Jus sering menjadi pilihan bagi orangtua untuk anak yang enggan makan sayuran dan buah-buahan. Apalagi, jus umumnya diberi tambahan gula sehingga cenderung disukai anak-anak karena rasanya manis.
Ditinjau secara medis oleh dr. Carla Pramudita Susanto · General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Jus sering menjadi pilihan bagi orangtua untuk anak yang enggan makan sayuran dan buah-buahan. Apalagi, jus umumnya diberi tambahan gula sehingga cenderung disukai anak-anak karena rasanya manis.
Namun pertanyaannya, apakah konsumsi jus baik untuk kesehatan anak? Kapan dan seberapa banyak anak boleh minum minuman ekstrak buah ini?
Memasukkan jus ke dalam pola makan anak Anda boleh saja dilakukan.
Apalagi, jus yang berasal dari ekstrak buah-buahan dan sayuran masih mengandung sebagian besar vitamin, mineral, serta fitonutrien yang ada di dalamnya.
Dengan begitu, anak Anda bisa mendapat sebagian besar vitamin, mineral, serta nutrisi untuk anak lainnya yang berasal dari buah-buahan dan sayuran tersebut.
Meski begitu, Mayo Clinic menyebut, sebagian besar proses pembuatan jus dapat menghilangkan serat yang tersimpan di dalam buah-buahan dan sayuran.
Artinya, anak Anda tidak akan mendapat serat sebagaimana yang ia bisa dapatkan dari konsumsi buah-buahan dan sayuran utuh.
Di samping itu, jus juga mengandung gula yang secara alami berasal dari buah dan sayuran segar. Gula ini akan menjadi sangat pekat saat dibuat menjadi jus.
Belum lagi jika ada gula tambahan yang dimasukkan ke dalam jus. Gula tambahan ini umumnya akan menambah kandungan kalori yang ada dalam jus.
Bila dikonsumsi secara berlebihan, ekstra kalori ini bisa menyebabkan kelebihan berat badan pada anak serta kerusakan gigi.
Bahkan, mengonsumsi jus secara berlebihan juga bisa menyebabkan diare pada anak bayi dan balita.
Jadi, minum jus boleh saja dilakukan sesekali. Namun Anda perlu ingat, jus tidak sebaik mengonsumsi buah-buahan serta sayuran utuh dan segar.
Jus buah dan sayuran tidak akan pernah menggantikan keseluruhan nutrisi yang ada di dalam buah dan sayuran itu sendiri.
American Academy of Pediatric (AAP) tidak merekomendasikan jus buah dan sayuran untuk bayi atau yang berusia di bawah usia 1 tahun. Sebab, jus buah tidak memberikan manfaat nutrisi pada kelompok usia tersebut.
Selain lebih berisiko terhadap kerusakan gigi, memberikan jus pada bayi juga membuat bayi Anda lebih menyukai rasa manis daripada air biasa.
Anda boleh mulai memberikan jus buah dan sayuran bila anak sudah berusia 1 tahun ke atas. Lalu, berapa banyak jus yang boleh diminum?
AAP merekomendasikan, anak berusia 1-3 tahun boleh minum jus maksimal 120 mililiter (mL) atau sekitar setengah cangkir dalam sehari.
Sementara anak berusia 4-6 tahun maksimal 120-180 mL atau setengah hingga tiga perempat cangkir per hari.
Adapun untuk anak yang lebih tua hingga remaja atau yang berusia 7-18 tahun, konsumsi minuman ini boleh sebanyak 240 mL sehari atau sekitar 1 cangkir.
Jus memang tak menggantikan nutrisi yang sepenuhnya ada di dalam buah dan sayuran.
Namun, pada beberapa anak yang tidak dapat atau sulit makan buah dan sayuran secara langsung, mengonsumsi jus boleh saja dilakukan.
Meski begitu, ada baiknya Anda memperhatikan beberapa hal di bawah ini sebelum memberikan jus untuk anak, agar bisa memperoleh manfaatnya secara optimal serta mengurangi risiko yang tak diinginkan.
Jika anak suka minum jus jeruk bali, sebaiknya tidak berikan ini bersamaan dengan obat tertentu karena dapat mengganggu efektivitas obat.
Untuk pertanyaan lainnya terkait aturan minum jus bagi si kecil, sebaiknya konsultasikan lebih lanjut dengan dokter ya, Bu!
Sudah tahu aturannya, tetapi mungkin ibu masih bingung apa saja jus yang bagus untuk tumbuh kembang dan kesehatan anak Anda.
Nah, sebagai gambaran, berikut beberapa daftar buah dan sayur yang bisa ibu pilih dan olah menjadi jus.
Wortel mengandung ragam senyawa antioksidan, seperti beta karoten serta lutein dan zeaxanthin, yang dapat meningkatkan kesehatan mata serta memperkuat kekebalan tubuh anak.
Berkat manfaat tersebut, jenis sayuran untuk anak ini pun cocok bila Anda suguhkan dalam bentuk jus.
Banyak manfaat kesehatan yang bisa anak Anda peroleh dengan mengonsumsi jus tomat, misalnya likopen dalam tomat dapat membantu mengurangi risiko kanker pada anak.
Bahkan, melansir NutritionFacts.org, jus tomat memiliki kekuatan antioksidan dua kali lipat dari mengonsumsi tomat utuh secara rutin. Buah ini disebut bisa mengurangi risiko asma.
Apel memang sudah biasa menjadi salah satu resep jus untuk anak Anda. Namun, Anda juga perlu memahami manfaatnya.
Kandungan quercetin dalam apel memiliki sifat antioksidan dan anti-inflamasi. Sementara pectin dalam apel merupakan jenis serat larut yang membantu mencegah sembelit pada anak.
Selain rasanya yang segar, stoberi merupakan sumber serat dan vitamin C yang baik untuk kesehatan anak. Serat dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan anak Anda.
Sementara, vitamin C berperan dalam pertumbuhan anak serta perbaikan jaringan tubuh dan sistem kekebalan tubuhnya yang sehat.
Buah ini juga mengandung antosianin yang dapat membantu mengurangi risiko penyakit kronis.
Sekitar 92% kandungan dalam buah semangka merupakan air. Inilah yang membuat buah ini sering menjadi resep olahan jus untuk anak Anda.
Bukan sekadar cocok, nyatanya, buah semangka juga mengandung likopen yang dapat mengurangi risiko kanker dan penyakit jantung.
Ragam vitamin dan mineral di dalamnya juga penting untuk kekebalan tubuh dan fungsi saraf yang optimal untuk anak Anda.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Ditinjau secara medis oleh
dr. Carla Pramudita Susanto
General Practitioner · Klinik Laboratorium Pramita
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar