ASI merupakan makanan terbaik bayi sampai ia usia 6 bulan. Namun, jangan khawatir jika Anda bekerja dan tetap ingin memberikan ASI eksklusif kepada bayi. ASI bisa disimpan di rumah asalkan Anda paham cara menyimpan dan mempersiapkan yang tepat.
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
ASI merupakan makanan terbaik bayi sampai ia usia 6 bulan. Namun, jangan khawatir jika Anda bekerja dan tetap ingin memberikan ASI eksklusif kepada bayi. ASI bisa disimpan di rumah asalkan Anda paham cara menyimpan dan mempersiapkan yang tepat.
Lantas, bagaimana cara penyimpanan ASI perah, menghangatkan, dan mencairkan ASI beku yang benar?
Sibuk bekerja maupun banyak melakukan aktivitas di luar rumah sebenarnya bukan menjadi halangan untuk tetap memberikan ASI eksklusif.
Bahkan, ketika ada tantangan menyusui dan masalah ibu menyusui, Anda masih memungkinkan untuk memberikan ASI.
Bagaimana pun juga ada banyak manfaat ASI yang bisa diperoleh oleh bayi maupun ibu.
Sebelum beranjak ke luar rumah, saat sedang senggang, maupun di sela-sela kesibukan di kantor Anda bisa memerah ASI menggunakan alat pompa ASI.
Memompa juga bisa dilakukan ketika Anda tidak punya waktu untuk menyusui bayi secara langsung di posisi menyusui yang nyaman.
Akan tetapi, jangan sepelekan penyimpanan ASI setelah dipompa. ASI merupakan cairan yang bersih dan steril jika langsung diberikan dengan menyusui bayi.
Itulah mengapa jika ASI bayi dimasukkan ke dalam botol untuk disimpan, tentu kebersihan wadah penyimpanan tersebut harus diperhatikan.
Berikut anjuran cara menyimpan ASI perah yang benar.
Cara menyimpan ASI di dalam botol dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
Meski berbahan dasar plastik, Anda tidak perlu khawatir mengenai keamanannya saat digunakan.
Botol plastik biasanya telah dirancang sedemikian rupa sehingga aman untuk bayi.
Jika Anda tidak ingin membeli botol ASI plastik yang mengandung bahan kimia tertentu, coba pilih botol yang bebas dari BPA (bisphenol-A), melansir dari Mayo Clinic.
BPA merupakan jenis bahan kimia yang biasanya digunakan dalam pembuatan berbagai produk, seperti wadah makanan atau minuman maupun produk kebersihan.
Pilihan lainnya, Anda bisa mencari botol dengan nomor daur ulang “5″, karena terbuat dari polipropilen (PP atau polypropylene).
Label PP atau nomor daur ulang 5 yang terletak di bagian bawah botol merupakan pilihan bahan plastik yang baik.
Bukan hanya berlaku untuk menyimpan ASI, botol ini nantinya juga bisa digunakan saat menyusui bayi. Sebagai wadah penyimpan air susu ibu, botol plastik memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan.
Berikut kelebihan dan kekurangan botol ASI plastik.
Kelebihan botol ASI plastik
Kekurangan botol ASI plastik
Jika ingin lebih memastikan botol ASI yang Anda pakai aman dan bebas dari BPA, Anda bisa menggunakan bahan kaca.
Ketimbang botol plastik, botol ASI kaca memang jauh lebih berat yang mungkin akan menyulitkan bayi untuk memegangnya saat menyusu.
Meski begitu, jangan khawatir botol ASI kaca ini akan mudah pecah. Sebagai solusinya, Anda bisa memilih botol dari bahan kaca yang dilengkapi dengan penutup botol berbahan silikon.
Silikon ini hadir dalam bentuk yang sesuai dan pas dengan botol sehingga bisa membantu melindunginya agar tidak mudah pecah.
Berikut kelebihan dan kekurangan botol ASI kaca:
Kelebihan botol ASI kaca
Kekurangan botol ASI kaca
Plastik dengan disposable liner adalah botol berbahan plastik, tapi dilengkapi dengan plastik sekali pakai yang sudah disterilkan.
Plastik sekali pakai yang sudah steril (disposable sterilized liner) ini ada di dalam botol dan berfungsi sebagai tempat menampung ASI perah.
Akan tetapi, sesuai namanya, disposable sterilized liner hanya bisa digunakan sekali dan kemudian dibuang.
Berikut kelebihan dan kekurangan botol ASI plastik dengan disposable liner.
Kelebihan plastik dengan disposable liner
Kekurangan plastik dengan disposable liner
Selain disimpan di dalam botol, ASI perah juga bisa ditampung di dalam kantong. Kantong ASI sudah steril jadi tidak pelu disterilkan atau dibersihkan terlebih dahulu sebelum digunakan.
Namun, pastikan Anda memilih kantong ASI dengan segel rapat dan memiliki kualitas yang baik. Dengan begitu, ASI perah yang ditampung di dalamnya tidak mudah bocor atau tumpah.
Kika dibandingkan dengan botol, penggunaan kantong tidak terlalu memakan tempat di dalam ruang penyimpan.
Akan tetapi, ASI yang disimpan di dalam kantong tetap harus dipindahkan ke dalam botol saat hendak diberikan kepada bayi.
Secara keseluruhan, berikut perbandingan kelebihan dan kekurangan pemakaian kantong dalam cara menyimpan ASI perah.
Kelebihan kantong ASI
Kekurangan kantong ASI
Berbagai wadah penyimpan air susu ibu baik itu botol plastik, botol kaca, botol plastik dengan disposable liner, bahkan kantong, memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Pastikan penggunaan wadah penyimpanan dalam bentuk botol maupun kantong ini sesuai dengan kebutuhan dan selera Anda.
Berikut berbagai hal penting dalam cara menyimpan ASI perah yang harus Anda perhatikan.
Aturan penyimpanan lain yang juga tidak boleh luput dari perhatian Anda yakni lama waktu penyimpanannya.
Lama waktu penyimpanan ASI tergantung dari tempat di mana Anda menyimpan ASI tersebut dan kapan jadwal menyusui bayi.
Semakin cepat ASI digunakan, semakin sering juga Anda memompa ASI. Dengan begitu, produksi ASI biasanya akan semakin banyak dan lancar.
Secara garis besarnya, berikut aturan lama waktu penyimpanan atau cara menyimpan ASI perah sesuai dengan tempatnya.
Suhu atau temperatur ruang yang disarankan dalam penyimpanan ASI sebaiknya berkisar pada 25 derajat Celsius.
Dalam suhu tersebut ASI yang baru dipompa dapat digunakan sampai 4 jam. Sementara itu, untuk ASI beku yang disimpan pada suhu ruang sebaiknya digunakan selama 1-2 jam.
Jika Anda menggunakan cooler box, cara penyimpanan yang paling tepat yakni dengan memasukkan banyak es batu di dalamnya.
Cara ini akan membuat ASI di dalam cooler box dapat tahan lama selama beberapa jam.
Penyimpanan ASI dalam cooler box biasanya dipakai bila Anda sedang berada di luar rumah tapi tidak menemukan lemari pendingin.
Suhu ideal pada kulkas untuk menyimpan ASI adalah empat derajat Celsius atau lebih rendah, tapi sebaiknya tidak lebih dari 10 derajat Celsius.
ASI perah yang baru dan disimpan di dalam kulkas batas penyimpanannya yakni selama 5—8 hari.
Namun, untuk memastikan kualitasnya tetap terjaga, sebaiknya gunakan dalam kurun waktu tidak lebih dari 3 hari.
Sementara itu, penyimpanan ASI beku (thawing) di dalam kulkas yaitu sekitar 24 jam atau 1 hari.
Cara menyimpan ASI perah di dalam freezer yang dilengkapi kulkas sebaiknya pada suhu -10 derajat Celsius.
Jika freezer dengan kulkas ini terdiri atas 2 pintu, ASI segar yang baru diperah bisa disimpan selama kurun waktu 3—4 bulan.
Akan tetapi, bila freezer dengan kulkas hanya memiliki 1 pintu, lama waktu penyimpanan ASI segar hanya sekitar 2 minggu.
Lain-lagi, ASI beku di dalam freezer dengan kulkas yang telah dikeluarkan sebaiknya tidak boleh dibekukan kembali.
Cara menyimpan atau penyimpanan ASI di dalam freezer dibagi menjadi dua.
Di dalam freezer upright atau jenis freezer dengan pintu yang dibuka ke depan, ASI bisa tahan selama 6 bulan dengan suhu minimal -18 derajat Celsius.
Selama Anda menyimpan dalam freezer dengan cara yang tepat, ASI perah segar akan awet sampai dengan kurun waktu 6—12 bulan.
Sementara pada chest freezer atau disebut juga sebagai freezer box yang dibuka ke atas, waktu penyimpanan ASI bisa lebih lama lagi.
Ketahanan penyimpanan ASI pada chest freezer bisa awet selama 6—12 bulan dengan suhu minimal -20 derajat Celsius.
Selain itu, cara menyimpan ASI perah yang juga harus diperhatikan yakni hindari membekukan kembali ASI beku yang baru dikeluarkan dari freezer.
Di samping memerhatikan dengan baik seputar cara menyimpan ASI perah, jangan lupa untuk memahami juga aturan penyajiannya.
ASI yang disimpan dalam freezer tidak bisa langsung diberikan kepada bayi karena masih dalam kondisi beku.
Itulah mengapa Anda perlu menerapkan cara menghangatkan ASI atau mencairkan ASI perah beku sebelum memberikannya kepada bayi.
Untuk lebih ringkasnya, berikut aturan menyajikan dan menghangatkan ASI perah beku.
Biasakan untuk memilih ASI dengan tanggal penyimpanan lebih awal untuk disajikan. Dalam beberapa kasus, bayi mungkin menolak diberikan ASI yang telah lama disimpan maupun dibekukan.
Cara terbaiknya, pertimbangkan untuk mempersingkat waktu menyimpan ASI sesuai dengan selera bayi.
Mencampur ASI perah sebenarnya sah-sah saja. Hanya saja, tidak semua ASI perah segar bisa langsung dicampur dengan ASI yang sudah disimpan sebelumnya.
Meski sama-sama dipompa dari payudara, Anda bukan hanya harus mengetahui cara menyimpan ASI, tapi juga menggabungkan ASI perah beda waktu.
Berikut beberapa aturan penting yang harus Anda ketahui terlebih dahulu sebelum mencampur ASI perah berbeda waktu.
ASI suhu ruangan di sini berarti ASI yang diletakkan di dalam suhu kamar tanpa dimasukkan ke dalam kulkas atau freezer setelah diperah.
Pada kasus ini, Anda boleh langsung mencampur ASI perah segar ke dalam botol ASI suhu ruangan.
Dengan catatan, ASI yang di simpan pada suhu kamar tersebut belum basi dan masih dalam kurun waktu 24 jam.
Setelah digabung, Anda bisa langsung memberikannya pada bayi atau menyimpannya di dalam lemari pendingin.
Anda tidak dianjurkan untuk menggabungkan ASI perah segar dan ASI dari kulkas secara langsung.
ASI yang baru saja diperah harus didinginkan terlebih dahulu di dalam kulkas.
Selanjutnya, campur ASI yang baru diperah dengan yang telah disimpan di dalam kulkas sebelumnya di hari yang sama.
ASI yang baru saja diperah tidak boleh dicampur langsung ke dalam ASI yang telah dibekukan pada freezer.
Ini karena keduanya memiliki suhu yang berbeda sehingga ditakutkan justru dapat merusak komposisi alami ASI.
Sebagai solusinya, masukkan ASI segar yang baru diperah ke dalam lemari pendingin.
Ketika sudah dalam kondisi dingin, Anda baru boleh menambahkannya ke dalam botol susu berisi ASI beku yang dipompa pada hari yang sama. Proses ini disebut dengan layering.
Ketika Anda menemukan ciri-ciri atau tanda-tanda ASI perah sudah basi, sebaiknya jangan lagi menghangatkan dan memberikan ASI tersebut kepada bayi.
Ciri-ciri atau tanda-tanda ASI perah sudah basi, yakni berikut ini.
Pada dasarnya, ASI perah sama saja seperti susu sapi lainnya yang harus disimpan dengan baik untuk menjaga kualitasnya.
Jika Anda tidak memerhatikan aturan penyimpanan atau cara menyimpan ASI yang baik dan benar, tentu kualitas ASI perah lama kelamaan bisa menurun.
Kondisi inilah yang pada akhirnya dapat membuat kualitas ASI perah menunjukkan ciri-ciri atau tanda-tanda basi dan tidak layak minum.
Disclaimer
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar