin.

    Kedua hormon tersebut sebenarnya diproduksi secara alami di dalam tubuh wanita.

    Oleh karena itu, pil KB kombinasi juga disebut sebagai versi sintetis dari hormon estrogen dan progestin.

    Agar kerjanya lebih optimal dalam mencegah kehamilan, kontrasepsi yang satu ini dianjurkan untuk diminum secara rutin setiap hari.

    Namun sayangnya, alat kontrasepsi pil KB kombinasi dinilai dapat menurunkan produksi ASI untuk ibu menyusui.

    Akibatnya, pil KB kombinasi dapat membuat jangka waktu pemberian ASI eksklusif bisa lebih singkat daripada seharusnya.

    Hal ini diduga karena adanya pengaruh dari hormon estrogen yang ada di dalam pil KB kombinasi.

    Atas dasar inilah, pil KB kombinasi biasanya tidak terlalu disarankan untuk diminum oleh ibu menyusui.

    Terlebih karena pil KB kombinasi dapat menyebabkan penggumpalan darah untuk ibu menyusui jika dikonsumsi dalam beberapa minggu setelah kelahiran atau di masa awal menyusui.

    Inilah mengapa dokter biasanya baru memberikan pil KB kombinasi dalam 5-6 minggu setelah melahirkan.

    Pil KB mini

    manfaat pil kb minum pil kb

    Sementara itu, pil KB mini atau disebut juga minipill, hanya mengandung progestin di dalamnya, mengutip dari Mayo Clinic.

    Melihat dari kandungannya, mungkin Anda sudah mulai bisa menilai kalau pil KB mini bisa menjadi pilihan yang lebih aman untuk ibu menyusui dibandingkan dengan pil KB kombinasi.

    Ini karena tidak ada kandungan estrogen di dalam pil KB mini sehingga dipercaya tidak berpengaruh terhadap produksi ASI.

    Pil KB mini yang hanya mengandung hormon progesteron atau progestin justru dapat membantu melancarkan atau memperbanyak produksi ASI.

    Biasanya, ibu menyusui bisa mulai menggunakan pil KB mini setelah sekitar 6-8 minggu usai melahirkan. Pil KB mini umumnya bisa diperoleh atas resep dokter.

    Aturan minum pil KB mini

    Ibu menyusui perlu tahu cara minum pil kb mini yakni harus diminum di waktu yang sama setiap hari.

    Setiap kemasan pil KB mini terdiri dari 28 pil dengan rincian 21 pil berisi hormon dan sisa 7 lainnya berupa pil kosong atau tidak mengandung hormon.

    Cara minum pil KB mini yang aman untuk ibu menyusui pada dasarnya sama seperti pil KB kombinasi.

    Jika pil KB kombinasi harus diminum rutin setiap hari, termasuk untuk ibu menyusui, tidak jauh berbeda dengan pil KB kombinasi.

    Selain harus diminum setiap hari, pil KB kombinasi juga sebaiknya diminum di waktu yang sama setiap hari.

    Selama 21 hari Anda harus minum sebanyak 21 pil hormon setiap harinya di waktu yang sama dan dilanjutkan dengan 7 pil kosong selama 7 hari.

    Selama satu minggu masa minum pil kosong ini, Anda akan menstruasi seperti biasa. Aturan bahwa pil KB mini harus diminum setiap hari di jam yang sama ternyata memiliki alasan tersendiri.

    Aturan minum pil KB mini yang aman untuk ibu menyusui bertujuan menjaga agar kadar hormon di dalam tubuh ibu tetap stabil.

    Pasalnya, pil KB mini mengandung lebih sedikit hormon progestin dibandingkan dengan pil KB kombinasi (pil yang berisi progesteron dan estrogen).

    Ini dapat menyebabkan kerja hormon progestin dalam pil KB mini hanya mampu bertahan selama 24 jam pada lendir serviks (leher rahim), tepat saat Anda meminumnya.

    Padahal, lendir serviks bertugas untuk menghalangi masuknya sperma ke dalam rahim saat berhubungan intim.

    Dampak tidak minum pil KB mini tepat waktu

    Ketika ibu menyusui lupa minum pil KB atau tidak diminum tepat waktu, kemungkinan dapat berisiko menyebabkan kehamilan.

    Segera minum dosis pil KB mini yang terlewat ketika Anda ingat.

    Tidak masalah untuk minum dua pil ini sekaligus dalam satu hari, asal tidak lebih dari 12 jam di hari yang sama.

    Setelahnya, lanjutkan untuk minum dosis pil ini seperti biasa selama ibu sedang menyusui.

    2. IUD

    hamil pakai IUD

    Alat kontrasepsi IUD (intrauterine device) merupakan alat KB jangka panjang yang tidak permanen. Jika Anda memilih alat KB ini, dokter akan memasukkan alat yang berbentuk seperti huruf T ini ke dalam rahim Anda.

    Pemasangan alat kontrasepsi atau KB IUD untuk ibu menyusui setidaknya dilakukan dalam waktu enam minggu setelah melahirkan.

    Sama halnya seperti pil KB, alat kontrasepsi atau KB IUD yang aman dan bagus untuk ibu menyusui juga terbagi atas dua jenis.

    Pertama yakni IUD tembaga alias tidak mengandung hormon sama sekali dan kedua yaitu IUD yang berisi hormon progesteron (progestin).

    Keduanya bisa Anda pilih sebagai alat kontrasepsi atau KB yang aman dan bagus digunakan untuk ibu menyusui karena tidak memengaruhi produksi ASI.

    Alat kontrasepsi atau KB IUD dari tembaga tidak mengandung hormon sehingga tidak memengaruhi produksi ASI ibu menyusui.

    Sementara alat kontrasepsi atau KB IUD hormonal mengandung kadar hormon progesteron yang rendah.

    Oleh karena itu, alat kontrasepsi IUD hormonal juga tidak akan menyebabkan masalah pada produksi ASI untuk ibu menyusui.

    IUD hormonal bekerja dengan cara mengentalkan lendir serviks dan menipiskan lapisan rahim untuk mencegah pembuahan sel telur dan penempelan (implantasi).

    Masa kerja IUD hormonal untuk mencegah kehamilan yakni selama 3-5 tahun. Sementara IUD tembaga bekerja dengan cara mencegah sperma membuahi sel telur.

    Penggunaan alat kontrasepsi atau KB IUD tembaga yang aman dan bagus untuk ibu menyusui dapat membantu mencegah kehamilan hingga 10 tahun.

    3. Implan

    KB implan susuk yang aman untuk ibu menyusui

    Jika ibu tidak suka ada alat yang dimasukkan ke dalam rahim, seperti IUD, Anda bisa mencoba alat kontrasepsi atau KB berupa KB implan untuk masa menyusui.

    Alat kontrasepsi atau KB implan bagi ibu menyusui mengandung hormon progesteron (progestin) dan ditempatkan di bawah kulit pada lengan atas.

    Alat kontrasepsi atau KB implan yang aman bisa dipakai untuk mencegah kehamilan pada ibu menyusui selama sekitar tiga tahun.

    Penggunaan KB implan yang aman tidak akan memengaruhi produksi ASI untuk ibu menyusui karena hanya mengandung hormon progesteron.

    4. Alat kontrasepsi suntik

    kb pandemi covid-19

    Alat kontrasepsi KB suntik bisa diberikan kepada ibu menyusui setiap tiga bulan sekali di penyedia layanan kesehatan.

    Alat kontrasepsi KB suntik ini aman untuk ibu menyusui karena hanya mengandung hormon progesteron yang tidak akan mengganggu produksi ASI.

    Namun, kelemahannya adalah kesuburan ibu menyusui lebih sulit untuk kembali setelah berhenti mendapatkan suntikan dari alat kontrasepsi KB suntik ini.

    Ibu menyusui mungkin membutuhkan waktu sekitar 1 tahun untuk mengembalikan masa subur setelah menggunakan alat kontrasepsi KB suntik.

    5. Patch atau koyo

    telat suntik kb

    Ibu menyusui bisa menempel patch KB di punggung, lengan, perut, atau bokong selama seminggu guna membantu menunda kehamilan. Sayangnya, patch KB mengandung hormon estrogen dan progesteron.

    Alat kontrasepsi atau KB ini mungkin bukan pilihan terbaik bagi ibu menyusui karena mengandung hormon estrogen yang dapat memengaruhi produksi ASI.

    Namun, jika ibu ingin menggunakannya, sebaiknya tunggulah sampai enam minggu setelah melahirkan.

    6. Cincin vagina

    kb non hormonal yang aman untuk ibu menyusui

    Ibu menyusui bisa menggunakan alat kontrasepsi atau KB cincin dengan cara menempatkannya di dalam vagina dalam kurun waktu tiga minggu. Cincin vagina ini mengandung hormon estrogen dan progesteron.

    Artinya, metode alat kontrasepsi atau KB ini juga merupakan pilihan yang kurang baik bagi ibu menyusui karena berisi hormon estrogen.

    Jika Anda ibu menyusui ingin menggunakan alat kontrasepsi atau KB ini, tunggulah waktu sampai enam minggu setelah melahirkan guna menunda kehamilan.

    7. Metode penghalang KB yang aman untuk ibu menyusui

    pakai kondom bisa hamil / kesalahan pakai kondom

    Metode penghalang bertujuan untuk menghalangi sperma masuk ke dalam rahim Anda. Alat kontrasepsi atau KB dengan metode penghalang tidak mengandung hormon sama sekali sehingga tidak masalah jika digunakan oleh ibu menyusui.

    Kondom

    Kondom termasuk alat kontrasepsi atau KB yang aman untuk ibu menyusui dan dipakai setiap kali berhubungan seksual.

    Kondom merupakan KB yang mudah dan aman untuk digunakan ibu selama menyusui.

    Jika ibu menyusui juga menggunakan alat kontrasepsi atau KB berupa spermisida (foam atau krim yang dapat membunuh sperma), kemungkinannya cukup kecil untuk hamil lagi.

    KB dengan spermisida juga tidak mengandung hormon sehingga aman digunakan untuk ibu menyusui.

    Diafragma

    Alat ini dirancang untuk menutup serviks sehingga menghalangi sperma masuk. Ibu menyusui bisa menggunakannya enam minggu atau lebih setelah melahirkan.

    Hal ini karena penggunaan diafragma harus disesuaikan dengan ukuran tubuh Anda.

    Kap serviks

    Metode KB atau alat kontrasepsi dengan kap ini juga berfungsi untuk menutupi serviks.

    Serviks akan melebar sedikit selama melahirkan sehingga mungkin ibu menyusui perlu menunggu setidaknya 6 minggu setelahnya untuk menggunakan KB ini.

    Tetap perhatikan penggunaan KB yang aman untuk ibu menyusui

    tantangan menyusui

    Ibu menyusui sebaiknya memilih alat kontrasepsi atau KB yang tidak mengandung hormon estrogen untuk menunda kehamilan.

    Lagi-lagi, hormon estrogen dapat menurunkan produksi ASI sehingga jadwal menyusui bisa saja menjadi lebih singkat.

    Namun, tidak semua ibu menyusui menggunakan alat kontrasepsi mengandung estrogen mengalami penurunan produksi ASI.

    Agar lebih aman, ada baiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi alat kontrasepsi atau KB yang bagus dan aman saat ibu sedang menyusui.

    Jika Anda mengalami masalah ibu menyusui dan sedang menggunakan alat kontrasepsi hormonal, sebaiknya hentikan terlebih dahulu penggunaannya.

    Hal ini bertujuan untuk melihat apakah alat kontrasepsi yang Anda gunakan memengaruhi produksi ASI Anda.

    Biasanya, ibu menyusui kerap mengeluhkan produksi ASI sedikit sehingga sulit menambah berat badan bayi.

    Anda bisa mencoba meningkatkan produksi ASI dengan makan makanan ibu menyusui maupun rutin menggunakan pompa ASI untuk mengeluarkan ASI.

    Tak lupa, pastikan Anda menerapkan cara menyimpan ASI yang benar agar tidak cepat basi.

    Disclaimer

    Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.

    Ditinjau secara medis oleh

    dr. Damar Upahita

    General Practitioner · None


    Ditulis oleh Karinta Ariani Setiaputri · Tanggal diperbarui 21/04/2021

    Iklan

    Apakah artikel ini membantu?

    Iklan
    Iklan