Rasa nyeri yang muncul karena suatu penyakit bisa mengganggu aktivitas. Pada kasus ringan, kondisi ini bisa diatasi dengan pengobatan rumahan, seperti istirahat cukup atau menempelkan kompres air hangat. Bila tidak cukup efektif, obat pereda nyeri tanpa resep di apotek bisa jadi pilihan. Namun, jika rasa nyeri yang dirasakan cukup parah, dokter mungkin akan meresepkan oksikodon (oxycodone). Berikut penjelasan lebih dalam mengenai penggunaan obat ini.
Oksikodon (oxycodone) adalah obat untuk meredakan nyeri sedang hingga berat. Sediaan tablet lepas lambat biasanya diberikan pada pasien yang mengalami nyeri parah yang perlu terapi opioid jangka panjang.
Sementara sediaan larutan minum hanya boleh diresepkan pada pasien yang mengalami breakthrough pain atau emergency pain. Breakthrough pain adalah rasa nyeri yang lebih parah dari nyeri kronis, sedangkan emergency pain adalah nyeri yang terjadi pada kondisi darurat.
Kemudian, ada juga sediaan injeksi yang diresepkan pada pasien dengan nyeri akut. Akan tetapi, obat oksikodon tidak direkomendasikan jika pasien memiliki masalah pernapasan, atau membutuhkan obat hanya pada situasi tertentu.
Pemberian obat juga dimulai dengan dosis yang paling rendah, terutama pada pasien yang belum pernah minum obat golongan opioid sebelumnya.
Dosis oksikodon
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Obat ini tersedia dalam bentuk kapsul 5 mg, 10 mg, dan 20 mg. Tersedia juga dalam bentuk tablet lepas lambat 10 mg, 15 mg, dan 20 mg.
Sementara untuk larutan minum adalah 5 mg/5 mL dan larutan konsentrat 10 mg/mL. Terakhir, sediaan injeksi 10 mg/mL.
Nyeri sedang sampai berat yang diberikan lewat injeksi intravena
Dewasa: lewat injeksi diberikan sebanyak 1-10 mg selama 1-2 menit, diulang tidak lebih dari 4 jam. Bila lewat infus, dosis awalnya adalah 2 mg/jam, ditingkatkan sesuai kebutuhan. Analgesia yang dikontrol pasien (PCA), dosisnya 0,03 mg/kg, diberikan dengan waktu penguncian minimal 5 menit.
Lansia: berikan dosis terendah dengan titrasi hati-hati untuk mengontrol nyeri.
Nyeri sedang sampai berat yang diminum
Dewasa: dosis awalnya 5 mg, diberikan setiap 4-6 jam dan dapat ditingkatkan sesuai kebutuhan. Untuk tablet pelepasan dosisnya 5-10 mg setiap 12 jam. Maksimal pemberian dosis adalah 400 mg/hari.
Nyeri sedang sampai berat yang diberikan lewat suntikan di area bawah kulit
Dewasa: lewat injeksi dosis awalnya adalah 5 mg setiap 4 jam. Bila diberikan lewat infus, dosis awalnya adalah 7,5 mg setiap hari disesuaikan dengan respons.
Lansia: Berikan dosis terendah dengan titrasi hati-hati untuk mengontrol nyeri.
Aturan pakai oksikodon
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan pada dokter Anda.
Obat oksikodon tidak boleh digunakan sembarangan. Ikuti arahan dokter atau aturan pakai yang terdapat pada label kemasan. Jangan menambah atau mengurangi dosis dari yang disarankan. Jangan tiba-tiba berhenti menggunakan obat, kecuali dokter menginstruksikannya.
Agar tidak ketinggalan dosisnya, cobalah untuk minum obat ini di jam yang sama setiap hari. Hindari mengunyah atau menghancurkan tablet obat. Jadi, telan obat dalam kondisi utuh.
Efek samping oksikodon
Seperti obat lainnya, penggunaan oksikodon bisa menimbulkan efek samping. Jika Anda mengalami efek samping apa pun, beri tahu dokter. Setiap orang sangat mungkin mengalami efek samping yang berbeda. Bahkan ada pula yang merasakan efek samping tidak disebutkan di bawah ini.
Beri tahu dokter jika Anda memiliki alergi terhadap obat yang mengandung opioid. Di samping itu, beri tahu juga dokter, jika Anda memiliki masalah kesehatan, terutama beberapa kondisi berikut ini.
Apakah obat oksikodon aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Penggunaan obat golongan opioid selama masa kehamilan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan ibu hamil sekaligus janin. Risiko buruknya antara lain bayi lahir prematur, pertumbuhan terhambat, bayi lahir dengan cacat tabung saraf, atau bayi mengalami cacat jantung bawaan, menurut situs Medline Plus.
Ibu menyusui juga kemungkinan akan memberi efek obat oksikodon yang diminumnya pada si bayi.
Oleh karena itu, jika Anda sedang hamil, berencana hamil dalam wakytu dekat, atau sedang menyusui, konsultasikan lebih dahulu dengan dokter sebelum menggunakan obat. Dokter akan mempertimbangkan lebih banyak manfaat atau risikonya terhadap penggunaan obat.
Interaksi obat oksikodon dengan obat lain
Jangan minum oksikodon jika Anda sedang atau telah minum obat inhibitor monoamine oksidase, yang digunakan untuk mengobati depresi dalam 14 hari terakhir.
Beri tahu dokter dan apoteker Anda jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan berikut.
Selalu beri tahu dokter dan apoteker jika Anda sedang mengonsumsi obat lain, termasuk tonik herbal ,seperti obat tradisional Tiongkok, suplemen, dan obat-obatan lain yang dibeli tanpa resep.
[embed-health-tool-bmi]
Catatan
Hello Sehat tidak menyediakan saran medis, diagnosis, atau perawatan. Selalu konsultasikan dengan ahli kesehatan profesional untuk mendapatkan jawaban dan penanganan masalah kesehatan Anda.
KMK No. HK.01.07-MENKES-350-2020 ttg Formularium Nasional. Farmalkes.kemkes.go.id. (2021). Retrieved December 10, 2021, from http://farmalkes.kemkes.go.id/unduh/kmk-no-hk-01-07-menkes-350-2020-ttg-formularium-nasional/?ind=1603933059802&filename=KMK%20No.%20HK.01.07-MENKES-350-2020%20ttg%20Formularium%20Nasional.pdf&wpdmdl=9094&refresh=618cd08637d5d1636618374
Team, C. (n.d.). Oxycodone – oral. Retrieved December 10, 2021, from https://www.mims.com/indonesia/drug/info/oxycodone/patientmedicine/oxycodone%2B-%2Boral
New FDA pregnancy categories explained. (n.d.). Retrieved December 10, 2021, from https://www.drugs.com/pregnancy-categories.html
Oxycodone: Medlineplus drug information. (n.d.). Retrieved December 10, 2021, from https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682132.html
Pregnancy and opioids. (2021, June 15). Retrieved December 10, 2021, from https://medlineplus.gov/pregnancyandopioids.html
Versi Terbaru
27/12/2021
Ditulis oleh Aprinda Puji
Ditinjau secara medis olehApt. Seruni Puspa Rahadianti, S.Farm.