Selama perjalanan menyusui, relaktasi memungkinkan seorang ibu untuk memulihkan produksi ASI setelah sebelumnya seret akibat kendala tertentu atau keputusan untuk beralih dari menyusui. Lantas, bagaimana cara relaktasi? Apakah ASI yang seret bisa lancar lagi? Yuk simak ulasan berikut, Bu!
Apa itu relaktasi?
Akibat kondisi tertentu, terkadang ibu terhalang untuk menyusui bayinya. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah pada ibu menyusui, seperti ASI yang tidak lancar atau tidak mau keluar sama sekali.
Oleh karena itu, dibutuhkan cara melancarkan ASI kembali yakni dengan melakukan relaktasi.
Jadi singkatnya, relaktasi adalah usaha untuk melancarkan kembali produksi ASI agar si Kecil mendapatkan cukup nutrisi.
Produksi ASI yang seret atau tidak lancar biasanya terjadi jika ibu sempat terpisah dengan bayinya dalam waktu cukup lama.
Kondisi ini misalnya saat ibu atau bayi harus menjalani perawatan di rumah sakit, situasi darurat, atau kondisi lainnya.
Saat bayi tidak menyusu dalam waktu beberapa hari atau minggu, biasanya ASI menjadi tidak lancar.
Hal ini karena payudara tidak terstimulasi oleh isapan bayi. Oleh karena itu, ibu membutuhkan relaktasi ASI.
Selain karena berhenti menyusui, relaktasi juga dapat dilakukan apabila ibu belum pernah menyusui bayinya sama sekali.
Hal-hal yang mendukung relaktasi
- Semakin muda usia bayi maka akan semakin memudahkan relaktasi.
- Relaktasi akan lebih mudah jika sebelumnya ibu sudah pernah menyusui dengan lancar.
- Semakin besar keinginan bayi untuk menyusu maka semakin memudahkan relaktasi.
- Sering melakukan relaktasi akan mendukung keberhasilan proses ini.
- Dukungan dari pihak keluarga akan membantu keberhasilan relaktasi.
Bagaimana cara relaktasi untuk melancarkan ASI?
Agar ASI bisa keluar lagi setelah beberapa lama seret, berikut ini adalah beberapa cara relaktasi yang bisa ibu lakukan.
1. Memperkenalkan kembali puting ibu ke bayi
Jika si Kecil tidak menyusu pada ibu dalam waktu yang cukup lama, besar kemungkinan ia akan mengalami ‘bingung puting’.
Hal ini biasanya terjadi jika bayi sudah terbiasa dengan dot atau empeng saat berhenti menyusu pada ibu. Akibat bingung puting, bayi menjadi tidak tahu cara menyusu yang benar.
Ibu dapat mengatasi hal ini dengan sesering mungkin menempelkan puting ibu ke mulut bayi, terutama saat ia lapar. Namun, pastikan agar si Kecil merasa nyaman dan tidak terpaksa.
2. Bangun kembali kedekatan ibu dengan si Kecil
Selain memperkenalkan kembali puting pada bayi, ibu juga harus membangun kembali ikatan dengan si Kecil. Tidak menyusu dalam waktu lama bisa jadi membuat ibu kehilangan bonding.
Membangun kembali kedekatan dapat ibu lakukan dengan cara memeluk bayi, memberikan ciuman, serta mendekatkannya pada dada ibu dengan mencoba berbagai posisi menyusui.
Dada ibu memberikan rasa nyaman pada si Kecil. Hal ini dapat membantunya kembali terikat pada kehangatan sang ibu.
3. Memompa payudara
Cara relaktasi lainnya yang dapat ibu lakukan adalah memompa payudara menggunakan alat pompa ASI. Ibu dapat menggunakan pompa elektrik atau manual sesuai dengan kenyamanan.
Usahakan memompa ASI setidaknya 2—3 jam sekali. Tujuannya agar payudara menjadi lebih sering terstimulasi dan membantu payudara untuk mengosongkan airnya.
ASI yang menumpuk pada payudara dapat membuat ibu menjadi tidak nyaman, bahkan dapat menyebabkan demam akibat payudara yang bengkak atau dikenal juga dengan mastitis.
4. Melakukan pijatan lembut
Selain memompa payudara, ibu juga dapat memberikan pijatan lembut pada payudara untuk merangsang ASI agar kembali lancar.
Lakukan pijatan dengan gerakan memutar mulai dari pangkal ASI hingga ke ujung puting. Hindari menekan payudara terlalu keras agar kelenjar ASI tidak sakit dan meradang.
Untuk melakukan pijatan, ibu dapat menggunakan minyak zaitun atau minyak esensial yang tidak berbau tajam. Selain itu, ibu dapat menggunakan handuk hangat agar payudara nyaman.
5. Meminta bantuan suami
Selain melakukan pijat payudara secara mandiri, ibu juga dapat meminta bantuan suami. Selain membantu melancarkan sumbatan pada kelenjar ASI, sentuhan suami juga dapat memicu hormon oksitosin.
Hormon oksitosin disebut juga dengan istilah hormon cinta. Hormon ini biasanya meningkat jika menerima rangsangan seksual.
Para ahli meyakini bahwa hormon oksitosin juga dapat memperbanyak produksi ASI dan membuat alirannya menjadi lebih lancar.
6. Mengonsumsi makanan perangsang ASI
Selain perawatan dari luar, ibu juga dapat merangsang ASI dengan bantuan nutrisi dari dalam yaitu dengan mengonsumsi makanan perangsang ASI, salah satunya adalah buah kurma.
Menurut penelitian dari Iranian Journal of Nursing and Midwifery Research, konsumsi kurma dapat memicu peningkatan hormon oksitosin pada ibu hamil dan menyusui.
7. Memperbanyak minum air putih
Selain mengonsumsi makanan perangsang ASI, dalam proses relaktasi ibu juga sebaiknya memperbanyak asupan air putih. Selain membuat tubuh menjadi tetap segar, air putih dapat menjaga suplai ASI.
Tidak hanya saat relaktasi, selama masa menyusui pun ibu perlu minum air putih dengan jumlah yang lebih banyak dari hari-hari biasa.
8. Kurangi pemberian susu melalui dot secara bertahap
Salah satu alasan mengapa bayi enggan menyusu kembali adalah karena ia sudah merasa tercukupi dengan pemberian susu formula atau ASI yang diberikan melalui dot.
Oleh karena itu, agar proses relaktasi berjalan lancar, ibu dapat mengurangi pemberian susu melalui dot secara bertahap. Tujuannya agar bayi termotivasi untuk menyusu pada ibu secara langsung sampai ia merasa kenyang.
Namun, dalam proses ini ibu harus menjaga asupan nutrisi si Kecil agar tetap tercukupi. Jangan biarkan si Kecil kelaparan demi menginginkannya menyusu pada ibu.
9. Tetap rileks dan hindari stres
Proses relaktasi tidaklah berlangsung secara instan. Agar ASI kembali lancar biasanya membutuhkan waktu hingga beberapa minggu, atau beberapa bulan dalam beberapa kasus.
Oleh karena itu, ibu harus bersabar dan tetap rileks dalam menjalaninya. Jangan sampai ibu menjadi stres akibat relaktasi yang tak kunjung berhasil.
Stres hanya akan semakin menghambat kelancaran ASI. Tetaplah optimis dan berpikiran positif sehingga kondisi emosional ibu lebih terjaga.
Berapa lama biasanya proses relaktasi?
Setiap ibu memiliki pengalaman yang berbeda-beda dalam melakukan relaktasi. Biasanya dalam waktu 2 minggu hingga sebulan, proses relaktasi sudah membuahkan hasil.
Namun, hal ini tergantung dari banyak faktor. Selain kondisi ibu dan bayi, hal ini juga bergantung pada berapa lama proses menyusui terhenti.
Para ahli menyatakan bahwa semakin lama durasi ibu berhenti menyusui maka membutuhkan waktu yang semakin lama pula agar ASI bisa keluar atau lancar lagi.
Keberhasilan proses relaktasi biasanya beragam. Ada ibu yang berhasil relaktasi hingga memenuhi asupan ASI bayi secara keseluruhan, sedangkan ada pula yang hanya berhasil memenuhi sebagian dari kebutuhan bayi.
Hal yang perlu ibu garis bawahi adalah tetaplah menyusui meskipun perlu bantuan susu formula. Memberikan ASI meskipun sedikit tentu lebih baik daripada berhenti sama sekali.
Selain itu, jangan enggan untuk berkonsultasi kepada dokter jika mengalami masalah atau keluhan tertentu selama menjalani relaktasi.
Kesimpulan
- Relaktasi adalah upaya penting yang memungkinkan seorang ibu untuk memulihkan produksi ASI setelah seret karena menghadapi berbagai kendala dalam menyusui.
- Berbagai metode seperti memperkenalkan kembali puting ke bayi, membangun kedekatan dengan si Kecil, memompa payudara, melakukan pijatan lembut, serta mengonsumsi makanan perangsang ASI dapat membantu kelancaran relaktasi.
- Dengan relaktasi, ibu dapat memastikan si Kecil mendapatkan nutrisi yang optimal melalui ASI, yang sangat penting bagi tumbuh kembangnya.
[embed-health-tool-vaccination-tool]