Sering melakukan tindakan tanpa mempertimbangkan risikonya sehingga seringkali menyebabkan masalah baik disengaja maupun tidak.
Anak dengan ADHD cenderung “bersumbu pendek” atau dengan kata lain mudah marah dan meremehkan orang lain.
Overaktif dalam hal ini maksudnya adalah sering melakukan gerakan yang berulang seperti menggoyang-goyangkan kaki, meremas-remas tangan, dan terlihat gelisah.
Faktor risiko gangguan perilaku pada anak
Penyebab gangguan perilaku seperti ODD, CD dan ADHD di atas masih belum dapat dipastikan. Namun, sejumlah hal berikut dapat menjadi faktor-faktor yang mungkin meningkatkan risikonya.
1. Jenis kelamin
Berdasarkan angka kejadiannya, anak laki-laki lebih banyak mengalami gangguan perilaku daripada anak perempuan. Namun masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antara jenis kelamin terhadap perilaku sosial anak.
2. Kondisi saat di dalam kandungan dan saat dilahirkan
Adanya gangguan saat hamil, kelahiran prematur dan berat badan lahir rendah diduga menjadi faktor yang meningkatkan risiko gangguan perilaku pada anak.
3. Temperamen
Anak yang sulit mengelola emosinya akan lebih mudah menunjukkan gejala gangguan perilaku sejak dini. Jika tidak segera diatasi, gangguan ini akan berpengaruh pada kepribadiannya.
4. Riwayat keluarga
Jika dalam keluarga terdapat riwayat gangguan perilaku, baik itu orang tua, kakek, atau anggota keluarga lainnya mengalami kondisi ini, maka risiko anak Anda mengalami kondisi tersebut juga semakin besar.
5. Kelemahan intelektual
Anak dengan disabilitas intelektual dua kali lebih berisiko mengalami gangguan perilaku.
6. Gangguan perkembangan otak
Melansir The Royal Children’s Hospital Melbourne, sebuah studi menunjukkan bahwa anak dengan gangguan ADHD mengalami masalah pada area otak yang mengatur konsentrasi.
Penyebab lain gangguan perilaku pada anak

Ketika anak Anda menunjukkan gejala gangguan perilaku, selain mewaspadai faktor-faktor risiko di atas, Anda juga sebaiknya memperhatikan penyebab lain yang mungkin dialami oleh si buah hati.
1. Anak mengalami masalah kesehatan
Meskipun umumnya gangguan ini disebabkan oleh faktor kejiwaan, tetapi tidak menutup kemungkinan anak Anda mungkin mengalami masalah pada tubuhnya. Misalnya, alergi terhadap sesuatu, gangguan pendengaran, atau efek samping obat-obatan.
2. Masalah di sekolah
Masalah di sekolah kadang terbawa hingga ke rumah. Ketika anak kesulit mengerjakan tugas atau memahami pelajaran juga dapat menimbulkan stres dan tekanan pada mental anak.
3. Pengaruh narkoba dan alkohol
Penggunaan obat-obatan terlarang dan minuman keras dapat berpengaruh terhadap kondisi psikologis anak. Sebaiknya Anda tidak lengah sebab usia berapapun dapat terkena masalah ini. Oleh karena itu, perhatikan dan pantau terus lingkungannya.
4. Perubahan dalam keluarga
Faktor ini juga merupakan hal yang sangat umum menyebabkan gangguan emosional pada anak Contohnya perceraian atau perpisahan orang tua, cemburu mempunyai adik baru, serta trauma pada kematian seseorang yang berarti.
Hal yang perlu Anda lakukan untuk menangani gangguan perilaku pada anak
Sebelum Anda mengambil langkah untuk menangani si buah hati, sebaiknya Anda evaluasi terlebih dahulu situasi dan lingkungan di sekitarnya. Ikuti tips-tips berikut.
1. Berbicara dengan temannya

Sebaiknya, Anda berbicara dan bertanya pada teman, kerabat atau guru anak Anda di sekolah apakah mereka melihat perilaku yang bermasalah dari anak Anda.
2. Dampingi anak saat mengalami masa sulit
Beberapa masa sulit mungkin dialami oleh anak seperti perceraian orang tua atau masalah di sekolah. Anda harus mencari cara demi mendukung anak melalui masa-masa tersebut agar bisa teratasi dengan baik.
3. Pantau tumbuh kembangnya sesuai usia
Cari tahu apa saja tahapan perkembangan sosial yang seharusnya dialami oleh anak di usianya. Apakah masalah emosi dan perilaku anak Anda termasuk normal atau tidak? Agar lebih jelas, Anda sebaiknya berkonsultasi dengan psikolog atau dokter tumbuh kembang.
Bagaimana penanganan terhadap gangguan perilaku pada anak?
Bila Anda menyadari si kecil mengalami gangguan emosional dan kepribadian, mungkin ini saatnya melakukan penanganan dengan melibatkan orang yang ahli di bidangnya seperti dokter tumbuh kembang anak, psikolog atau psikiatri.
Beberapa upaya berikut mungkin akan Anda perlukan.
1. Terapi perilaku dan kognitif
Pengobatan yang diberikan akan disesuaikan dengan kondisi dan penyebab gangguan perilaku pada anak. Para ahli mungkin akan menyarankan terapi khusus, seperti terapi perilaku kognitif yang tujuan untuk membantu anak mengendalikan emosi dan perilakunya.
2. Menambah wawasan
Selain penanganan pada anak, orang tua juga perlu menambah ilmu dan wawasan dalam pola asuh. Anda dapat mengikuti seminar atau membaca buku-buku yang berkaitan dengan masalah anak.
3. Mengubah pola asuh
Perubahan pola asuh dan komunikasi yang baik dengan anak akan sangat membantu untuk mengatasi masalah perilakunya.
4. Memberikan obat-obatan
Bila perlu, dokter atau psikiatri mungkin akan meresepkan obat-obatan tertentu untuk mengendalikan perilaku anak. Ini mungkin dilakukan jika anak melakukan perilaku impulsif yang berisiko membahayakan nyawa atau karena adanya masalah pada tubuh anak.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar