Penggunaan KB implan yang aman tidak akan memengaruhi produksi ASI untuk ibu menyusui karena hanya mengandung hormon progesteron.
4. Alat kontrasepsi suntik

Alat kontrasepsi KB suntik bisa diberikan kepada ibu menyusui setiap tiga bulan sekali di penyedia layanan kesehatan.
Alat kontrasepsi KB suntik ini aman untuk ibu menyusui karena hanya mengandung hormon progesteron yang tidak akan mengganggu produksi ASI.
Namun, kelemahannya adalah kesuburan ibu menyusui lebih sulit untuk kembali setelah berhenti mendapatkan suntikan dari alat kontrasepsi KB suntik ini.
Ibu menyusui mungkin membutuhkan waktu sekitar 1 tahun untuk mengembalikan masa subur setelah menggunakan alat kontrasepsi KB suntik.
5. Patch atau koyo

Ibu menyusui bisa menempel patch KB di punggung, lengan, perut, atau bokong selama seminggu guna membantu menunda kehamilan. Sayangnya, patch KB mengandung hormon estrogen dan progesteron.
Alat kontrasepsi atau KB ini mungkin bukan pilihan terbaik bagi ibu menyusui karena mengandung hormon estrogen yang dapat memengaruhi produksi ASI.
Namun, jika ibu ingin menggunakannya, sebaiknya tunggulah sampai enam minggu setelah melahirkan.
6. Cincin vagina

Ibu menyusui bisa menggunakan alat kontrasepsi atau KB cincin dengan cara menempatkannya di dalam vagina dalam kurun waktu tiga minggu. Cincin vagina ini mengandung hormon estrogen dan progesteron.
Artinya, metode alat kontrasepsi atau KB ini juga merupakan pilihan yang kurang baik bagi ibu menyusui karena berisi hormon estrogen.
Jika Anda ibu menyusui ingin menggunakan alat kontrasepsi atau KB ini, tunggulah waktu sampai enam minggu setelah melahirkan guna menunda kehamilan.
7. Metode penghalang KB yang aman untuk ibu menyusui

Metode penghalang bertujuan untuk menghalangi sperma masuk ke dalam rahim Anda. Alat kontrasepsi atau KB dengan metode penghalang tidak mengandung hormon sama sekali sehingga tidak masalah jika digunakan oleh ibu menyusui.
Kondom
Kondom termasuk alat kontrasepsi atau KB yang aman untuk ibu menyusui dan dipakai setiap kali berhubungan seksual.
Kondom merupakan KB yang mudah dan aman untuk digunakan ibu selama menyusui.
Jika ibu menyusui juga menggunakan alat kontrasepsi atau KB berupa spermisida (foam atau krim yang dapat membunuh sperma), kemungkinannya cukup kecil untuk hamil lagi.
KB dengan spermisida juga tidak mengandung hormon sehingga aman digunakan untuk ibu menyusui.
Diafragma
Alat ini dirancang untuk menutup serviks sehingga menghalangi sperma masuk. Ibu menyusui bisa menggunakannya enam minggu atau lebih setelah melahirkan.
Hal ini karena penggunaan diafragma harus disesuaikan dengan ukuran tubuh Anda.
Kap serviks
Metode KB atau alat kontrasepsi dengan kap ini juga berfungsi untuk menutupi serviks.
Serviks akan melebar sedikit selama melahirkan sehingga mungkin ibu menyusui perlu menunggu setidaknya 6 minggu setelahnya untuk menggunakan KB ini.
Tetap perhatikan penggunaan KB yang aman untuk ibu menyusui

Ibu menyusui sebaiknya memilih alat kontrasepsi atau KB yang tidak mengandung hormon estrogen untuk menunda kehamilan.
Lagi-lagi, hormon estrogen dapat menurunkan produksi ASI sehingga jadwal menyusui bisa saja menjadi lebih singkat.
Namun, tidak semua ibu menyusui menggunakan alat kontrasepsi mengandung estrogen mengalami penurunan produksi ASI.
Agar lebih aman, ada baiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi alat kontrasepsi atau KB yang bagus dan aman saat ibu sedang menyusui.
Jika Anda mengalami masalah ibu menyusui dan sedang menggunakan alat kontrasepsi hormonal, sebaiknya hentikan terlebih dahulu penggunaannya.
Hal ini bertujuan untuk melihat apakah alat kontrasepsi yang Anda gunakan memengaruhi produksi ASI Anda.
Biasanya, ibu menyusui kerap mengeluhkan produksi ASI sedikit sehingga sulit menambah berat badan bayi.
Anda bisa mencoba meningkatkan produksi ASI dengan makan makanan ibu menyusui maupun rutin menggunakan pompa ASI untuk mengeluarkan ASI.
Tak lupa, pastikan Anda menerapkan cara menyimpan ASI yang benar agar tidak cepat basi.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar