Apakah Anda kerap merasakan nyeri pada kaki dan lengan setelah berolahraga atau beraktivitas fisik? Salah satu cara untuk mengatasinya ialah dengan menggunakan pentoxifylline.
Golongan obat: vasodilator perifer
Merek dagang pentoxifylline: Trental, Tarontal, Platof, Tioxad 400
Apa itu pentoxifylline?
Pentoxifylline adalah obat yang digunakan untuk mengatasi masalah aliran darah pada kaki dan tangan (klaudikasio intermiten) sebagai gejala penyakit arteri perifer.
Kondisi ini biasanya ditandai dengan nyeri atau kram otot yang kerap terjadi usai olahraga, berjalan jauh, atau aktivitas berat lainnya yang melibatkan kaki dan tangan.
Obat yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter ini bekerja dengan cara mengurangi kekentalan darah.
Setelah kekentalan darah berkurang, aliran darah akan kembali normal dan jumlah oksigen akan meningkat sehingga rasa nyeri perlahan menghilang.
Dikutip dari laman Medline Plus, pentoxifylline juga digunakan sebagai obat untuk ulkus kaki, stroke, high altitude sickness (penyakit ketinggian), gangguan mata dan telinga, serta nyeri akibat neuropati diabetik.
Namun, penggunaannya harus dikonsultasikan dengan dokter, terutama dengan kemungkinan risiko yang ada.
Dosis pentoxifylline?
Pentoxifylline tersedia di Indonesia dalam bentuk tablet salut, kaplet salut, dan cairan injeksi. Dosis yang diberikan oleh dokter akan disesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda secara keseluruhan
Dosis penggunaan pentoksifilin berikut hanyalah gambaran umum. Selalu konsumsi pentoksifilin sesuai aturan minum obat yang diberikan oleh dokter.
Klaudikasio intermiten
- Dewasa dan lansia, tablet: 400 mg 3 kali sehari. Dokter mungkin menurunkan dosis menjadi 2 kali sehari setelahnya.
- Dewasa dan lansia, cairan injeksi: pentoxifylline injeksi hanya diberikan di bawah pengawasan dokter atau tenaga medis. Umumnya dosis akan ditentukan menurut berat badan dan kondisi kesehatan Anda.
- Anak-anak: pentoxifylline tidak dianjurkan untuk digunakan pada anak-anak kecuali atas anjuran dokter.
Bagi orang-orang dengan penyakit ginjal, dosis pemakaian pentoksifilin mungkin akan dikurangi.
Anda akan mulai merasakan manfaat penggunaan obat ini pada minggu ke 2–4 setelah pemakaian. Akan tetapi, terkadang dibutuhkan waktu hingga delapan minggu hingga pasien bisa merasakan manfaat obat sepenuhnya.
Jangan pernah minum obat melebihi atau kurang dari dosis yang telah ditentukan. Selain itu, jangan menghentikan pemakaian pentoxifylline tanpa seizin dokter.
Aturan pakai pentoxifylline
Pastikan untuk selalu mengonsumsi obat sesuai dengan aturan pakai yang diberikan dokter. Setiap orang mungkin memiliki aturan pakai yang berbeda.
Berikut adalah aturan umum pengguna pentoxifylline yang harus diperhatikan.
- Minum obat bersama makanan atau sesaat setelah Anda makan untuk menghindari sakit perut.
- Telan obat secara utuh dengan bantuan air, jangan mengunyah atau menggerus obat.
- Apabila Anda lupa mengonsumsi pentoksifilin, segera konsumsi obat tersebut jika belum mendekati waktu dosis selanjutnya. Bila sudah terlalu dekat, abaikan dosis yang terlewat dan jangan menggandakan dosisnya.
Anda mungkin perlu memeriksa tekanan darah secara teratur saat menggunakan obat pentoxifylline, terutama jika Anda juga mengonsumsi obat jantung pada waktu yang bersamaan.
Efek samping pentoksifilin
Sama seperti obat-obatan pada umumnya, penggunaan pentoxifylline mungkin akan menimbulkan efek samping pada beberapa orang.
Beberapa efek samping pentoxifylline yang sering ditemukan di antaranya:
- sakit kepala,
- pusing,
- sakit perut,
- mual,
- diare, dan
- kulit kemerahan.
Apabila kondisi Anda tidak membaik atau diikuti gejala seperti berikut, hentikan penggunaan pentoxifylline dan segera hubungi dokter.
Efek samping setiap orang mungkin berbeda, termasuk yang tidak tertulis di atas. Jika Anda merasa tidak nyaman dengan efek samping obat ini, jangan ragu untuk menghubungi dokter.
Peringatan dan perhatian saat pakai obat pentoksifilin
Jangan pernah menggunakan pentoxifylline jika Anda alergi dengan obat ini atau bahan lain di dalamnya. Selain itu, Anda juga perlu memberitahukan pada dokter jika memiliki riwayat:
- penyakit ginjal, hati, atau jantung,
- stroke,
- tekanan darah rendah (hipotensi), dan
- kondisi medis yang meningkatkan risiko perdarahan.
Selalu sampaikan riwayat kondisi kesehatan Anda pada dokter, sebab ini mungkin akan berpengaruh pada dosis obat pentoxifylline yang perlu Anda konsumsi.
Jika sudah menerima pentoksifilin, simpan obat ini pada suhu ruangan. Hindari tempat lembap dan jauhkan dari cahaya matahari langsung.
Jangan menyimpan obat di tempat yang mudah dijangkau anak-anak atau hewan peliharaan Anda.
Selain itu, jangan membuang obat yang sudah tidak dipakai atau kedaluwarsa ke dalam toilet atau tempat sampah biasa. Konsultasikan dengan apoteker mengenai cara membuang obat yang benar.
Apakah obat pentoxifylline aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Pentoksifilin tidak disarankan untuk digunakan pada ibu hamil, sebab penelitian terhadap hewan menunjukkan adanya risiko pada janin.
Meski begitu, selalu konsultasikan hal ini pada dokter. Dokter mungkin akan mempertimbangkan risiko dan manfaatnya jika ibu hamil mengonsumsi obat ini.
Selain itu, pentoksifilin sebaiknya juga tidak digunakan oleh ibu menyusui. Pasalnya, obat ini memiliki risiko untuk terserap ke dalam air susu ibu (ASI).
Interaksi obat pentoksifilin dengan obat lain
Selalu beri tahu dokter atau apoteker Anda mengenai obat-obatan yang sedang atau pernah Anda konsumsi. Ini termasuk obat-obatan herbal dan obat tanpa resep dokter.
Penggunaan beberapa jenis obat secara bersamaan mungkin dapat mengurangi kinerja obat atau meningkatkan risiko efek sampingnya.
Berikut adalah jenis obat yang mungkin bereaksi dengan pentoxifylline.
- Obat diabetes, termasuk tablet dan insulin.
- Obat untuk tekanan darah tinggi.
- Antikoagulan (pengencer darah) seperti warfarin.
- Ketorolac.
- Teofilin.
- Ciprofloxacin.
- Obat untuk menghentikan pembekuan darah.
- Cimetidine atau obat maag lainnya.
Jika Anda sedang menggunakan obat-obatan di atas, dokter mungkin akan menghentikan pemberian pentoxifylline atau menyesuaikan dosisnya.
- Digunakan untuk mengatasi masalah aliran darah pada kaki dan tangan.
- Diberikan dalam bentuk tablet 400 mg, 3 kali sehari pada orang dewasa.
- Penggunannya tidak dianjurkan untuk anak-anak, ibu hamil, dan menyusui.
- Dapat berinteraksi dengan obat-obatan untuk penyakit ginjal, hati, dan jantung.
[embed-health-tool-bmi]