Penyakit diabetes tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga pada anak. Bahkan, berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kejadian diabetes pada anak usia 0-18 tahun meningkat sebesar 700% selama jangka waktu 10 tahun.
Ditinjau secara medis oleh dr. Damar Upahita · General Practitioner · None
Penyakit diabetes tidak hanya menyerang orang dewasa, tetapi juga pada anak. Bahkan, berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kejadian diabetes pada anak usia 0-18 tahun meningkat sebesar 700% selama jangka waktu 10 tahun.
Untuk mengantisipasi penyakit ini, Anda perlu memahami apa penyebab, gejala, dan bagaimana pengobatan diabetes pada anak.
Diabetes atau diabetes melitus adalah penyakit kronis di mana tubuh tidak dapat mengubah gula atau glukosa menjadi sumber energi. Ini mengakibatkan kadar gula dalam darah menjadi tinggi.
Bila tidak ditangani, gula darah yang tinggi dapat merusak jantung, pembuluh darah, ginjal, mata, serta sistem saraf selama bertahun-tahun. Kondisi ini juga bisa mengganggu tumbuh kembang anak Anda.
Secara umum, ada dua jenis diabetes yang terjadi pada anak, yaitu diabetes tipe 1 dan 2.
Masing-masing jenis diabetes pada anak ini memiliki penyebab yang berbeda. Berikut masing-masing penjelasannya.
Diabetes tipe 1 adalah jenis yang paling sering terjadi pada anak.
Kondisi ini terjadi akibat gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh anak menyerang pankreasnya sendiri sehingga fungsi pankreas terganggu.
Ini menyebabkan pankreas tidak dapat menghasilkan atau hanya memproduksi sedikit insulin, yaitu hormon yang berperan mengubah glukosa menjadi energi.
Tanpa insulin yang cukup, gula dapat menumpuk di aliran darah anak, serta menyebabkan berbagai masalah pada tubuh.
Berikut beberapa faktor risiko diabetes tipe 1 pada anak.
Jenis ini sebenarnya jarang terjadi pada anak. Namun, American Academy of Pediatric menyebut, jumlah anak yang mengalami kondisi ini meningkat seiring dengan meningkatnya kasus obesitas pada anak.
Berbeda dengan tipe 1, diabetes tipe 2 umumnya terjadi karena resistensi insulin, yaitu ketika tubuh kesulitan menggunakan insulin untuk mengubah gula darah menjadi energi, meski kadar insulin dalam tubuh normal.
Adapun penyebab jenis diabetes ini tidak begitu diketahui. Meski begitu, beberapa faktor berikut diyakini dapat meningkatkan risikonya.
Pada anak, jenis penyakit ini bisa terjadi saat ia berusia 10 tahun atau ketika usia remaja.
Sekilas, gejala diabetes tipe 1 dan 2 sulit dibedakan karena keduanya memiliki tanda yang mirip. Namun secara umum, diabetes pada anak memiliki gejala seperti di bawah ini.
Mengutip Mayo Clinic, berat badan turun bisa terjadi pada anak diabetes karena tidak ada pasokan energi dari gula.
Ini membuat jaringan otot dan simpanan lemak menyusut. Meski demikian, penurunan berat badan lebih umum terjadi pada anak yang mengalami tipe 1.
Diabetes memang tidak dapat disembuhkan. Namun, anak dapat menjalani hidup yang normal seperti anak-anak lainnya bila kadar gula darah dapat terkontrol.
Oleh karena itu, sebagai orangtua, penting untuk memantau perkembangan anak dengan kondisi diabetes.
Anda harus memerhatikan asupan makanan anak penderita diabetes untuk menjaga kadar gula darahnya.
Agar memudahkan, berikut beberapa cara untuk merawat anak dengan diabetes yang bisa Anda praktikkan.
Cek gula darah secara rutin adalah cara utama untuk memastikan kadar gula darah anak Anda tetap terkontrol.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda memiliki alat tes kadar gula darah di rumah untuk mempermudah pemeriksaan.
Penderita diabetes tipe 1 memerlukan pengganti insulin setiap harinya.
Oleh karena itu, Anda harus tahu dosis, jenis, dan cara memberikan insulin pada si kecil. Tanyakan pada dokter mengenai ketentuan penggunaan insulin untuk anak Anda.
Sama seperti anak-anak sehat lainnya, makanan untuk anak diabetes juga harus beragam dengan nutrisi anak yang seimbang.
Namun, Anda harus mengatur porsi makan anak serta mengurangi asupan berkalori tinggi untuk menjaga kadar gula darahnya.
Ajak anak untuk melakukan olahraga atau aktivitas fisik secara teratur dan jadikan itu sebagai bagian dari rutinitas harian.
Namun, ingat bahwa aktivitas fisik juga dapat menurunkan gula darah.
Jadi, bila anak Anda memulai aktivitas baru, periksa gula darah anak lebih sering dari biasanya sampai Anda belajar bagaimana tubuhnya bereaksi terhadap aktivitas tersebut.
Menjelaskan kondisi penyakit pada anak memang cukup membingungkan. Apalagi, Anda pun mungkin merasa sedih sekaligus marah dengan kondisi ini.
Namun sebagai orangtua, Anda tetap harus menjelaskan tentang kondisi yang sedang dialami oleh anak.
Berikut panduan untuk menjelaskan diabetes pada anak.
Ketika memberi pengertian pada anak, ia perlu waktu untuk mengerti dan mencerna pengetahuan baru. Jadi, Anda tetap harus bersabar dalam menghadapinya.
Catatan
Hello Health Group tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan.
Tanya Dokter
Punya pertanyaan kesehatan?
Silakan login atau daftar untuk bertanya pada para dokter/pakar kami mengenai masalah Anda.
Ayo daftar atau Masuk untuk ikut berkomentar