3. Obesitas
Anak-anak yang sering makan makanan manis akan lebih berisiko terkena obesitas jika tidak diimbangi dengan makanan bergizi seimbang.
Ini terjadi karena kalori dari makanan manis yang dimakan akan menumpuk di tubuhnya dan menyebabkan berat badan anak Anda bertambah.
Jika tidak terkontrol dan ditambah dengan aktivitas fisik yang kurang, berat badan akan terus menerus naik hingga menyebabkan obesitas.
Bahaya makanan manis ini tentu tak berhenti saat anak masih kecil. Anak-anak obesitas akan terus mengalami kondisi ini hingga dewasa jika pola makannya tidak diperbaiki.
Ia juga berisiko lebih besar mengalami masalah kesehatan, seperti penyakit kronis, asma pada anak, hingga anak depresi karena sering mendapat ejekan dari teman-temannya.
4. Penyakit kronis

Hal yang mungkin paling bahaya adalah timbulnya penyakit kronis pada anak akibat makan makanan manis yang berlebihan yaitu diabetes pada anak, terutama tipe 2.
Hal itu lebih mungkin terjadi bila anak mengalami obesitas akibat makan makan manis seperti yang disebutkan sebelumnya. Bagaimana penjelasannya?
Jaringan lemak pada tubuh anak obesitas bisa menyebabkan sel tubuh resisten terhadap insulin. Insulin itu sendiri dibutuhkan untuk mengubah gula darah menjadi energi.
Jika gula darah tak dapat diproses dengan baik, gula bisa menumpuk dalam darah dan menyebabkan gejala gula darah tinggi.
5. Menurunkan kemampuan belajar
Bukan cuma kesehatan fisik, anak yang terlalu banyak makan makanan manis bisa berdampak negatif pada kemampuan kognitifnya.
Ini termasuk kemampuan belajar dan memori hingga berdampak pada nilai akademis anak di sekolah.
Sebuah penelitian dari University of Montreal and Boston College menemukan fakta bahwa ada kaitan antara konsumsi gula berlebihan dengan penurunan memori dan kemampuan kognitif lainnya.
Sementara itu, penelitian lain menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi fruktosa (salah satu bentuk lain dari gula) dan kaitannya dengan penuaan sel.
6. Gangguan perilaku

Bahaya makanan manis juga bisa menyebabkan anak hiperaktif atau gangguan perilaku anak lainnya. Bagaimana bisa?
Setelah dicerna dan diserap, gula akan memasuki aliran darah dengan cepat. Hal ini memicu kenaikan gula darah secara drastis dan membuat Anak menjadi lebih aktif dari biasanya.
Berkaitan dengan hal tersebut, memberi makanan untuk anak tanpa gula tambahan diyakini bisa menjadi salah satu cara untuk memperbaiki perilaku anak yang hiperaktif.
Jadi, sudah menjadi tanggung jawab orangtua untuk memastikan bahwa makanan manis yang dikonsumsi anak berasal dari sumber yang menyehatkan.
Pilihlah makanan manis yang lebih baik, seperti buah-buahan. Anda pun bisa berperan lebih aktif dengan membuat camilan manis sendiri menggunakan bahan yang menyehatkan.
Dengan begitu, anak Anda akan terhindar dari bahaya makanan manis yang berlebihan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar